1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja

Hari kedua aku berjalan pincang-pincang mengikuti Laura dan Yuri untuk pergi cari tanaman obat, Laura bilang dia mengenalinya, hari itu melihat suatu tanaman obat yang berdaun besar, katanya bisa meredakan bengkak.

Lagipula aku juga tidak punya apa-apa untuk dilakukan, hanya saja pergelangannya sedikit sakit kalau berjalan, sekalian ikut mereka keluar untuk bantu mereka mengambil sedikit buah untuk dimakan.

Kemarin malam terjadi terlalu banyak hal, yang pertama adalah kematian Filan yang tidak wajar, lalu diserang ular berbisa tengah malam, yang artinya bisa membuktikan pulau ini sama sekali tidak akan, kita harus tambah memperketat keamanan, seperti masalah yang terjadi kemarin malam, pasti akan ada kali-kali berikutnya.

Lain kali mungkin tidak akan begitu beruntung, mungkin akan mati dengan tidak wajar di pulau ini seperti Filan.

Aku karena kakinya terluka jadi jalannya lambat, hati sedang memikirkan langkah keamanan, Laura juga sedang mencari tanaman obat dengan fokus, tidak lama kemudian hilang sama sekali, di depan sudah tidak ada bayangan mereka.

Aku agak panik, berlari kecil dengan pincang-pincang mengejar mereka, tapi tiba-tiba tersandung oleh cabang pohon di bawah kaki, satu kakiku pincang, tubuhku kehilangan penyanggah, terjatuh kearah batu disamping.

Habislah, aku tidak akan jadi bodoh karena terbentur kan.

Aku berpikir seperti ini, tapi malah tidak mengira ternyata batu besar itu palsu,dia langsung jatuh begitu tertabrak olehku, memperlihatkan sebuah goa kecil setinggi setengah manusia, di dalamnya gelap gulita, sama sekali tidak bisa melihat apa-apa.

Mampus mampus mampus, ini bukannya sarang ular atau beruang hitam kan, aku menabrak sarang mereka sampai rusak dan lagi sekarang tidak bisa bangun lari, habislah, apa aku akan mati dengan tidak wajar seperti Filan di pulau ini.

Aku melakukan seperti pengalaman waktu kecil, tergeletak di tanah dan pura-pura mati, berharap hewan buas di dalam goa tidak melihatku, tapi sudah menunggu begitu lama tidak muncul apa-apa dari goa.

Di saat ini aku mendengar suara bicara Laura dan Yuri, tahu posisi mereka tidak jauh, aku langsung tiduran di tanah dan pura-pura mati.

Seperti yang diperkirakan dua orang itu berjalan semakin dekat, Laura langsung berteriak melihatku tergeletak di tanah lalu memungut tongkat dan membantuku berdiri.

“kami terus berjalan dan saat menoleh kamu sudah tidak ada, kenapa tidak teriak kalau jatuh!”

Tidak tahu sejak kapan, sikap Laura padaku berubah seratus delapan puluh derajat, tidak ada tatapan seperti melihat pengecut lagi, ini malah membuatku sangat senang.

“senternya mana, apa kamu membawanya keluar?”

Laura agak penasaran, tapi tetap memberikannya padaku.

Aku bersandar pada tongkat dan berdiri di depan goa lalu menyalakan senternya, tampaknya tidak ada apapun di dalamnya.

Tidak mungkin, batu palsu ini sepertinya sengaja diletakkan untuk menghalanginya, kalau bukan demi menyembunyikan sesuatu, bagaimana bisa.....

“itu apa.....”

Saat aku sedang larut dalam pikiran, Laura juga kemari dan melihat goanya, jelas dia menemukan kejanggalan duluan.

“mana?”

“kamu arahkan ke bagian bawah!”

“pistol, ada pistol!”

Kami membawa pistol, tanaman obat dan buah-buahan kembali, untung saja aku biasanya suka main game tembak-tembakan, menemukan bahwa pistol ini masih bisa digunakan, dan lagi didalamnya masih ada tiga peluru.

Dengan adanya pistol ini, kami merasa sedikit lebih aman di pulau ini, tapi juga merasakan ketakutan yang lebih dalam.

Apakah kematian Filan ada hubungannya dengan penembak di pulau ini, kapan pula pistol ini diletakkan di sana, apakan di pulau ini betulan masih ada orang lain yang tinggal?

Atau penembak itu sudah meninggalkan pulau terpencil ini, tapi bagaimana dia meninggalkan pulaunya.

Pulau ini sangat besar, topografinya lumayan rumit, dari timur sini lalu mengikuti sepanjang pantai ke arah barat malah ada gunung, gunung itu sangat tinggi, sampai sekarang kami belum pernah mendakinya, di kaki gunung ditumbuhi oleh banyak tanaman yang lebat, walaupun kami tidak melewati secara keseluruhan tapi selama belasan hari tinggal disini juga tidak menemukan orang lainnya.

Hari kelima belas hidup di pulau ini, kami sudah tidak mengharapkan pertolongan dari negara sama sekali. Aku terbiasa menulis catatan harian, dan mulai memikirkan cara untuk membuat meja dan kursi sendiri dari kayu, membuat makanan jangka panjang dari buah-buahan liar di pulau juga bukan masalah, untung aku tumbuh besar di desa, mengenali gandum liar di kaki gunung bagian barat.

Kami mencari sebidang tanah kering dan membajaknya, menanamkan gandum liar yang sudah dipetik ke dalamnya, lalu juga menemukan kumpulan hewan liar di lereng gunung, ada rusa ada hewan ternak, bisa dipelihara dan dilatih, Yuri dan Laura juga mulai belajar membuat baju sendiri dengan bulu domba.

Sekarang sesekali juga akan bertemu dengan ular yang berbisa maupun tidak, setelah mengalami kejadian waktu itu Laura sudah tidak begitu takut dengan ular.

Yuri tumbuh besar di desa sepertiku, jadi biasa saja terhadap binatang-binatang ini, kami pindah ke tempat baru di kaki gunung, aku bahkan menghabiskan upaya beberapa waktu untuk membuat rumah kecil seperti tempat tinggal terpisah.

Kami mulai melalui kehidupan seperti di pedesaan, sampai hari itu.....

Saat senja Yuri pergi ke pantai untuk menangkap kepiting, dia tadinya sangat takut setelah tragedi Filan, tapi Laura membawanya ke pantai beberapa kali dan tidak kenapa-napa, setelah itu dia menjadi terbiasa.

Dia biasanya pergi sekitar dua jam sudah akan kembali dengan hasil, kali ini tidak tahu kenapa masih belum kembali sampai hari gelap.

Ada contoh dari Filan, aku dan Laura agak khawatir, jadi membawa pistol dan pisau militer ke pantai untuk mencari Yuri.

Ternyata menemukan potongan bajunya di tempat dia memungut kepiting biasanya.

“tidak mungkin!” Laura menutup mulutnya dengan ketakutan, “ini sebenarnya monster apa, mengambil dua nyawa orang berturut-turut!”

Tapi aku malah melihat bekas darah dan jejak kaki diatas pasir yang kearah berlawanan dari laut.

“kamu cepat lihat, dia masih belum mati!” aku menunjuk bekas darah di tanah.

Kami mengikuti jejak kaki itu dan menemukan Yuri di dalam goa tempat paling awal kami menetap, sekarang dia sudah sekarat, di kakinya jelas ada daging yang digigit, darah segar bercucuran bahkan tulang tengkoraknya pun terlihat.

Laura menangis ketakutan, langsung mengeluarkan kain yang disiapkan sejak awal dan mengikatnya untuk menghentikan pendarahan.

“ada..... ada monster air.....”

“Yuri, kamu jangan bicara dulu, kita kembali dulu, masalahnya besok baru kita selesaikan, karena dia monster air jadi dia pasti tidak bisa naik ke pantai, jangan takut, jangan takut.”

Aku menggendong Yuri, Laura juga jadi takut, dia memegang ujung bajuku dengan erat.

Kami berlari kecil kembali ke tempat tinggal, mengoleskan obat untuk menghentikan pendarahan pada Yuri, dia jelas sangat kelelahan, berbaring diatas kasur dan tertidur pulas.

Aku dan Laura berjalan ke ruang tamu dan duduk, jelas kami berdua tidak berniat tidur.

“menurutmu..... tadi Yuri bilang, di, di dalam laut ada monster air.”

“kamu jangan sembarangan pikir, mungkin dia tidak melihat dengan jelas.”

“mana mungkin tidak jelas melihatnya, apa dia akan tidak melihat jelas siapa yang melukainya.”

“Laura kamu dengarkan aku, dibawah keadaan itu orang mendeskripsikan dan membayangkannya dengan sangat luas, aku tidak membantah kalau di pulau terpencil ini memang ada banyak keberadaan berbahaya yang belum diketahui, tapi kita juga tidak perlu menakuti diri sendiri, dilihat dari kejadian hari ini benda di laut itu pasti sebuah ancaman bagi kita, tapi tolong kamu percayai aku, kita punya pistol dan tangan, tidak peduli apapun itu juga tidak perlu takut tidak bisa membereskanya, aku percaya kekuatan teknologi sekarang.”

Laura menganggukan kepala: “sekarang juga hanya bisa begini saja.”

“kalau begitu kamu cepat pergi tidur, hari ini tidur dengan baik, ada masalah besok lagi baru dibicarakan.”

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu