1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 66 Bom Waktu
Suzy ini orangnya sangat aneh.
Sebelumnya, karena aku terlalu sibuk dengan urusan Hesti dan Laura, jadi perhatian terhadapnya menjadi berkurang.
Namun sekarang setelah di pikirkan dengan cermat, seorang wanita bisa mendirikan kamp di sebuah pulau terpencil, dan mampu melindungi begitu banyak orang, pasti memiliki kemampuan yang tidak biasa.
Sedangkan orang seperti Robert Zhang yang suka bermain wanita, mengapa sampai sekarang tidak pernah memyentuh Suzy, dan dua orang kakak beradik yang di jaganya?
Bukankah ketiga wanita ini jelas lebih sempurna dari wanita yang ada di kamp mereka?
Semakin di pikirkan aku merasa Suzy ini orang yang misterius, perlahan aku mulai penasaran tentang jati dirinya.
Tiba-tiba, Suzy menatap ku dengan dingin, lalu bertanya dengan serius :"Albert, ada masalah apa?"
Saat ini aku baru tersadarkan, pura-pura malu menggaruk belakang kepalaku, lalu sembarangan menjawabnya.
"Tidak ada apa-apa, mendadak terpikir bahwa kaptain nampaknya sangat suka mempelajari radio lama? sebelumnya aku juga pernah mempelajarinya, setelah kembali nanti bisa kita bahas."
Wajah Suzy dengan cepat berubah menjadi sedikit tidak leluasa.
Namun dengan cepat dia kembali menampilkan ekspresi dingin, lalu sambil menganggukkan kepala dia berkata :" boleh, setelah kembali baru kita bicarakan lagi."
Suasana menjadi hening kembali.
Kelihatan jelas Suzy tidak memiliki keinginan untuk berkomunikasi denganku, aku merasa canggung, tanpa sadar mempercepat langkah kaki ku.
Tiba-tiba, dari depan muncul suara berisik, dan kedengaran bukan suara Alex, sebaliknya seperti suara pertengkaran penduduk suku aborigin.
Seketika aku menghentikan langkah ku, dan menarik Suzy agar pelan-pelan melangkah maju ke depan.
Terlihat tempat bintik warna warni muncul dua kelompok suku aborigin, kedua pemimpin memegang sesuatu, yang gelap dan tidak kelihatan jelas, dan mereka sedang berdebat.
Setelah di dengar dengan jelas, dari suara tersebut terdengar suara lemah minta tolong.
Aku tertegun, lalu dengan ekspresi paham aku menatap sekilas Suzy.
Yang di perebutkan oleh kedua pemimpin itu, pasti adalah radio lama milik Suzy !
Ini kedua kalinya radio milik Suzy hilang, diam-diam aku mengingatnya.
"Kaptain, apa perlu aku kesana berunding dengan mereka, agar mereka mengembalikan radio milik mu?" Kepikiran dulu dia sangat menyukai radio tersebut, aku menyipitkan mata, sengaja ingin menjajakinya.
Suzy tampak sedikit bingung, butuh beberapa saat baru dia merespon maksud perkataan ku.
Dia membuka mulutnya, masih kelihatan ragu-ragu untuk berbicara, tapi akhirnya dia mengangguk kepala dan berkata :"boleh, kamu ambil kembali radio itu."
Selesai berkata, dia berhenti sejenak, lalu menambahkan sebuah kata yg menunjukkan perhatiannya, "kamu sendirian hati-hati dan perhatikan keselamatan."
Maksud dari perkataannya adalah dia tidak berencana pergi dengan ku.
Meskipun aku tidak berencana agar dia ikut menempuh resiko dengan ku, namun caranya ini membuat ku merasa sedikit tidak nyaman.
Aku mengerutkan bibir, sedikit kecewa, tapi aku berusaha menyembunyikan kecanggungan ini, lalu berkata dengan nada kaku :"baik, kalau begitu kamu sendiri sembunyi dengan baik, aku pergi sebentar dan segera kembali."
Bukan bermaksud ingin sok pahlawan, namun karena kemampuan dalam diri membuat ku merasa sangat percaya diri.
Aku berdehem, dengan langkah tegas berjalan keluar dari semak belukar, namun belum sempat berbicara sudah memancing perhatian dari kelompok warga setempat ini, pandangan mereka semua segera tertuju kepada ku.
Untung saja aku cukup berani, kalau tidak adegan ini bisa membuat orang sedikit tegang.
Aku berusaha menampilkan senyum bersahabat, dengan nada lembut berkata :"hallo, aku adalah orang yang masih selamat di pulau ini, barang yang ada di tangan kalian itu kemungkinan adalah milik rekan ku, bolehkah aku melihatnya?"
Kedua pemimpin ini saling memandang, dan tidak tahu apa mereka mengerti maksud perkataan ku.
Setelah beberapa lama, salah satu dari mereka berjalan maju, mulutnya komat kamit mengatakan sesuatu yang tidak ku mengerti.
Tanpa sadar aku mengernitkan dahi, kepikiran waktu itu Hesti diselamatkan oleh sekelompok orang ini, tidak tahu bagaimana cara mereka berkomunikasi.
Aku menarik nafas dalam-dalam, dengan penuh kesabaran, maju ke depan lalu memberi isyarat dengan tangan.
"Maksud perkataan ku adalah, barang yang kamu pegang itu seharusnya adalah barang kamp kami, bisakah kamu kembalikan pada ku?"
Aku merasa kalau aku sudah berusaha mengungkapkan maksud yang ingin ku sampaikan dengan jelas, namun kelompok suku aborigin ini masih terlihat bingung.
Mereka berkumpul lalu berbisik, dan akhirnya mengerti maksud perkataanku, kemudian mengeluarkan barang yang ada di tangannya dan menunjukkannya pada ku.
Muncul sebuah warna merah cerah menyilaukan mata.
Aku tidak percaya pada apa yang ku lihat sampai membelalakkan mata, detak jantung seperti berhenti sesaat.
Siapa bilang ini radio? Jelas ini adalah bom waktu !
Di atasnya ada penghitung waktu dengan waktu yang sangat terdesak, "suara dididi" terus berdetak, membuat orang menjadi tidak tenang.
Dari mana asal barang ini? Siapa yang melakukannya?
Sejumlah pertanyaan muncul di benak ku, namun aku sama sekali tidak sempat memikirkannya dengan baik.
Melihat waktu hitungan mundur di atas sudah mendekati angka nol, aku sama sekali tidak sempat menjelaskan lagi kepada sekelompok suku aborigin ini, tanpa memperhatikan keselamatan diri, aku merebut bom waktu tersebut.
Kelompok suku aborigin ini merasa tidak senang, berteriak, namun semua kembali tenang saat bom waktu tersebut meledak.
Meskipun aku telah dengan cepat melempar bom waktu itu sejauh mungkin, namun meski demikian, dampak ledakan bom waktu tersebut menyebar sampai kesini.
Di tengah pancaran cahaya api, aku melihat sesosok bayangan hitam menyerbu ke arah ku, seketika, aku masuk ke dalam kegelapan.
"Kalian......baik.......terima kasih....."
Dalam kebingungan, aku seolah-olah mendengar suara seorang pria yang tidak asing sedang menyampaikan sesuatu, aku berusaha membuka kedua mataku, pemandangan asing di depan mata membuat ku tercengang sesaat.
"Albert, kamu sudah sadar?"
Sebuah suara yang lembut terdengar di telinga ku.
Aku menggerakkan badan, tiba-tiba merasa sakit di bagian dada.
"Eh, jangan bergerak dulu, dampak ledakan bom waktu telah mempengaruhi organ dalam tubuh mu, kamu harus beristirahat dengan baik."
Seiring dengan hilangnya suara tersebut, Alex dengan rasa khawatir muncul di hadapan ku.
Tangannya memegang semangkok cairan pahit berwarna hitam, bau obat china menyembur keluar.
Aku membuka mulut, ingin berbicara, saat ini baru menyadari bahwa tenggorokkan ku seperti terbakar oleh api, sangat tidak nyaman.
"Ada apa dengan ku?"
Aku berusaha untuk bertanya, namun malah melihat Alex mengerutkan kening tanda tidak setuju.
Dia menyerahkan mangkok obat ke mulutku, tidak menjawab pertanyaan ku malah berkata :"kamu habiskan dulu obat ini, apa yang terjadi sebelumnya, akan aku jelaskan setelah itu."
Karena bingung aku mengerutkan dahi, terlihat Alex ingin aku tidak berkomentar tentang yang lain, hanya ingin berkompromi dengan ku agar meminum habis obat tersebut.
Tercium aroma tanah yang menyengat, karena jijik aku hampir saja muntah.
Aku segera menjulurkan lidah, mengipas dengan tanganku, dan berkata sambil mengeluh :"sialan, Alex, bau apa ini, membuatku mual."
Begitu selesai bicara, aku baru menyadari kalau tenggorokkan ku telah pulih, dan wajah ku terlihat sedikit berbeda dari biasanya.
"Tidak mungkin? Alex, obat ini cukup mujarab, dari mana kamu dapatkan?"
Novel Terkait
Pernikahan Kontrak
JennyKembali Dari Kematian
Yeon KyeongLelaki Greget
Rudy GoldBlooming at that time
White RoseUangku Ya Milikku
Raditya DikaLove at First Sight
Laura VanessaHusband Deeply Love
Naomi1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita