1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 37 Dia Sudah Mati

Kami mengikuti monyet melewati sebuah hutan, monyet kecil yang membawa jalan tiba-tiba berhenti di depan kami.

Sepertinya sudah tiba, tapi aku tidak menemukan ada yang aneh di sekeliling.

Monyet kecil melompat ke sana sini maju untuk membuka ranting pohon dan dedaunan yang tidak jauh di depan, tidak disangka di dalam ada sebuah gua yang tidak mencolok.

“Laura, cepat!” aku menarik Laura dan berlari ke dalam dengan cepat, setelah barusan masuk ke gua, sebuah bau mayat busuk sangat menyengat.

Aku berdiri di depan Laura, awalnya aku ingin menyuruh dia keluar, tetapi karena terlalu bau jadi tidak bisa berbicara, terpaksa aku mendorongnya untuk menyuruh dia keluar.

Tapi tampaknya tindakanku sudah telat, Laura sudah ikut aku masuk dan sudah melihat jelas sebuah mayat yang berbaring di dalam gua.

Ini adalah Jesse...

Laura menarik aku keluar dari gua gunung baru menghela napas: “Albert, jika tadi aku tidak salah melihat…”

Aku menganggukkan kepala: “Tidak, orang yang mati adalah Jesse.”

“Tapi di mana Hesti, gua itu begitu bau, Hesti tidak mungkin bisa berada di dalam, bahkan tadi saat kita masuk juga tidak melihat orang lain di dalam gua.”

“Tidak tahu, tadi aku sudah memerhatikan jika mayat Jesse belum mulai membusuk, mungkin dia mati dalam dua hari ini.”

“Menurutku jika Hesti menghilang mungkin adalah hal bagus, setidaknya bisa dikatakan dia tidak mati.”

Aku berpikir sebentar, yang dikatakan Hesti memang masuk akal.

Mereka berdua pada dasarnya bersama-sama, dan sekarang hanya ada mayat Jesse, jadi memang ada kemungkinan besar untuk membuktikan jika Hesti masih hidup.

Tapi jika dia masih hidup, dia seharusnya kembali ke rumah kayu kecil.

Meskipun semalam kami tidak berada di rumah kayu, mungkin dia bisa menunggu di sana.

“Laura, menurutmu apakah Hesti dalam bahaya, maka itu tidak bisa keluar dari hutan ini.”

Setelah aku berpikir lama, mungkin ini adalah kemungkinan terbesar.

Setelah tidak mendapat jawaban dari Laura dalam waktu yang lama, aku dengan aneh memiringkan kepala melihatnya, sejak kemunculan monyet kecil itu, Laura menjadi tidak fokus, seakan-akan dia tidak hanya tidak mendengar apa yang kukatakan, melainkan dia menundukkan kepalanya melamun melihat luka di lengan sendiri.

Betul, monyet kecil!

Aku jongkok melihat monyet kecil sambil berkata: “Monyet kecil, apa kamu tahu di mana Kakak Hesti?”

Tidak tahu apakah monyet kecil itu mengerti dengan perkataanku, sepasang mata yang besar menatapku, kemudian mengedipkan mata dan tidak tahu apa yang ingin dikatakannya.

“Laura, apa lukamu tidak apa-apa? Bagaimana jika…”

Kali ini Laura sudah mendengar perkataanku, dia baru merespon dan menjawab: “Mhm, sangat sakit. Bisakan antar aku kembali ke rumah kayu Julio untuk membalut luka dulu, kita sekaligus bisa mencari Hesti.”

“Albert, aku ini juga bukannya lemah, sekarang karena Yuri Mu juga sudah luka, jadi orang yang hanya bisa melakukan kegiatan yang kacau ini hanya aku saja, jadi... aku takut jika lukaku sudah infeksi dan tidak bisa menyentuh apapun akan merepotkan semuanya.”

“Betul yang kamu katakan, kita pulang mengobati lukamu dulu.”

Saat aku pulang dengan Laura, Julio bekerja sendirian, Yuri Mu tampaknya juga tahu jika dirinya sendiri sudah tidak bisa membantu melakukan apapun, jadi dia dengan panik duduk di atas batu tepi sungai melihat kami berdua.

Melihat kami berdua kembali, dia panik hingga bertatih-tatih dan bertanya: “Kemana kalian pergi, di pagi-pagi seperti ini sudah tidak melihat kalian.”

Aku menunjuk luka Laura dan berkata: “Yuri Mu, tolong kamu balutkan luka Laura.”

Setelah mengantar mereka berdua kembali ke kamar, aku pergi mencari Julio lalu menyuruh dia menghentikan pekerjaannya, karena ada yang mau kukatakan.

Empat orang berkumpul bersama, aku menghela napas dan berkata: “Tadi aku bersama Laura melihat bayangan Jesse di dalam gua.”

“Apa? Jesse sudah meninggal?” Yuri Mu berteriak keras.

Setelah menyadari kami bertiga sedang melihat dia, Yuri Mu berdehem berkata: “Mampus!”

“Yuri kamu jangan emosi dulu, kita semua tahu jika pria berengs*k itu memang pantas, tapi kamu dengar Albert mengatakan sampai selesai.”

Sebelumnya saat Julio menemani aku mencari Hesti, aku juga pernah menceritakan tentang masalah kami, kini Julio duduk di lantai menatap betis Laura yang di depannya tanpa mengatakan apapun.

“Pagi ini aku dan Laura kembali ke rumah kayu untuk pergi mengambil sisa barang, kemudian monyet kecil sebelumnya keluar dan membawa kami pergi ke gua di dalam hutan. Jadi kami melihat Jesse yang sudah mati, tetapi tidak melihat Hesti.”

“Betul! Tempat itu...”

Aku tiba-tiba teringat jika tempat ini adalah tempat pertama kali aku bersama Hesti melihat kelompok singa yang sedang memakan zebra, tetapi terakhir saat aku keluar dari gua, mereka semua tidak mengakui jika ada masalah ini, bahkan Hesti juga mengatakan jika dirinya tidak ingat ada masalah seperti ini.

Aku menceritakan semua ini kepada mereka, tetapi suasana tiba-tiba menjadi hening, seketika seluruh udara sudah memadat di udara.

“Apa...” saat aku baru ingin menanyakan apa yang terjadi pada mereka, Julio menusukku saat aku belum selesai mengatakannya, kemudian menunjuk belakang kamar.

Aku ikut dia ke belakang kamar, kemudian menyadari semua benda ini adalah benda yang pagi tadi kurencanakan untuk dibawa bersama Laura dari rumah kayu ke sini, lalu karena kemunculan monyet kecil, jadi kami meninggalkan benda ini.

“Julio, apakah semua ini kamu membawa kembali bersama dengan Yuri Mu.”

Julio menggelengkan kepala lalu menunjuk diri sendiri.

“Apa semua ini kamu bawa kembali sendiri?” aku mengatakan dengan terkejut, tiba-tiba aku teringat sesuatu yang lebih penting, “Julio, di mana lukisanku!”

Aku mengatakan sambil mencari setumpuk benda di lantai, tetapi malah tidak menemukan lukisan yang mau kucari.

Jangan-jangan Julio menganggap lukisan yang sudah basah sebagai kertas tidak berguna dan membuangnya.

“Julio! Di mana lukisannya! Di mana lukisannya?”

Aku sudah sangat panik tetapi Julio malah terlihat sangat tenang, dia merentangkan kedua tangannya menandakan jika dirinya tidak tahu.

“Julio, apa yang terjadi! Lukisan! Di mana lukisannya!” aku berdiri dan menggoyangkan Julio.

Aku memang tahu Julio dari dulu tidak ada emosional apapun, tetapi tidak tahu jika dia memang begitu tenang dalam menghadapi segalanya, aku sudah mau menggila, tetapi dia malah terlihat biasa saja.

“Julio!”

Tapi tidak peduli sepanik apapun juga tidak berguna, Julio menggelengkan kepalanya dan merentangkan kedua tangannya dengan mengartikan jika dirinya tidak tahu apapun.

“Laura!” aku kembali ke kamar, “Laura, Julio sudah membawa semua benda di rumah kayu kembali, tetapi lukisan sudah hilang! Aku mau pergi mencarinya!”

“Kamu tunggu aku ikut kamu pergi!” Laura mengatakan sambil ikut berdiri, dia belum bergerak tetapi malah sudah memanggil aku dan Julio.

“Eh bukan, Albert! Kamu tunggu, aku tanyakan beberapa pertanyaan kepada Julio.”

Aku memutarkan badan dan berteriak dengan tidak senang: “Kamu cepat tanya! Kamu tahu jika lukisan itu sangat penting.”

“Julio, apa kamu melihat lukisan itu saat mengambil barang?”

Julio tampak seperti sedang memikirkan sesuatu, dia tidak menganggukkan dan tidak menggelengkan kepala, sehingga Laura juga sudah menjadi panik.

“Cepat katakan Julio!”

“Semuanya jangan panik, mungkin saja dia sudah lupa, aku ikut dengan Julio mengambil barang, awalnya Julio tidak berencana membawa aku pergi, tapi aku yang ingin pergi sendiri, karena menurutku paling bagus jika bisa membantu sedikit, maka itu aku ikut pergi, tapi aku tidak melihat apapun…” Yuri Mu memotong pembicaraan.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu