1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 45 Pertarungan
Tidak lama, aku sudah menangkap seekor rusa liar di dalam hutan, dan juga sekalian mengambil beberapa rumput liar untuk wanita gemuk dan anak kecil bawa pulang.
Tangan kami bertiga membawa penuh barang, melihat kami pulang dengan tidak ada sedikipunt luka dan penuh dengan hasil buruan, kamp sana terdengar suara sorakan tidak kecil juga tidak besar.
Kebetulan dua kelompok lainnya sudah selesai bertengkar, jadi juga kebetulan menarrik perhatian semua orang di basecamp.
"Julio, hidupkan api unggun!" Melihat semua orang sangat senang, aku juga sedikit bersemangat, bersiap menunjukkan bakat untuk semua orang.
Tidak lama, daging rusa yang harum sudah matang, aroma harum memenuhi seluruh pulau, mata semua orang menatap ke arah kami, kami bahkan bisa mendengar suara orang menelan ludah.
Aku mengambil pisau militer memotong daging membagi untuk semua orang, semua orang di kamp melihat kami makan daging dengan lahap.
"woah, benar-benar lezat sekali, dua hari ini lelah sekali." Laura sedikitpun tidak menjaga citranya berbaring di atas lantai, "Albert, hanya saja tidak tau bagaimana dengan Yuri, dan juga Hesti...."
"Shh....."
Aku tidak menceritakan pengalaman kami kepada orang-orang ini, mereka juga tidak mungkin begitu pintar bisa memikir pengalaman kami, tentu saja mengira kami sama dengan mereka, korban dari kecelakaan ini.
Muncul pemikiran penuh dengan makan minum puas, beberapa hari ini memikirkan melarikan diri untuk bertahan hidup, dada Laura yang bergoyang beberapa kali muncul di depan mataku aku terus menahan kuat nafusuku, memaksa diriku untuk memikirkan hal serius, tapi saat ini.......
Aku baru saja ingin mendekati Laura menggendongnya masuk ke dalam tenda, dua kelompok orang lainnya di dekat kamp langsung berjalan kemari.
Mereka sepertinya sudah berdiskusi, barusan tadi masih seperti ingin sekali mengambil parang ingin saling membunuh, sekarang kami begitu muncul mereka sudah selesai bernegosiasi datang menghadapi kami.
"Teman, daging rusamu ini.....datang darimana?"
Aku tidak senang sekali mereka sudah menghancurkan nafsuku, tidak berdiri dan memutar bola mataku berkata: "Kenapa? Di dalam hutan ada makhluk, ingin makan sendiri pergi cari saja."
"Haha, tampaknya tubuh teman ini sangat bagus, begini saja, aku adalah anak walikota Slawi, sekarang aku resmi memperkerjakanmu, di pulau terpencil ini dapatkan seekor rusa untukku, pulang nanti aku beri kamu 20 juta untukmu, tidak dibatasi bagaimana."
Hahaha, sungguh lucu sekali.
Sekarang sampai di keadaan ini, semua orang masih tidak tau hidup atau mati, dia malah ingin menggunakan cek kosong untuk menipuku.
Aku melihat beberapa wanita lainnya meskipun sangat tertarik dengan percakapan kami tapi tidak ikut campur, hanya diam-diam menunggu kami membuat keputusan.
Laura jelas mengerti hatiku, tomat atau kentang apanya, apakah masih bisa lebih kaya dari keluarganya?
Aku ingat saat mengobrol Laura memberitahuku ayahnya bekerja di bank sentral negara.
Aku melirik Laura, melihat wanita ini saat ini juga bermalas-malasan, wajahnya sedikit merah, jelas sekali sudah ingin.
Tapi saat ini tidak hanya aku mengawasi Laura, aku tersadar dua pria ini juga melirik-lirik ke wanita di dalam kamp ku sini.
Meskipun mereka sana ada sangat banyak wanita, tapi kualitasnya tidak bisa dibanding, bahkan ada beberapa yang sangat jelek hanya saja di pulau terpencil, siapa juga tidak memilih.
"Pergi dari sini."
Aku dengan tidak berniat berbasa-basi dengan mereka, dengan dingin meninggalkan tamu.
Pria yang mengatakan dirinya adalah anak walikota jelas sekali belum pernah ditolak di depan umum, mendengar jelas perkataanku langsung emosi.
"Bajingan kamu bilang apa padaku, aku lihat kamu bisa memanggang daging saja, dikasi hati minta jantung ya, kamu ini si koki tak guna ini sampai ke pulau ini tinggal mati saja, aku bersedia datang kemari bernegosiasi untukmu sudah cukup memberimu muka, kamu......"
Orang itu berdiri di hadapanku tidak selesai berteriak, mendengar sampai hatiku kesal sekali, jadi tidak menunggu dia selesai berbicara, aku langsung berdiri berjalan ke arahnya dan meninjunya.
Tinjuan ini, aku sudah memperkirakan waktu baru memberinya, bisa dikatakan sangat membencinya.
Tidak ada menyangka aku orang yang tampak berpendidikan dan tidak banyak bicara bisa langsung meninju si anak walikota itu sampai terjatuh ke atas tanah, semua orang membelalakkan mata melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Orang itu terseok-seok merangkak berdiri dari atas tanah, dengan kesal berkata: "Tunggu apa lagi, masih diam saja, hajar dia!"
Benar saja, orang itu mau. memanggil bantuan.
"Lebih baik kalian pikir baik-baik!" Mumpung bantuannya belum datang, aku berdiri dan mengancam dengan suara pelan: "Sekarang sejauh ini pulau ini, hanya aku yang bisa mencari makanan, lebih baik kalian jangan menyinggungku, kalau tidak kalian menunggu mati saja!"
Orang itu berpikir perkataanku benar juga, hanya melototiku dengan tajam lalu tidak menyuruh bawahannya orang-orang itu kemari lagi, tapi berjalan balik sendirian.
Dalam hati tau, dia sekarang membiarkanku disini karena aku masih berguna, mungkin sekali besok setelah mereka merebut makanan yang aku dapat, mereka akan mencari cara untuk memukulku sampai mati atau membuatku ingin mencari makanan dan memasak untuk mereka.
Heng, masih belum tau besok siapa yang menghajar siapa.
Lagipula malam ini tidak ada apa-apa, barusan Julio sudah mendirikan tenda, aku memeluk Laura masuk ke dalam tenda, tidak lama langsung terdengar suara Laura terengah.
Sudah lama sekali tidak melakukan dengannya, jelas sekali gadis kecil ini nyaman sekali, sedikitpun tidak memikirkan banyak orang diluar, desahannya menggoda dan liar sekali, mendengarnya sampai membuatku tidak bisa berhenti ingin melakukan dengan beberapa kali lagi.
Setelahnya, dia berbaring di pelukanku dengan kelelahan.
"Aku lihat mereka tidak akan menganggap tidak terjadi apa-apa, besok siapa sangka masih akan kembali mencari masalah denganmu."
"Cari ya cari saja, mereka tidak takut mati, siapa lagi yang bisa menolong mereka."
"Besok kita ada rencana apa?"
"Sebenarnya aku merasa orang disini terlalu banyak, tidak aman bercampur dengan mereka, besok baru berdiskusi dengan Julio saja."
"Kamu tidak merasa Julio......" Laura memelankan suaranya, lalu tidak mengatakan apapun.
Tapi aku juga mengerti maksudnya.
"Benar, aku merasa sejak dia masuk ke dalam kuburan sudah mulai aneh....."
"Aku juga merasa, hanya saja tidak bisa mengatakan keanehannya dimana."
"Lagipula Julio tidak bisa diprediksi, tidak bisa tidak diwaspadai, tapi aku selalu ada perasaan, Julio harusnya tidak akan melukai kita."
"Kenapa......"
"Instingku saja, apakah kamu tidak merasa, setiap ada bahaya, selalu Julio yang memberi ide, dia menolong kita, dan juga dia sangat mengerti terhadap kondisi kecelakaan ini, sangat tenang........."
Novel Terkait
Husband Deeply Love
NaomiGet Back To You
LexyBlooming at that time
White RoseMr. Ceo's Woman
Rebecca WangAkibat Pernikahan Dini
CintiaAku bukan menantu sampah
Stiw boyAir Mata Cinta
Bella Ciao1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita