1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 67 Suzy Menghilang !?
Wajah Alex tidak berubah, seolah tidak terpengaruh oleh perubahan wajahku.
Dia mengambil kembali mangkok obat, dengan tidak tergesa-gesa dia menjelaskan :"ini adalah obat yang di buat oleh suku aborigin sebagai ungkapan terima kasih pada mu, aku juga tidak tahu obat apa ini."
Mendengar penjelasan ini, aku baru teringat kejadian yang terjadi sebelumnya, dan wajahku seketika berubah menjadi serius.
"Alex, mana kaptain? Kamu ada bertemu dengannya?"
Alex tertegun sesaat, dengan ragu-ragu menggelengkan kepala.
Tiba-tiba aku merasa takut, tanpa mempedulikan luka sendiri, aku berusaha berdiri untuk pergi mencarinya.
Alex bergegas menahanku, dengan emosi berkata :"Albert, kamu jangan tergesa-gesa, aku dan para warga suku aborigin akan pergi mencarinya, andaikan kaptain terluka, seharusnya dia masih ada di sekitar sini."
Aku menghelas nafas, ada perasaan khawatir yang terus menghantui ku.
Tapi dengan kondisi begini aku juga tidak punya cara lain, aku menganggukkan kepala, dengan serius berkata : "baik, hati-hati dalam perjalanan."
Alex pergi dengan tergesa-gesa, aku hanya bisa menunggu dengan cemas.
Mungkin karena aku telah menolong dua kelompok suku aborigin tersebut, singkat kata, mereka jadi kagum dan menghormati ku.
Datang lagi satu wanita suku aborigin sambil menundukkan kepala membawa masuk sepiring buah yang segar.
Setelah meletakkan piring tersebut, dia membungkuk memberi hormat padaku, lalu membalikkan badan berjalan keluar.
Aku mengerutkan dahi, kepikiran Laura dan Mina yang telah lama menghilang, langsung berpikir sejenak, lalu berkata : "tunggu sebentar, bolehkah aku bertanya sesuatu pada mu?"
Wanita itu tertegun sejenak, lalu berbalik dan menatap ku dengan panik.
Dia yang kelihatan canggung membuat ku sedikit bingung, namun aku berusaha menenangkan wajahku, dengan pelan bertanya :"apakah kalian ada bertemu dengan seorang wanita?"
Aku menjulurkan tangan lalu menujuk tinggi badan Mina, dan melihatnya dengan penuh harap.
Wanita itu menatapku dengan bingung, lalu menggelengkan kepala, mulutnya komat-kamit tidak jelas, kemudian dengan tergesa-gesa dia berjalan pergi.
Aku tidak sempat menahannya, hanya melihat bayangannya dengan cepat telah menghilang, bisa di bayangkan rasa penasaran dalam hati ini.
Apakah aku sangat menakutkan? Atau mereka sama sekali tidak mengerti apa yang aku katakan?
Saat aku sedang berpikir, sebuah langkah kaki yang pelan terdengar dari luar, kemudian, seorang pria tua dengan rambut dan janggut putih muncul di depan pintu.
Aku tertegun sesaat, menatapnya dengan penuh keheranan, namun pria tua itu malah tersenyum, dan terlihat ekspresi ramah di wajahnya.
"Pemuda, aku dengar dari Yos ada hal yang ingin kamu tanya kan kepada kami?"
Orang tua ini sangat fasih berbicara bahasa mandarin, namun dilihat dari pakaian di tubuhnya dan corak di wajahnya menunjukkan bahwa dia adalah seorang suku aborigin.
Aku sedikit bingung, menganggukkan kepala dengan linglung.
"Tetua, memang benar aku ingin bertanya kepada kalian, tidak tahu kamu ini adalah?
Melihat keraguan di wajahku, orang tua itu tersenyum sambil membelai janggut putih di dagunya, berbicara dengan suara pelan :"aku adalah seorang pendeta disini, aku telah mempelajari bahasa kalian dari mereka yang selamat seperti kamu, panggil saja aku Midori."
Pendeta ?
Sebutan ini mirip seperti seseorang yang berpangkat tinggi pada zaman kuno, namun bukankah seharusnya bagi suku aborigin juga sama ?
Aku jadi sembarangan berpikir, tapi ekspresi ku malah menjadi lebih sopan dan menghormatinya.
"Ternyata seorang pendeta, kagum.
Aku berkata dengan sopan, namun tetap meningkatkan kewaspadaan.
Dari awal aku sudah mendengar kalau suku aborigin anti orang asing, meskipun aku telah menolong dua orang pemimpin mereka, namun mereka juga tidak perlu mengundang seorang pendeta tinggi untuk datang menemui ku?
Apalagi di lihat dari penampilannya, dia sangat ramah padaku, berbeda dengan yang ku bayangkan sangat dingin terhadap orang asing.
Aku merasa ada rahasia di balik ini semua, tapi untuk sementara waktu aku tidak mendapat petunjuk.
Aku rasa begini juga ada baiknya, mungkin aku bisa mendapatkan petunjuk yang ku inginkan.
Memikirkan hal ini, pelan-pelan aku menjadi tenang.
"Pendeta, aku ingin bertanya, apakah beberapa hari ini kalian ada bertemu seorang wanita muda, dengan postur tubuh kecil mungil ?"
Sekali lagi aku menunjuk tinggi badan Mina.
Tidak tahu mengapa Midori sangat peduli dengan hal sebutan kepadanya, dengan tersenyum dia berkata :"pemuda, panggil saja aku Midori."
Setelah itu, dia terdiam beberapa saat lalu berkata :"sepertinya aku pernah melihat wanita yang kamu maksud, parasnya putih lembut, dan kecil mungil......"
Mendengar penjelasannya, aku pastikan itu adalah Mina, tiba-tiba aku terkejut, segera bertanya :"apakah kamu tahu dia pergi kemana? Aku dan anggota kamp terus mencari keberadaannya !"
Midori dengan rasa menyesal menggelengkan kepala, menunjuk ke arah matahari terbit dan berkata :" kami orang suku aborigin sangat ingin membantunya, walaupun dia terus-menerus menangis, tapi wataknya sangat keras, yang aku tahu dia berjalan ke arah timur, kemana dia pergi aku tidak tahu."
Meskipun tidak tahu tempat pastinya, namun sudah ada petunjuk arah kemana dia pergi.
Aku merasa senang, segera mengucapkan terima kasih, "tidak apa-apa, bagaimanapun tetap harus berterima kasih padamu, tapi......."
Selain Mina, masih ada satu orang yang membuat ku pusing yaitu Laura.
Meskipun dia pelan-pelan mulai berbeda dari wanita sempurna yang ku bayangkan, tapi dia tetap adalah wanita milik ku, apalagi dia adalah seorang nona besar yang di manjakan dari kecil, tidak tahu apakah dia bisa bertahan hidup di tempat asing.
Aku berusaha menahan kepanikan dalam hati, menunduk dan bertanya :"masih ada satu orang lagi dengan paras yang sangat cantik, postur tubuh yang bagus, tidak tahu apakah kalian melihatnya?"
Saat ini, Midori menoleh dan menatap sekilas Yos yang berada dibelakang.
Mereka berdua berdiskusi sesaat, akhirnya Midori sambil menggelengkan kepala berkata :"maaf, wanita yang kamu maksud itu, kami tidak melihatnya."
Jawaban yang diharapkan, sudah mengetahui keberadaan Mina, aku telah merasa sangat puas.
Aku segera mengucapkan terima kasih, melihat Alex belum kembali, aku mengobrol dengan Midori sebentar.
Saat sedang ngobrol, Alex masuk kemari dengan nafas terengah-engah.
Dia menjilat bibirnya yang tampak kering, dengan serius berkata :"Albert, kaptain...... dia telah menghilang?"
"Apa?"
Seketika aku langsung duduk di ranjang, bahkan rasa sakit di dada ku tidak bisa menyembunyikan rasa gelisah yang ada dalam hatiku.
"Apakah kalian hanya mencari di satu tempat saja? ada mencari ke tempat lain? Di dalam hutan sangat berbahaya, kaptain tidak mungkin terus menerus menunggu di satu tempat."
Alex mengerutkan bibir dan menggelengkan kepala.
Dia menelan ludah, langsung berkata :"Albert, tempat sekeliling dengan jarak 5 km telah kami cari, kecuali tempat yang telah hangus oleh ledakan bom waktu, tidak ada jejak apapun di sekitar......."
Saat berkata, dia berhenti sejenak, ekspresinya semakin serius.
"Aku rasa, mungkin kaptain sudah kembali ke kamp, atau mungkin, sama seperti Mina dan Laura, telah menghilang !"
Menghilang !
Kata ini terus berputar di dalam benak ku.
Aku mulai merasa pulau terpencil ini lebih berbahaya dari pada yang kami tempati sebelumnya, selanjutnya, tidak tahu akan terjadi hal tak terduga apa lagi nantinya.
Novel Terkait
Precious Moment
Louise LeeMy Charming Lady Boss
AndikaMy Secret Love
Fang FangTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniCinta Tak Biasa
SusantiSi Menantu Buta
DeddySuami Misterius
Laura1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita