1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
Di samping sungai itu terlihat rerumputan yang terlihat aneh, tunasnya berdiri dengan sangat tegak, seperti seorang tentara.
Dan bagian bawah tanaman itu terlihat agak kemerahan, ada tiga daun hijau yang terbentang di bawah sinar matahari, dan beberapa titik embun di atas daun itu terlihat bersinar seperti berlian.
Di belakangku, Mila berbisik, dia mengambil dua langkah lebih dekat dan bertanya dengan suara terengah-engah: “Albert, apa itu adalah tanaman cincau yang Smith katakan?”
Sebelum aku sempat menjawab, Smith berjalan melewati kami dengan sangat bersemangat, dia menyela: "Benar! Itu adalah cincau!"
Selesai menjawab, dia melepas ransel di pundaknya dan berjalan dengan penuh semangat.
Yves ikut berjalan di belakangnya.
Suasana di sini terasa sangat sepi dan tenang, dalam hati aku merasa agak gelisah, seolah-olah sesuatu yang tidak terduga akan terjadi.
Saat aku sedang berpikir, Smith dan Yves sudah berjalan ke tepian, dan tanpa banyak pikir, mereka berdua langsung berbaring di tanah dan memeriksa tanaman itu dengan hati-hati dengan kaca pembesar.
Setelah beberapa saat, akhirnya mereka memutuskan.
Smith memegang sebilah rumput hijau di tangannya dan berkata dengan senyuman di wajahnya: “Albert, Mila, tidak salah lagi, ini memang cincau, dengan ini Hesti bisa diselamatkan!”
Mendengar hal ini, mata Mila langsung berbinar.
Melihat aku yang masih terdiam, Mila lalu menyenggolku pelan dan bertanya: "Albert, kamu kenapa? Kita berhasil menemukan cincau, apa kamu tidak senang?"
Suaranya penuh perhatian dan kekhawatiran.
Aku langsung tersadar dan menatapnya dengan gelisah.
Entah kenapa, kegelisahan di hatiku terasa semakin kuat, tapi aku tidak bisa menceritakan perasaan aneh ini secara langsung padanya.
Jadi, aku menekan perasaaan aneh di hatiku ini, memaksakan sebuah senyum dan berkata: “ Tidak apa-apa, aku sangat senang.”
Mila mengerutkan keningnya dan terlihat curiga padaku.
Tapi dia tidak bertanya lagi, dia menarikku untuk membantu Smith dan Yves mengumpulkan cincau.
Smith terlihat sangat senang, tanaman cincau ini tidak hanya akan berguna bagi kami, tapi juga sumber daya yang berharga bagi orang penggila penelitian seperti dia dan Yves.
Dia menempelkan wajahnya ke akar cincau, dia mengendus-ngenduskan hidungnya, dia terlihat seperti sedang mencium cairan putih yang mengalir dari akar cincau.
Tiba-tiba, dia membuka matanya, dan tatapannya terlihat sangat terkejut.
"Yves, cepat! Kumpulkan lebih banyak tanaman cincau ini, tanaman ini agak berbeda dari apa yang kutemukan sebelumnya, aku mempelajarinya dengan teliti saat kembali nanti."
Yves mematuhi perintahnya.
Aku dan Mila tentu saja tidak mungkin hanya berdiri dan menonton mereka dari samping, jadi kami juga ikut memetik cincau.
Lagi pula, kemampuan langka Smith sangat berguna bagi kelompok kami, jadi tentu saja aku harus memperlakukannya dengan baik.
Tapi karena kegelisahan yang semakin bertambah di hatiku, saat memetik cincau, aku membagi perhatianku untuk memperhatikan lingkungan sekitar kami.
Tiba-tiba, semuanya terasa seperti berhenti, tidak ada satu pun suara yang terdengar.
Ini adalah sebuah keanehan!
Saat itu juga, bel alarm berbunyi di hatiku, dan di saat yang bersamaan, teriakan Yves terdengar dari belakang.
Aku tidak peduli dengan cincau di tanganku, aku dengan cepat berdiri dan menoleh ke belakang, aku bisa melihat seekor ikan besar dengan bentuk aneh muncul dari sungai, ikan besar itu sedang menggigit tubuh bagian belakang Yves.
Yves terus memberontak dan berteriak, air matanya terus mengalir keluar.
"Profesor! Profesor selamatkan aku!"
Suaranya terdengar sangat serak, dia terus terus mengulurkan tangannya ke arah Smith, tapi Smith justru berjalan mundur beberapa langkah dengan ngeri sambil mengepalkan cincau di tangannya.
Dia terlihat sangat terkejut sampai-sampai dia mulai berbicara dengan bahasa aslinya.
"No! No!"
Terdengar jelas kalau dia sedang menolak, Yves yang sedang terseret ke dalam air oleh ikan besar itu, hanya bisa merasa pasrah.
Di saat kritis ini, Mila, orang yang berdiri paling dekat dari Yves, langsung bergegas maju.
Dia meraih lengan Yves dan berusaha menariknya ke tepian, tapi ikan entah apa yang dimakan ikan itu, dia memiliki kekuatan yang sangat besar sampai dia hampir menyeret mereka berdua ke dalam air.
Aku langsung menjatuhkan cincau di tangan aku, dan bergegas maju sambil terus berteriak pada mereka: “Bertahanlah, aku akan ke sana untuk menolong!”
Beberapa detik berikutnya terasa sangat panjang.
Aku melangkah maju, meraih memegang sudut lengan baju Mila, dan mengumpulkan semua tenagaku di lenganku.
Ternyata, ikan besar ini masih tidak merasa kesulitan dengan berat kami bertiga.
Gigi putih tajam itu terlihat sangat menakutkan di bawah pantulan cahaya, darah merah mengalir keluar dari sudut mulutnya, dan membentuk aliran merah di sekitar sungai.
Aku mengerutkan kedua alisku, dan berusaha memikirkan solusi dengan cepat.
Tapi detik berikutnya, aku mendengar Yves berteriak, ikan besar itu berhasil menggigit sepotong daging empuk dari bagian belakang tubuh Yves.
Daging dan darah merahnya bergumul dan mengalir di sungai, dan semakin banyak makhluk seperti ikan besar ini muncul dari dasar air, mata seukuran kacang hijau menatap kami dengan rakus, seperti kami adalah makanan mereka.
Bukan, tidak seperti itu, sudah jelas!
Setelah daging dan darahnya mengalir di sungai, ikan-ikan besar itu menelan dagingnya dengan cepat.
Mereka adalah piranha!
Aku dengan terburu-buru menarik Mila dan Yves ke tepian.
Di tengah kekacauan ini, entah ke mana Smith pergi, yang tersisa hanyalah tanaman cincau dan tas punggung berwarna khaki.
“Sial, orang tua itu benar-benar tidak bisa diandalkan, ya?” Aku menyeka keringat dari dahiku, lalu memakinya dengan pelan.
Setelah berhasil lepas dari gigitan ikan, kedua wanita itu tidak memiliki kekuatan untuk berbicara, tapi tatapan kecewa mereka pada Smith terlihat sangat jelas.
Di antara mereka, kekecewaan Yves terlihat lebih jelas.
Dia mungkin tidak menyangka profesor yang dia hormati akan meninggalkannya sendirian di saat bahaya datang, ternyata hubungan antara professor dan asisten mereka selama bertahun-tahun ini tidak ada artinya.
Poni di depan dahi Mila basah karena keringat, tapi dia terlihat tidak peduli pada hal itu, dia merapatkan kedua bibirnya, lalu menggertakkan gigi untuk membantu Yves beristirahat di bawah pohon.
Yves berbaring di tanah dengan susah payah.
Luka di bagian belakang tubuhnya sangat serius, ikan besar itu sepertinya menggigit beberapa pembuluh arteri, jadi darah terus mengalir keluar.
Dia terluka parah, dan dia mulai terlihat sangat pucat.
Lukanya benar-benar sangat dalam!
Melihat wajah pucat Yves, aku berusaha mencari beberapa tumbuhan di dekatnya yang bisa menghentikan pendarahan.
Tapi hal ini membuatku kesal karena selain cincau, hanya ada beberapa rumput biasa di sini.
Yang lebih mengecewakan lagi adalah, saat Mila dan aku memeriksa bawaan kami, kami hanya menemukan beberapa plester yang basah karena terkena air tadi, plester-plester basah ini jelas tidak berguna untuk luka Yves.
Saat ini, Mila dan aku tidak bisa melakukan apa pun.
Wajah Yves terlihat semakin pucat.
Sepertinya dia paham dengan situasi kami saat ini, dia tersenyum tipis dengan bibirnya yang sudah pucat, dia sangat lemah dan tidak bisa menyembunyikan keputusasaannya lagi, dia lalu berkata: "Albert, Mila, aku sangat berterima kasih atas kebaikan kalian, tapi sepertinya aku akan membuat kalian kecewa…"
Novel Terkait
Habis Cerai Nikah Lagi
GibranStep by Step
LeksNikah Tanpa Cinta
Laura WangLelaki Greget
Rudy GoldPergilah Suamiku
DanisMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeKisah Si Dewa Perang
Daron Jay1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita