1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
"Layla, Arthur, Albert, kalian di kuil ninnaji tidak bagus-bagus latihan, malah melakukan hal yang tak bermoral ini, hari ini, sekarang, saat ini juga! Kalian semua turun ke bawah gunung sana, selamanya tidak boleh naik ke atas gunung untuk berlatih lagi!"
"Kenapa, kamu melihat aku mempunyai hubungan dengan dua pria jadi menjadi cemburu? Kalau tidak, kita juga boleh coba, kuil ninnaji selalu merumorkan sifat guru ketiga tidak baik karena seni bela dirinya tidak begitu bagus, di bidang itu.....juga tidak begitu bagus.........."
Layla sungguh hebat, sudah seperti ini begitu banyak orang melihatnya berantakan masih ada mood untuk mempermainkan pria, terlebih pria itu adalah guru ketiga yang berhati busuk dan bermulut bisa.
Tapi setelahnya aku baru tau, Layla datang dari daerah pusat kota, keluarganya kaya dan berkuasa, nona besar ini ribut dengan orang keluarganya, makanya lari ke kuil ninnaji untuk menjadi murid, alasan pertama kemari karena merasa disini ada banyak kakak ganteng yang memudahkannya untuk bermain.
Mengenai pria itu yang awalnya melihat kami melakukan, juga hanya salah satu dari prianya saja.
Yang membuatku melotot adalah, aku melihat dengan mataku sendiri bagian bawah guru ketiga juga perlahan-lahan berdiri.
"Aiyo....." Layla tertawa dengan suara pelan, di hadapan kami berdua langsung mengulurkan tangan masuk ke dalam celana guru ketiga dan memegang bagian bawah tubuhnya.
"Tampaknya........rumor yang beredar tidak bisa dipercaya, guru ketiga kita..........juga lumayan normal, hanya tidak tau waktu dan frekuensi saja......."
Nada bicara Layla sangat menggoda, bahkan aku yang mendengar saja sudah tidak tahan lagi, memang benar, guru ketiga juga pria normal, tubuh telanjang seindah ini bergantung di atasnya, siapa yang bisa menahannya.
Dia langsung melepaskan jubahnya dan membungkus tubuh Layla, dengan satu tangan menggendongnya keluar, sama sekali tidak mempedulikan kami berdua.
"Berhenti!"
Melihat situasi ini berakhir seperti ini, aku baru berencana pergi, malah dipanggil berhenti oleh pria bernama Arthur itu.
Dia mau apa lagi?
Ini harusnya bisa dilihat bukan, ini tidak ada hubungannya denganku, Layla si wanita itu terlalu liar, kenapa, sungguh ingin berkelahi denganku?
"Kenapa kamu.............."
Perkataanku masih belum selesai, pria itu sudah berjalan kemari menarik tanganku, dengan ramah berkata: "Kita juga termasuk tidak saling kenal, apakah sobat bersedia untuk pergi minum denganku?"
Pria ini malah aneh sekali, tadi sangat membenciku, kenapa sekarang malah ingin keluar minum denganku?
"Kamu......" Aku awalnya ingin menolak, tapi memikirkan tasku masih di kamar mereka, dia mengajakku pergi minum, kebetulan bisa sekalian mengambil tas itu kembali.
"Baik, aku awal datang ke kuil ninnaji tidak ada teman, karena kamu sudah mengundangku, tentu saja aku terima."
Dia melihatku sudah setuju, dengan senang membantuku merapikan baju dan juga dengan ramah menyeret tanganku dan berjalan keluar.
Setelahnya aku baru tau, cara pandang penduduk asli dengan orang luar memang berbeda, sederhananya adalah kebiasaan rakyat disini terbuka, jadi semua orang seterbuka itu, hanya hal ini saja aku sangat menyukai sini.
Sesampainya di kamar yang semula itu, Arthur mengeluarkan sayur dan bir mulai melayaniku.
Sepertinya kemampuan minum Arthur tidak begitu bagus, di tambah hari ini dia juga sudah marah, dia minum dengan cepat, tidak lama wajahnya sudah semerah pantat monyet.
"Sobat, coba kamu bilang, wanita ini sebenarnya mau apa."
Aku mengangkat gelas dan meneguknya sampai habis: "Aku mana tau, tapi kalau wanita yang kamu katakan itu adalah Layla, maka aku tau, dia pasti suka seks."
Mendengar perkataanku, wajah Arthur yang awalnya merah sekarang semakin merah.
"Aku, aku........sobat, aku bisa memberi apapun yang kamu mau, coba kamu katakan kepadaku, bagaimana aku bisa berubah sepertimu."
Saat itu aku masih tidak mengerti maksudnya, aku mengira perkataan Layla yang dia tidak bisa benar adanya, jadi bertanya cara padaku, melihat dia sudah mabuk, sebenarnya aku juga sudah pusing, sampai berjalan di sebelah kompartemen menarik tasku keluar, mengeluarkan sekotak viagra untuk Arthur.
"Mari sobat, tidak tau apakah kalian sini ada atau tidak, kamu coba obatku ini, besok kamu makan, setelah makan langsung tarik Layla coba, jamin dia akan puas!"
Arthur mendengar perkataanku sepertinya sangat senang, mengulurkan tangan dan menerima viagra dan melihatnya sangat lama, lalu dengan serius memasukkan ke dalam sakunya lalu mengangguk kepadaku, tampaknya memang tidak pernah melihat barang ini, sudah lupa bertanya padaku kenapa mengambil tas itu.
"Baik sobat, kamu setia sekali, tunggu Layla kembali aku langsung coba dengannya!"
Lihat situasi ini pria itu sedang kebingungan, berdiri mengangkat tasku sendiri mau pergi, malah dihentikan olehnya.
"Sobat, ayo minum lagi. Kenapa sudah mau pergi?"
"Tidak lagi, tidak lagi, dua hari ini aku akan meninggalkan kuil ninnaji, harus kembali membereskan barangku."
Sebenarnya aku tidak ada barang yang mau dibereskan, tidak lain karena sudah mengambil tas ranselku maka ingin cepat pergi.
Arthur sambil berbicara langsung melepaskan bajunya, menunjukkan perut sixpacknya, hanya melihat tubuh ini tampak sangat megah.
"Sudahlah, sudahlah, menurutmu kita berlatih seni bela diri disini, bukan untuk bertengkar dengan teman setelah sudah mahir."
"Itu bukan apa-apa, kuil ninnaji selalu ada kebiasaan ini, dan juga sebelum murid meninggalkan sini harus bertengkar dulu baru pergi, membiarkan semua orang melihat hasil kamu belajar disini, aku merasa kamu boleh memilihku."
"Sobat, meskipun di segi hal itu aku mungkin tidak sekuatmu, tapi segi hal bertengkar aku sangat percaya diri terhadap diriku sendiri!"
Kalau Arthur tidak memberitahuku, aku memang tidak tau tentang hal ini, kalau seperti yang dia katakan, bagus juga kalau memilih dia, semuanya adalah orang kenal juga lebih mudah belajar.
Dan juga dia terus membujukku, aku juga segan memalukannya.
Sejak itu, aku berjanji dengan Arthur lalu kembali ke kamarku sendiri.
Memeriksa barang yang ada di dalam tas ransel memang tidak ada yang hilang, pun mulai lanjut berlatih pikiran, berharap bisa mempelajari kemampuan lebih tinggi sebelum meninggalkan kuil ninnaji.
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuKembali Dari Kematian
Yeon KyeongInnocent Kid
FellaAdieu
Shi QiThe Great Guy
Vivi HuangCintaku Pada Presdir
NingsiThe Richest man
Afraden1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita