1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 41 Segel Kutukan

Setelah keributan hebat akhirnya api berhasil dipadamkan, goa pun berubah menjadi gelap.

Aku pagi-pagi sudah bersiap, melihat api padam langsung menggulung celana dan menginjak air dengan pelan.

Karena ditutupi suara aliran, di dalam goa tidak bisa mendengar suara langkah kakiku, malah aku bisa mendengar suara Julio menggeledah barang.

Sepertinya dia takut sekali dalam kegelapan, dengan buru-buru menggeledah tasnya sendiri dan mulai mencari, saat aku sudah sampai seberang melihat cahaya yang datang dari sana, hanya saja api tidak berubah warna, masih tetap warna semula.

Aku mulai mencari barang yang bisa dibakar, tadi waktu aku kemari juga sekalian membawa tasku kemari.

Kalau aku disini menyala terlalu cepat, pasti akan ketahuan oleh Julio, aku sekarang sudah mendengar suara erangan gelisahnya yang bergema di dalam goa.

Aku mencoba menenangkan diriku, pelan-pelan beradaptasi dengan kegelapan dan mencari mutiara cahaya malam, disini memang harusnya ada sedikit cahaya, tapi kali ini malah tidak sama, goa ini gelap sekali.

Apakah........ada yang mencuri mutiara cahaya malam?

Harusnya bukan Julio, sesuai reaksinya, harusnya sekarang dia masih tidak tau dibelakang adalah ruangan gelap, kalau tidak dia pasti sudah kemari dari awal.

Aku berjalan dengan pelan sambil meraba, sambil memperhatikan pergerakan Julio disana.

Harusnya dia juga sedang mencariku, aku sudah mendengar langkah kakinya mendekati ke arahku.

Tapi baru berjalan beberapa langkah, aku bisa mendengar suara dia berjalan ke lawan arah dengan buru-buru.

Tampaknya Julio mungkin tidak mengira aku berani berjalan ke dalam sendiri, mengira aku sudah berlari keluar.

Analisa Julio yang salah memberiku kesempatan untuk lanjut mencari mutiara cahaya malam, aku dengan berhati-hati menghidupkan api kecil, menggunakan api mulai mencari mutiara cahaya malam.

Bentuk ruangan gelap ini sepertinya sudah berubah, aku ingat awalnya disini masih ada sebuah meja, di atasnya terletak mutiara cahaya malam dan kotak kecil, harusnya masih ada mayat orang mati.

Sekarang setengah dari tempatnya sudah ditimbun dengan perhiasan emas perak, tidak jauh dari sini masih ada mayat yang belum membusuk, dan juga merupakan orang luar negri.

Apakah, di beberapa waktu ini masih ada orang asing yang datang ekmari?

Kami datang bolak balik ke pulau terpencil begitu untuk beberapa hari, malah tidak merasakan sedikit keanehan.

Dinding di ujung lain di dalam ruangan gelap masih tetap dipenuhi dengan lukisan dinding, aku samar-samar mengingat dengan apa yang aku lihat kemarin adalah sama.

Dan juga yang artinya, kamar ini masih tetap kamar yang sebelumnya, hanya saja mayat sudah berubah, perhiasan emas dan perak yang harusnya ada diluar juga dipindahkan ke dalam, tapi mutiara cahaya malam malah hilang.

Aku menahan bau busuk mayat pergi memegang tubuh mayat itu, mutiara cahaya gelap harusnya tidak padanya.

Entah kenapa, aku selalu merasa ada yang diam-diam mengawasiku, awalnya aku mengira Julio sudah mencari kemari, tapi menoleh tidak ada menemukan siapapun.

Bagaimana sekarang...........

Kalau menunggu Julio disini, kalau nanti dia mencari sampai kemari, masih bisa mengatakan padanya tadi tidak sengaja terpisah, tapi bagaimana kalau dia mengikuti pintu masuk pergi keluar mencariku.

Saat aku sedang berpikir, tiba-tiba terdengar suara aliran air.

Benar!

Tadi mata yang mengawasiku di belakang, bukan di atas tanah, tapi di dalam air.

Hanya saja karena tadi aku berjalan keluar dari air dengan segar bugar, jadi tidak menyadarinya.

Aku duduk di atas tanah melihat perubahan di dalam air, tidak berani bergerak.

Air mengalir semakin deras, suaranya juga semakin kuat, permukaan air membentuk pusaran yang sangat besar, aku bahkan merasakan ada daya tarik amat kuat di udara, seerti akan menarik orang masuk ke dalam sana.

Aku langsung menahan dinding di sebelah, takut diriku ditarik masuk ke dalam pusaran.

Tapi aku masih belum sempat bereaksi, hal aneh terjadi lagi, diikuti dengan beberapa batu kecil tertarik masuk ke dalam, lalu pusaran air semakin besar, daya tariknya malah menghilang, setelahnya, aku samar-samar mendengar suara wanita di dalam air.

Tuhan, jangan takuti aku, masa di dalam sana ada hantu wanita?

Tapi aneh juga, aku mengikuti Julio berjalan di sepanjang jalan ini tidak menemukan apapun, malah saat aku belum masuk ke dalam goa sudah bertemu ulat yang aneh.

Suara wanita ini semakin kuat, aku semakin penasaran.

Biasanya meskipun hantu, harusnya juga suara teriakan hantu, tapi suara wanita ini tidak hanya sangat enerjik, dan juga sepertinya ada rasa familiar.

Saat aku sudah yakin, wanita itu sudah merangkak keluar dari dalam air.

Tubuh wanita itu basah kuyup, kemeja yang tipis menepel pada tubuhnya, lekukannya indah dan anggun.

Jangan katakan apapun, tubuh hantu wanita ini bagus sekali.......

"Kamu kamu kamu........"

Awalnya aku ingin mengatakan.....

Kenapa orang cantik sepertimu bisa menjadi hantu......

"Ah!!!!" Kali ini tidak hanya dia yang berteriak, kami berdua sama-sama memanggil.

"Laura!"

"Albert!"

Dan bersamaan lagi, kami berdua sama-sama berteriak.

Detik selanjutnya Laura pun menangis, masuk ke dalam pelukanku menangis dengan pelan.

"Kamu pergi kemana dasar kamu brengsek. Kamu tau tidak aku sangat khawatir padamu!"

Aku memeluk tubuh Laura yang basah kuyup, hatiku tanpa alasan merasa sayang.

Tubuh Yuri juga bagus, tapi tidak sebagus Laura, temperamen Yuri juga bagus, juga sangat feminim, tapi Laura lebih spesial.

Jelas-jelas nona muda yang angkuh, saat ini seperti ini, membuatku sedih sekali.

"Jangan nangis lagi, jangan nangis lagi, bukankah aku sudah disini, tapi Laura bagaimana kamu bisa kemari."

Laura mendorongku sedikit, dengan manja berkata: "Kamu tau tidak, kamu sudah pergi 10 hari! Julio juga tidak kembali, kami dua orang perempuan di bukit liar pulau terpencil ini, apakah kami bisa tidak panik?"

"10 hari? Mana mungkin, jelas-jelas aku baru masuk kesini sehari. Laura, pasti goa ini bermasalah, kamu lihat, sekarang kamu juga sudah masuk, tunggu kita keluar nanti, kita tanya Yuri sudah berapa hari."

"Heng, hidup atau mati masih belum tau, masih berpikir keluar nanti mau tanya berapa hari."

"Aih, kamu jangan berkata seperti itu, kamu harus percaya padaku."

"Apakah kamu sudah melihat Julio, ngomong-ngomong ini dimana?"

"Aku dan Julio sudah terpisah......." Aku menceritakan dengan jelas kejadian sebelumnya dan setelahnya kepada Laura, beberapa waktu ini gadis ini masih tetap bersandar di dalam pelukanku seperti kucing malas.

Kalau bukan goa kosong ini dipenuhi dengan bau busuk mayat, aku sungguh tidak merasa sedang dalam ujung tanduk antara hidup atau mati, malah merasa lebih seperti kami berdua berjalan keluar tamasya.

"Laura, bajumu sudah basah, lepaskan dan pakai bajuku, kita dua tukaran, aku takut nanti kamu bisa flu."

"Aku.........." Melihat wajah gadis ini memerah, aku malah tersenyum.

Aku tau, meskipun kamu berdua sudah berhubungan intim, aku juga sudah melihat tubuh gadis ini, tapi dikatakan dengan terang-terangan pasti akan membuat gadis ini merasa malu.

Aku berdiri dan membalikkan badanku untuk melepaskan bajuku, tidak berarti aku akan menurut meskipun dia tidak membolehkanku memutar kepalaku.

Siapa menyangka.

Rasa dingin tiba-tiba mendekati punggungku, membuatku tanpa sadar menggigil.

Detik selanjutnya, aroma feminim, lengan yang putih terjulur dari belakang tubuh, suhu panas tubuh Laura sudah menggantikan rasa dingin, pelan-pelan menjalar di seluruh tubuhku.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu