1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
Tumben Alex banyak berkata, aku pun tertegun, lalu tertawa senang secara tidak sadar.
Baru bersiap untuk menghiburnya, tiba-tiba aku melihat sesosok orang yang tidak asing muncul di depan, namun sosoknya tersebut sangatlah tak terduga.
Seketika aku melupakan masalah yang berada dihadapanku dan berlari ke depan tanpa memikirkan apapun itu.
"Kapten, mengapa kamu berada disini?"
Aku mengingatnya dengan jelas, saat aku pergi, Suzy masih berada di sekitar gua. Namun mengapa ia bisa muncul disini dalam waktu yang singkat?
Hatiku pun merasa bingung, ekspresi wajahku juga menunjukkan kebingungan.
Suzy menggendong suar penentu lokasi lama di pelukannya, dan suara tadi berasal dari sini.
Ia terbata-bata, tidak ingin mengatakan yang sesungguhnya. Setelah aku terus bertanya, ia pun asal membalas. “Tak apa-apa, aku hanya ingin keluar untuk menenangkan diri.”
Apakah demi menenangkan diri, dirinya harus datang begitu jauh? Instingku tidak percaya.
Tapi melihat dirinya yang menutup mulut dengan tegas, aku pun mengetahui bahwa diriku tidak bisa mengetahui apapun darinya.
Di saat aku dan Suzy terdiam, Robert dan kedua budaknya juga berjalan mendekati dengan wajah yang menjijikan.
Mereka mengelilingi Suzy dan terus bertanya bagaikan lalat yang terus mendengung.
Suzy juga mengikuti mereka, mematikan suar penentu lokasi di tangannya dan berbincang ria dengan mereka dimana yang jarang sekali ditemukan pada dirinya.
Melihat ini, Robert agak terkejut. Wajahnya pun tampak semakin puas. Ia pun sengaja melirikku, bahkan niatnya untuk memancing sudah mau keluar dari pandangannya.
Aku memasang wajah cuek, tidak mengatakan sepatah katapun dan membawa Alex lanjut berjalan menuju hutan terdalam.
Alex sepertinya juga menyadari bahwa suasana hatiku kurang baik, jadi menepuk pundakku bermaksud untuk menghibur, tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Setelah berjalan sesaat, Suzy yang di belakang pun menjadi agak tidak sabar karena Robert mereka yang berisik, lalu ia pun mengejar diriku.
Melihat aku ditemani Alex, ia seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi wajahnya terlihat agak ragu, seperti ingin berbincang berduaan denganku.
Alex pun menyadari itu, lalu berjalan ke samping.
Ia memberi kode kepadaku melalui tatapan, seperti sedang menyuruhku untuk jangan terlalu memikirkannya.
Tapi ia sama sekali tidak tahu hubungan antarku dengan Suzy. Aku bahkan curiga, dimana sebelumnya ia sendiri yang menghilangkan suar penentu lokasi itu.
Suzy pun mempercepat langkahnya ke sampingku.
Ia diam-diam melirikku sekilas dan bertanya dengan nada tenang seperti biasanya, "Albert, kali ini tujuan kamu keluar itu untuk pergi berburu atau mencari orang?"
Padahal ini hanyalah sebuah pertanyaan biasa, tapi aku merasa ia ada maksud untuk coba-coba mengetahui pikiranku.
Aku dengan kesal mengerutkan dahi dan tidak sabar berkata, “Bukankah aku harus mencari orang dan berburu? Kamp kehilangan dua orang, apakah kamu tidak khawatir?”
Tampaknya Suzy merasa sedikit canggung.
Ia menunduk sambil memainkan suar penentu lokasinya, lalu membalas dengan kurang jelas, “Untuk apa khawatir? Seperti diriku, selalu memikirkan untuk membenarkan suar penentu lokasi ini, tapi apa gunanya aku membenarkan ini?”
Kata-katanya seperti memiliki makna lain, aku merenung sesaat, namun tidak terpikir apapun.
Suasananya terasa sedikit canggung.
Tak lama kemudian, Suzy terkekeh pelan, lalu mengalihkan topik pembicaraan, “Jangan berpikir terlalu banyak. Aku hanya bercanda denganmu. Sebenarnya aku datang kesini untuk membantu kalian mencari Mina dan Laura.”
Jadi inilah tujuan sesungguhnya!
Aku merasa agak lega, tapi hatiku tetap merasa adanya kejanggalan dari masalah ini.
Namun belum keburu untuk memikir lebih jelas lagi, di hadapanku tiba-tiba muncul sebuah Hugez yang bertubuh besar.
Semua orang pun menjadi rusuh, Robert dan kedua budaknya bahkan terkaget,merasa ketakutan hingga kakinya lemas, sehingga ucapannya terdengar tidak jelas.
"Rak, raksasa! Ia adalah raksasa yang menyerang kamp di hari itu!"
Aku segera menoleh dan melotot sekilas kearahnya, lalu menunjukkan jari yang terlarang. Tapi saat ini sudah telat, seekor Hugez itu telah menyadari keberadaan kita.
Aku mengumpat pelan dan langsung berteriak, “Masih tidak mau kabur?”
Hugez ini memang lebih kuat dari yang aku dan Hesti lihat sebelumnya. Dengan kemampuan yang kumiliki sekarang, aku tentu tidak dapat mengalahkannya!
Semua orang pun berpencar. Aku dan Suzy pun melarikan diri bersama ke hutan bagian terdalam.
Hal yang tak terduga adalah kecepatan Suzy saat berlari sangatlah cepat, sama sekali tidak seperti wanita yang lemah lembut.
Hal yang aku bingung mengenainya semakin banyak, tapi pada saat yang panik ini, bagaimana mungkin ada waktu untuk banyak memikirnya?
Aku mengatur nafas, sambil berlari secepat mungkin, namun aku tiba-tiba mendengar jeritan dari belakang dan itu adalah suara Robert!
"Albert, tolong aku!"
Jeritan yang menyedihkan itu terdengar di telingaku, lalu langkah kaki pelan-pelan melambat.
Suzy melihat kearahku heran, eskpresi wajahnya yang biasa datar tidak pernah menunjukkan perasaan, "Albert, jangan-jangan kamu ingin balik menolong Robert?”
Jelas ia mengetahui masalah diantara aku dan Robert, bahkan tidak begitu setuju dengan perilaku aku untuk balik menolongnya.
Tetapi itu juga adalah sebuah nyawa, meskipun aku tidak ingin menjadi seorang pendeta, tapi aku juga tidak ingin diam-diam melihat orang tersebut mati dihadapanku.
"Kapten, kamu kabur terlebih dahulu, aku ingin balik mencoba sekali lagi."
Setelah berkata, tanpa menunggu balasan Suzy, aku pun menoleh dan berlari kearah Robert.
Akan tetapi aku malah melihat Robert yang sedang bersembunyi di dalam lubang pohon dan terlihat sangat menyedihkan. Namun Hugez berdiri didepan lubang pohon tersebut, sambil membuka besar mulutnya yang penuh darah.
Entah juga apa binatang buas apa yang menggali lubang pohon itu dan hanya bisa menampung Robert sendiri. Namun jika dibanding dengan tubuh Hugez, lubang pohon ini tentu sangatlah kecil.
Mangsa yang dekat di mata tapi tidak bisa diperoleh, aku pun bisa mengerti betapa kesalnya Hugez itu.
Melihatku yang buru-buru datang kemari, kebahagiaan melintas sekilas di wajah Robert yang sedang menangis.
Ia berteriak, suaranya seperti sudah mau pecah.
"Albert, tolong aku, cepat tolong aku!"
Sebenarnya, Robert tidak berada di situasi berbahaya. Hanya saja Hugez menghalang lubang pohon tersebut, hingga dirinya tidak bisa keluar.
Aku dengan hati-hati bersembunyi di belakang pohon, lalu otakku berputar cepat, mencari cara untuk menjauhkan Hugez.
Namun aku yang terdiam malah membuat Robert berpikir aku tidak bermaksud untuk menolongnya. Tatapan matanya terlintas sekilas kelicikan, tapi saat ini aku sedang berusaha mencari cara lain, sama sekali tidak menyadari Robert yang mencurigakan.
Tiba-tiba, Robert berteriak seperti berada di ambang kehancuran, "Pergi kamu, pergi! Disana masih ada satu orang, jika kamu hebat, pergi tangkap ia saja dulu!"
Sambil berkata, entah darimana ia melempar sebuah barang dari lubang, lalu kebetulan barang itu mengenai mata Hugez.
Jeritan yang menyedihkan itu terdengar lagi, Hugez menutup kedua matanya lalu mundur satu langkah sambil terhuyung-huyung.
Robert pun mengambil kesempatan ini bagaikan kelinci yang pintar, melompat keluar dari lubang pohon dan berlari kearahku.
Saat mendengar kata-katanya, aku pun berkata gawat di dalam hati. Melihat ia yang terhuyung-huyung mendekatiku, aku pun mundur selangkah ke belakang dengan waspada.
Hugez dengan cepat tersadar kembali, lalu menggeram kearahku dan ia.
Aku hanya keburu melotot kearahnya dengan penuh amarah dan buru-buru kabur untuk menyelamatkan diri.
Di saat orang terjebak dalam situasi yang berbahaya, kemampuan yang tersembunyi pun bisa dipancing keluar secara tak terbatas. Saat ini, bisa-bisanya kecepatan Robert bisa dibanding denganku.
Ia terus menarik nafas kasar, sambil sering kali menoleh ke belakang.
Melihat jarak Hugez yang semakin dekat dengan kita, kekejaman terlintas sekilas di raut wajah Robert.
Hatiku mulai merasa waspada, tapi saat ini sudah tidak keburu lagi.
Robert dengan sengaja menendang sebuah kerikil ke bawah kakiku dan aku tersandung secara tidak sadar!
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinLelaki Greget
Rudy GoldUnperfect Wedding
Agnes YuJalan Kembali Hidupku
Devan HardiNikah Tanpa Cinta
Laura WangCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny Arianto1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita