1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 70 Kembali ke goa
Tidak lama kemudian, perawat wanita paruh baya yang jujur dan tegas sebelumnya keluar dari kerumunan.
Setelah melakukan pemeriksaan dengan teknik profesionalnya, ekspresinya perlahan menjadi serius.
“Aku ingat kalian bilang Mina keracunan, apakah dia makan sesuatu yang aneh sebelumnya?”
Aku langsung mengisyaratkan sesuatu pada Alex.
Alex ragu-ragu sejenak, tetapi dia tetap mengeluarkan sepotong buah yang dibungkus kain dari ranselnya, dan menyerahkannya dengan ekspresi serius.
Perawat wanita terpengaruh oleh Alex, dia juga menjadi berhati-hati.
Dia membuka bungkusan itu dengan hati-hati, seketika, aroma aneh menyebar di udara, tanpa sadar, kesadaran semua orang menjadi tidak fokus, perawat wanita itu bahkan ingin memasukkan buah itu ke dalam mulutnya.
Aku tertegun, dan langsung buru-buru memperingatkan.
“Buah ini bermasalah, kalian semuanya sadarlah!”
Untungnya setelah meninggalkan hutan buah itu, khasiat buah yang memikat hati orang itu sepertinya melemah, mendengar peringatan aku, semua orang segera tersadar, mereka menatap buah itu dengan masih merasa ketakutan, dan mulai membicarakannya.
Perawat wanita menutup mulutnya, dan memutar buah itu untuk melihat dengan teliti.
Setelah beberapa saat, dia menggeleng, dan berkata dengan merasa sayang: “Aku tidak pernah melihat buah ini, tetapi khasiatnya untuk memikat hati orang benar-benar sangat istimewa, apakah Mina memakan buah ini?”
Aku mengangguk, ragu-ragu sejenak, dan juga mengatakan reaksi tikus setelah memakan buah itu.
Perawat wanita tertegun sesaat, ekspresinya menjadi lebih serius.
Mila yang berada di samping memandang Mina sambil menangis, dan kerapuhan di matanya terlihat jelas, “Albert, menurutmu.......akankah Mina menjadi seperti tikus itu?”
Dia bahkan tidak berani mengatakan kata “mati”, dia takut akan benar-benar terjadi pada Mina.
Aku menguatkan hatiku, dan sibuk menghiburnya: “Tidak akan, kamu jangan khawatir, ada aku di sini, pasti tidak akan terjadi apa-apa pada Mina.”
Perawat wanita membuka mulutnya, seperti sedikit ragu untuk berbicara, tetapi pada akhirnya dia tetap tidak mengatakan apa-apa, dan mengikutiku mengantar Mina ke dalam goa.
“Oh iya, apakah Hesti sudah siuman?”
Melihat Mila yang sangat khawatir, aku tidak tahan, aku langsung mengubah topik, dan bertanya dengan perhatian.
Mendengar ini, Mila baru meningkatkan semangatnya dengan paksa, mengecap bibirnya dan menggeleng, “Belum, Hesti......terus dalam keadaan koma.”
Setelah mengatakannya, dia memikirkan Mina lagi, dan mulai menangis lagi.
“Albert, menurutmu Mina tidak akan seperti Hesti, juga terus tidak sadarkan diri kan?”
Dalam suaranya ada rasa berharap, tetapi kali ini aku tidak bisa memberinya jaminan apa pun.
Bisa mempertahankan nyawa Mina saja adalah hal yang sulit, apalagi membuat dia sadarkan diri?
Mungkin dia juga tahu jawabanku, wajah Mila terlintas kesedihan.
Dia tersenyum pahit, tidak berbicara lagi, membawa aku berjalan ke ujung goa, mengulurkan tangan dan membuka tirai pintu sederhana yang terbuat dari kain perca.
“Kata perawat Hesti perlu istirahat di lingkungan yang tenang, jadi sengaja dibuat ruang kecil ini.”
Setelah mengatakannya, dia masuk, seperti sudah akrab dia memeras sebuah kain, dan mengelap wajah Hesti yang kemerahan, wajah yang seolah tidak berbeda dengan orang biasa.
Aku terdiam sesaat, lalu meletakkan Mina di sampingnya.
Ini adalah orang pingsan kedua di kamp, meskipun yang satu alasannya tidak jelas, dan yang satu lagi sudah diketahui karena keracunan, tetapi masalah ini tetap menambah tekanan pada kamp.
Aku dan Mila sudah selesai mengurus Mina, jadi berencana langsung kembali beristirahat, tunggu hari berikutnya baru membahas bagaimana menyelesaikan masalah ini.
Semalaman, semua orang di dalam goa tidak bisa tidur nyenyak.
Orang-orang yang pergi berburu dengan kita tidak ada satu pun yang kembali, termasuk Suzy.
Mereka......kemungkinan besar semuanya hilang.
Keesokan harinya, langit di atas goa mendung, semua orang memiliki wajah tenang, dan melakukan segalanya dalam diam.
Mila pagi-pagi buta sudah menjaga Mina, dan mengelap tubuhnya dengan lembut dan hati-hati, saat aku ke sana, dia sedang memegang kain di tangannya, tidak tahu apa yang sedang dia gumamkan.
Aku melihat Hesti dulu, melihat warna kulitnya kemerahan, sama sekali tidak seperti orang sakit, kekhawatiran dalam hatiku perlahan berkurang.
Kemudian melihat Mina, satu malam kemudian, kondisinya sepertinya semakin parah.
Aku memeriksa denyut nadinya, menyadari bahwa denyut nadinya awalnya memang sudah lemah, sekarang lebih lemah lagi, jika tidak merasakannya dengan teliti, hampir tidak terasa.
Hatiku terkejut, tetapi wajahku tetap tenang.
Mila menatapku dengan tatapan berharap, dia seperti ingin mendapatkan jawaban yang dia inginkan dariku, tetapi kondisi Mina benar-benar tidak baik, aku mengecap bibirku, pada akhirnya tetap tidak berbicara.
Mila peka, dia menunduk karena kecewa.
Dia menggigit bibir bawahnya, merendahkan suaranya, dan bergumam: “Dik, bagaimana ini? Kakak harus bagaimana baru bisa menyelamatkanmu?”
Aku melihatnya sampai merasa sedih, akhirnya aku berkata: “Mila, bagaimana kalau kita keluar dan mendiskusikannya, jangan mengganggu Mina dan Hesti di sini.”
Sebenarnya aku hanya ingin mencari alasan untuk mengalihkan perhatian Mila, tetapi dia benar-benar percaya, dia langsung menyelimuti Mina dan Hesti dengan selimut dengan benar, dan terus meminta maaf.
“Aduh, aku lupa perawat bilang kalian perlu istirahat.”
Setelah mengatakannya, dia berdiri, menatap Mina dengan lembut, dan berkata dengan hangat: “Mina maaf, aku harap kamu tidak menyalahkan kakak ya.”
Hatiku terasa sedih, aku buru-buru menutupi rasa sedihku, dan menarik Mila yang tidak rela untuk keluar.
Di luar goa, semua orang di kamp sudah mulai sibuk mencari buah, dan mencari makanan.
Aku menarik Mila ke suatu tempat yang tidak jauh dari goa, dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi aku melihat Alex berjalan kemari dengan menggendong mayat singa yang kuat di punggungnya.
Wajahnya berlumuran noda darah, tetapi tatapan matanya sangat santai.
Dapat dilihat, suasana hatinya bagus hari ini.
Orang-orang di dalam goa tiba-tiba tersentak dan semuanya keluar menyambutnya, beberapa dari mereka memuji Alex adalah pejuang berani.
Orang yang biasanya bertanggung jawab menyalakan api dan memasak sudah membawa hewan buruan di pundak Alex dari awal, dan berkata sambil tersenyum menyanjung: “Alex, kamu hebat sekali, mulai sekarang kamu bertanggung jawab atas makanan kami di kamp.”
Lelucon yang seperti palsu ini langsung membuat wajah Alex cemberut.
Dia berkata dengan mengerutkan dahi: “Maaf, aku memiliki kemampuan terbatas sendirian, tidak mampu bertanggung jawab atas seluruh kamp, yang paling penting, tetap harus mengandalkan usaha setiap orang.”
Setelah mengatakannya, kamp menjadi hening sejenak.
Tetapi Alex tidak peduli, berjalan ke arahku, dan berkata dengan pelan: “Albert, aku menemukan sesuatu, aku ingin membicarakannya denganmu secara pribadi.”
Mendengar ini, aku menjadi ragu.
Berbalik dan melihat Mila yang tidak fokus, pada akhirnya aku sedikit khawatir, aku berencana nanti baru pergi.
Tetapi aku malah melihat Mila tiba-tiba tersadar, dia berkata dengan lembut sambil tersenyum malu: “Albert, kamu berbicaralah dengan Alex dulu, lagi pula masalah Mina dan Hesti, juga tidak dapat diselesaikan untuk sementara waktu.”
Segera setelah mengatakannya, langsung terdengar suara jeritan yang tajam dari dalam goa, itu adalah wanita gemuk yang sebelumnya!
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiYama's Wife
ClarkMy Tough Bodyguard
Crystal SongHarmless Lie
BaigeCinta Yang Berpaling
NajokurataLoving Handsome
Glen Valora1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita