1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
Tiba di kamp, Laura pun berdiri di tidak jauh sana, sambil memandang kita berdua penuh amarah.
Entah mengapa aku merasa agak takut. Tapi mengingat kejadian malam kemarin, aku pun sengaja mengabaikannya, lalu menarik Hesti berjalan ke arah lain.
Beberapa hari ini suasana kamp agak suram.
Aku juga tidak ingin mencari Hesti berburu, karena ciuman itu, hatiku masih merasa agak canggung.
Hari ini, aku keluar sendiri untuk berburu. Saat melewati semak-semak, aku mendengar suara omel seorang pria dari dalam sana. Di tengah-tengah sana juga terdengar suara tangis yang sangat tertekan. Suara itu terdengar sangat familiar.
Aku mengerutkan dahiku, berpikir-pikir lagi, lalu hati-hati mendekati suara tersebut.
Dan aku menemukan seorang pria yang menindih Cyndi di bawah pohon kering yang tidak jauh sana. Mulutnya terus mengomel dan tangannya sambil merobek pakaian tipis Cyndi yang menutupi dadanya.
Angin menerpa pelan beberapa kata umpatan yang kasar.
“Dasar jalang! Aku membiarkan kamu pergi ke kamp mereka untuk belajar, bukan untuk menikmati hidup!”
Setelah itu hanya terdengar suara nyaring dimana wajah Cyndi tertampar, sehingga meninggalkan jejak merah yang membengkak di sana.
Cyndi bersedu pelan, sambil menggoyangkan pinggulnya untuk membebaskan diri. Tapi ia pun ditindih lagi oleh pria itu, bahkan pakaian di tubuhnya juga terobek habis.
Kulitnya yang bening pun terpampang jelas di udara dan mata pria itu menjadi semangat.
Ia menyeringai pelan, mengulur tangan meraba tubuh Cyndi. Kata-kata mesum pun terus keluar dari mulutnya.
“Dasar jalang! Selama ini makan minum enak, sehingga kulitnya menjadi baik. Sendirian begitu lama, apakah kamu perlu Kakak untuk memuaskanmu?”
Setelah itu, ia melepaskan celananya dan mulai beraksi.
Cyndi langsung mulai menggila untuk membebaskan diri. Tampak jelas bahwa ia tidak senang diperlakukan seperti itu.
Hanya menemukan dirinya yang berusaha mendorong pria itu, lalu berlari kearah dimana aku berada sambil menutupi dadanya. Pria itu mengumpat dengan suara pelan, kemudian datang mengejar setelah memakai celananya.
Aku baru sekarang melihat jelas wajah pria itu dan ia adalah putra dari wali kota di kamp sebelah itu, Robert Zhang!
Robert pun menerkam Cyndi hingga jatuh ke tanah, lalu menampar wajahnya berkali-kali.
Melihat Cyndi yang akhirnya pasrah dan tidak lagi bergerak, ia baru menghela nafas, lalu membuang ludah pada wajahnya. “Dasar jalang, jangan tidak tahu diri. Kamu harusnya merasa beruntung karena aku mau berhubungan intim denganmu!”
Seketika aku mengerutkan dahiku.
Tidak perlu bahas diriku yang memang kurang suka Robert, bahkan kalau bukan dirinya yang berada disini, aku juga memutuskan turun tangan untuk menolong Cyndi.
Lagi pula wanita ini memang ingin masuk ke dalam kamp-ku, bahkan juga tidak mengikuti perintah Robert asal bertindak setelah masuk ke dalam. Dengan hal tersebut, aku juga harus menolongnya!
Hingga sekarang, aku pun langsung berlangkah besar, lalu menarik Robert menjauh tubuh Cyndi dan melemparnya keluar.
Robert terlempar keluar hingga dirinya kebingungan, lalu ia pun marah besar. “Sialan, ada siapa yang berani mendorongku?”
Mendengar ucapannya, aku pun mendecih pelan, lalu memasang wajah datar berkata, “Aku lah melakukannya, ada apa? Apakah kamu memiliki pendapat?”
Kedua mata Robert seketika membelalak besar.
Ia menarik nafas kasar, kedua matanya memerah, tampaknya ingin memberi ajaran kepadaku.
Aku langsung menggulung lengan pakaianku, dan menunjukkan otot bisepku yang makin kuat karena latihan hari demi hari, serta memandangnya dengan tatapan mata yang kejam.
Robert seketika panik dan takut.
Ia pun bangkit kembali sambil menepuk pantatnya, lalu menunjuk hidungku, pura-pura menakutiku. “A-albert, kamu tunggu saja. Aku akan mencari orang untuk memberi ajaran kepadamu!”
Kata-katanya sama saja seperti siswa sekolah dasar yang mengeluh kepada orang tuanya.
Aku mendengus pelan, lalu berlangkah ke depan.
Tetapi langkah ini membuat Robert terkejut, hingga mundur ke belakang.
Ia buru-buru menarik kembali jari yang menunjukku, lalu terbata-bata lama, tapi akhirnya ia juga tidak mengatakan apapun dan kabur begitu saja.
Melihat punggung kepergiannya yang menghilang di tengah hutan, aku pun berbalik badan kearah Cyndi. Aku baru saja ingin mengatakan beberapa kata, tapi tiba-tiba terkejut akan adegan yang muncul di hadapanku.
Saat ini, Cyndi sedang terbaring diatas rumput dengan keadaan telanjang.
Ia sepertinya telah kehabisan tenaga karena usaha untuk membebaskan dirinya, bahkan tidak mampu untuk berbalik badan menutupi tubuhnya.
Tapi ia juga tidak tersinggung tubuhnya yang dipandang habis olehku. Ia hanya mengejap kedua matanya sambil terisak pelan.
Aku menghembuskan nafas, melepaskan jaketku menutupi tubuhnya dengan erat. Kemudian, aku ingin menarik lengannya untuk membantunya berdiri kembali.
Tapi detik selanjutnya, tenaga tangan mendadak berat. Tanpa kusadari, aku pun terjatuh di lantai karena tarikan Cyndi.
Cyndi berdeham pelan, tapi tenaga di tangannya masih saja tidak berkurang.
Ia melingkari pinggangku pelan-pelan, lalu bergumam. “Albert, kamu miliki saja diriku...”
Suara seraknya terdengar sangat istimewa, nafas hangatnya mendarat di leherku, ditambah tubuh bagian bawahku memiliki alat yang menonjol, seketika diriku pun kehilangan akal sehat.
“C-cyndi, apa yang kamu katakan?”
Aku baru saja selesai berbicara, dan menyadari bahwa suara beratku agak mengerikan.
Tubuh wanita itu memancarkan aroma yang unik, rasa sentuh yang licin membuat hati orang berdebar. Aku hanya merasakan semua rasa panas seketika meluncur ke suatu tempat di bagian bawah tubuhku. Aku pun ereksi secara tidak sadar.
Cyndi tentu juga menyadari perubahan bagian bawah tubuhku, lalu terdengar suara kekehan merdu di telingaku.
“Albert, kamu sudah ereksi.”
Suara seraknya terdapat maksud canda, tapi aku malah mendengar rasa sedih dan tak berdaya.
Bagai air dingin yang mengguyur dari kepala hingga tubuh. Aku pun berusaha menahan diriku, lalu bangkit kembali dari atas tubuhnya dan menolaknya tanpa ragu. “Cyndi, kamu tidak perlu seperti itu.”
Cyndi mematung, lalu wajah genit yang disengajakannya pun menjadi kaku.
Sebenarnya aku dapat mengerti tingkah lakunya, tapi aku tidak dapat mengakuinya.
Aku berdiri dan mundur ke belakang beberapa langkah, sambil melihatnya yang terkejut dan berkata. “Cyndi, kalau kamu sudah memutuskan untuk bergabung dalam kamp-ku, maka kamu boleh tenang saja, karena aku menganggap semua wanita itu sama. Aku pasti tidak akan seperti Robert yang membiarkan kalian menukar makanan dengan tubuh kalian.”
Mungkin karena tatapanku yang terlalu tulus dan kata-kataku yang tegas, ataupun rasa tidak berdaya dan rasa sedih milik Cyndi telah mencapai puncaknya.
Pokoknya ia tertegun sesaat, lalu detik selanjutnya, aku hanya terdengar suara dimana air matanya yang bagai banjir mengalir kencang dari matanya.
Aku seketika panik, lalu maju dan sibuk membantunya mengelap air mata, sambil menghiburnya lembut. “Cyndi, k-kamu jangan nangis.”
Tapi tangisannya semakin kencang, air mata dan ingus pun tercampur bersama.
Aku mengerutkan dahi dengan tak berdaya, lalu membungkuk untuk membantunya bangun dan merapikan pakaiannya bagai merawat seorang anak kecil, bahkan mulutku masih setia untuk menghiburnya dengan beberapa kalimat.
Cyndi mengelap air matanya dan terisak.
Ia menutup bibirnya melirikku, lalu memelukku kuat dan berkata dengan suara tangis. “Albert, a-apakah kamu akan memandangku rendah?”
Suara itu penuh dengan ketidakamanan dan kelemahan. Aku seketika tercengang dan mengerti apa yang dipikirkan Cyndi.
Oleh karena itu, aku menghela nafas dan menjaminnya dengan tulus. “Cyndi, kamu tenang saja. Aku tidak akan memberitahu siapapun tentang kejadian hari ini.”
Novel Terkait
Akibat Pernikahan Dini
CintiaLoving Handsome
Glen ValoraHarmless Lie
BaigeThis Isn't Love
YuyuLove And War
Jane1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita