1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan

aku sedikit ketakutan melihat wujud serangga itu, aku lalu menatap telapak kakiku dan berkata: "brengsek, semoga saja serangga berdarah hijau itu tidak beracun. kalau dia beracun, aku pastilah akan segera mati."

aku tidak menemukan efek apapun pada telapak kakiku selain rasa sakit. aku pun merasa lega dan kembali memikirkan cara untuk keluar dari sini. aku lalu melangkah ke arah batu permata tersebut.

aku lalu mengambilnya dan tidak menemukan hal aneh apapun pada batu itu.

ketika aku hendak meletak kembali batu itu, aku mendengar suara yang kuat dari arah belakang tubuhku.

aku melihat dengan jelas kalau sejumlah stalaktit itu bergerak. ini sangatlah misterius. mereka tidak bergerak dengan cara yang sederhana. beberapa stalaktit yang tadinya keluar pada dinding goa itu bahkan bisa kembali masuk ke dalam dinding.

aku terlalu fokus pada stalaktit itu, setelah itu aku pun sadar kalau dinding pada goa itu mulai terbuka dan membentuk sebuah pintu. namun itu bukanlah merupakan pintu awal aku masuk ke tempat ini karena di dalam sana terdapat peti!

tamatlah sudah, aku berjalan semakin dalam dan tidak mungkin bisa keluar lagi.

aku sedikit terbengong dan berjalan mundur beberapa langkah. aku tidak sengaja menyenggol lemari kayu yang ada dibelakang tubuhku dan batu jamrud itu pun terjatuh ke bawah.

aku tidak sempat menangkapnya dan batu itu pun pecah setelah terjatuh.......

setelah itu, suara di dalam goa itu semakin keras. aku lalu terduduk di atas lantai dengan perasaan yang takut. rasa sakit pada kakiku semakin terasa dan aku bahkan tidak berani memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

sebuah lukisan kaligrafi pun terjatuh dari bagian atas kepalaku.

selama perjalanan, aku tidak tahu kuburan siapa ini. aku juga tidak begitu mengerti akan lukisan yang ada pada dinding. salah satu benda yang memberi harapan kepadaku sekarang adalah lukisan kaligrafi ini!

pergilah seperti awan dan datanglah seperti angin.

aku ingin menangis.

aku adalah tamatan teknik dan ini merupakan bahasa kuno. aku bahkan tidak mengerti akan bahasaku sendiri!

namun aku tidak lagi memiliki waktu untuk berpikir lebih. ketika aku hendak menurunkan lukisan itu, aku sadar kalau lukisan itu tidak bisa dilepas dari gantungan pada atap goa.

aku lalu menatap ke atas goa tersebut dan melihat seorang mayat sedang merebut lukisan itu dariku. oleh karena itu, aku tidak bisa menarik lukisan itu dari bawah.

aku lalu berteriak dan berlari sekencang mungkin. namun lukisan kaligrafi itu telah menghalangi bagian depan jalanku. aku lalu merobek lukisan itu dan melihat begitu banyak mayat di sana.

para mayat itu sudah berjalan keluar dari dalam peti!

batu permata, semua ini pastilah karena batu permata itu. aku telah menghancurkan batu itu dan membuat semua mayat ini merasa marah.

aku kembali meraih batu permata itu, namun jarak para mayat itu semakin dekat dengan diriku. bagaimana caranya mengontrol mereka menggunakan batu permata ini?

aku berpikir kalau garis retak pada permata itu bukanlah hal yang parah. aku pun segera meletakkan permata itu kembali ke tempat asalnya.

ketika aku mengembalikan batu permata itu ke tempat asal, sebuah cahaya terlihat seperti turun dari atas langit dan menyinari tanganku yang tengah menekan permata itu.

kondisi di dalam goa itu kembali tenang dan sekelilingku kembali gelap. seluruh lukisan di sana tidak lagi bersinar.

aku hanya merasakan kontak listrik pada tubuhku dan juga seluruh sarah pada tubuhku seketika bekerja dengan cepat.

setelah aku membuka mataku, aku melihat para mayat itu hanya berdiri di tempat asalnya dengan ekspresi wajah yang menakutkan. hanya saja mereka tidak lagi bergerak.

aku juga tidak tahu apa yang merasukiku hingga aku bisa memberanikan diri untuk mendekati mayat tersebut dan memegang dagunya.

jika dilihat dari pakaian mereka, mereka pastilah merupakan pembantu. karena pakaian yang ada pada lukisan itu sangatlah mewah, begitu juga dengan pakaian wanita yang selingkuh itu

tidak tahu zat apa yang terdapat pada goa ini. pakaian yang mereka kenakan tidaklah rusak dan tekstur kasar pada pakaian mereka masih terasa seperti kain kasar pada umumnya.

meksipun aku mencium aroma mayat yang sangat kental ketika berada di sisi mereka, namun wajah mereka terlihat seperti layaknya manusia yang masih hiduo

lukisan kaligrafi tadi berada di tangan mayat itu, apakah ini menandakan kalau tim penelusuran negara pernah datang ke tempat ini?

dan kemungkinan ini merupakan peninggalan ketika mereka bertengkar dengan para mayat?

aku merasa kebingungan, siapa yang akan membawa lukisan ketika melakukan penelusuran?

apakah ini merupakan peninggalan asli dari wilayah ini....

setelah mayat itu dihentikan oleh batu permata, aku pun berpikir untuk pergi dari sini karena di luar sana masih ada Hesti yang tengah jatuh pingsan.

tidak tahu kenapa, kali ini aku berhasil berjalan keluar dari goa ini dengan lancar.

aku tidak menemukan halangan apapun sepanjang perjalanan. aku terlihat seperti bisa menghancurkan segala penghalang jalan hanya dengan satu tinjuan.

setelah keluar dari goa itu, aku sadar kalau aku masih menggenggam lukisan yang aku rebut tadi. jika ada waktu, aku akan mempelajari kembali tulisan pada lukisan kaligrafi ini.

aku menatap ke dalam goa dan kembali menatap ke arah matahari yang ada di luar goa.

tidak tahu berapa lama aku berada di dalam goa dan tidak tahu berapa jauh jarak diriku jika di hitung dari mulut goa. aku pun memilih untuk mengelilingi goa itu agar aku bisa menemukan Hesti dengan cepat.

goa ini sangatlah luas, aku berjalan sekian lama dan keringat telah membasahi kemeja yang aku kenakan. akhirnya aku menemukan ujung goa tersebut.

namun, ini......

ujung goa ini sama dengan ujung goa tadi...........

dan bisa dikatakan kalau aku telah memutari goa ini dan tidak ada jalan keluar lain selain pintu goa ini.

ketika aku berada di dalam goa, kondisi aneh seperti ini juga terjadi pada stalaktit goa. stalaktit dalam goa bisa berpindah dan keluar secara sembarangan.

namun, bagaimana dengan Hesti? bukankah akan semakin berbahaya jika dia tertidur sendirian di dalam goa?

ketika aku berencana untuk kembali berjalan memutari goa tersebut, kakiku seketika terasa begitu sakit.

aku lalu menatap ke arah kakiku dan melihat kakiku sudah membengkak. aku bahkan tidak menyadari hal ini tadi karena terlalu panik untuk mencari Hesti.

setelah aku berjalan keluar dari Goa, terjadi perubahan yang drastis pada tubuhku. tidak hanya kekuatan serangan dan kekuatan penghancur mengalami peningkatan yang pesat, tapi daya tahan tubuhku juga mengalami hal yang sama.

contohnya seperti luka pada kakiku. meskipun kakiku terluka dan terlihat aliran darah berwarna hijau pada luka tersebut, namun aku tidak begitu menghiraukannya dan aku sudah merasa kebas akan rasa sakit itu.

aku lalu mengoyak lengan bajuku dan mengikatkannya pada area yang terluka. aku berencana untuk kembali ke rumah dan membawa sejumlah barang untuk kembali ke sini dan menolong Hestu.

perubahan lainnya adalah seingatku, ketika kami sedang dikejar oleh dua singa pada malam itu, aku tidak lagi mengingat bagaimana cara kembali ke rumah. namun kini aku bisa keluar dari hutan itu dengan lancar dan tiba di depan rumah kayu yang aku bangun itu tanpa merasa kesusahan.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu