1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster

"Laura!"

Aku menyuruh Laura kemari untuk mendiskusikan maksud Julio tadi, dia juga bertanya berulang kali kepadaku apakah sudah salah mengerti, dan juga bertanya langsung kepada Julio.

Saat ini monster air sedang ribut besar di dalam air karena matanya terluka, juga tidak melihat jelas Julio dimana, goa dia buat sampai air mencecer kemana-mana.

"Maksud Julio sepertinya sungguh menyuruh kita masuk ke dalam perut monster......." Laura melihatku dengan tidak berdaya.

Aku juga tidak mengerti dimakan oleh monster adalah cara menolong diri seperti apa, tapi tampaknya tidak bisa mencari jalan keluar dari goa gunung ini, kami mungkin benar-benar harus menurut perkataan Julio masuk ke dalam.

Julio tampaknya hanya mendapatkan beberapa luka gores, melihat dia mengeluarkan tiga buah baju yang seperti mantel hujan dari tasnya.

Salah satunya berbeda dari dua yang lainnya, dia mengambil satu untuk dia pakai sendiri dan dua lagi disodorkan untukku dan Laura.

Melihat gerakan dia ini, aku dengan Laura langsung memakai baju itu, Julio langsung kemari menarik tanganku dengan Laura, kami bertiga masuk bersama ke dalam sungai, menunggu waktu yang tepat masuk ke dalam mulut monster.

Aku bisa merasakan sedikit, bahan baju Julio ini sangat khusus, tidak tau dia mendapatkannya darimana, tapi lumayan bagus......

Ini bukan masalah yang harus aku pikirkan sekarang, sedagngkan harus bersyukur untungnya ada 3 baju yang cukup untuk kami satu orang satu, karena setelah sampai ke dalam lambung monster ini aku baru mengerti, kenapa kami harus memakai mantel Julio.

Awalnya kalau kami tidak membungkus diri kami, sepertinya hanya bau disini harusnya bisa membunuh kami.

Yang menari perhatian adalah monster ini tidak tau kapan memakan berbagai macam makhluk laut, ada sisa tulang ikan yang baru dihancurkan oleh asam lambung.

Bahkan disudut ada satu atau dua daging tidak jelas mayat.

Sungguh tidak tau monster ini sudah pergi kemana saja.

Julio jelas sekali sangat tertarik oleh beberapa mayat itu, ingin berjalan kesana, dia baru saja melangkah dua langkah besar, langsung dibuat mundur oleh asam lambung yang mengalir ke arahnya.

Kami merasa tubuh monster juga mulai terapung naik turun dengan hebat, juga tidak tau dia sedang berjalan ke arah mana.

Tidak lama, Julio baru saja tidak mudah berjalan ke sebelah mayat itu, monster menghisap setumpuk besar barang masuk lagi, ada banyak makhluk laut yang tidak pernah aku lihat sebelumnya terikut di dalam air laut.

Julio dengan teliti mencari di mayat itu, lalu memperagakan kepada kami.

Laura tidak bisa menahan hampir saja muntah, aku juga melihat dengan mataku sendiri Julio bahkan tidak melepaskan lambung orang itu, tapi dia memang mencari sesuatu yang ingin sekali dia miliki.

Mutiara cahaya malam memang dicuri orang.

Julio mendapatkan dari tangan salah satu mayat itu, orang itu memegangnya dengan erat tidak melepaskannya, jelas sekali mutiara cahaya malam ini penting sekali.

Julio mendapatkan mutiara cahaya malam juga jelas sangat puas, tidak lagi terus mencari malah menyuruh kami mencari cara untuk keluar dari sini.

Mengenai keluar dari sini.........

Mau bilang mudah, mudah, mau bilang susah juga susah..........

Kalau dengan cara naormal, harusnya kami mendapatkan anus monster ini, atau dengan cara tidak normal yaitu langsung membelah perut monster ini untuk membiarkan kami keluar.

Tapi cara tidak normal harusnya menyerah saja, karena kulit perut monster ini tebal sekali, nantinya perutnya masih belum pecah, kami sudah dicerna oleh asam lambungnya.

Meskipun baju ini sesekali bisa mewaspadai asam lambung, takutnya juga tidak bisa ditahan terus.

Julit malah lebih tenang, mencari selangkah demi selangkah mengikuti arah pencernaan makanan.

Juga tidak tau kami sudah mencari berapa lama, aku hanya merasa masa ini kami terus bergerak, dan juga monster ini sudah memasukkan makanan dua kali.

Akhirnya Julio mendapatkan posisi anus moster ini.

Sebelumnya aku termasuk masih mempunyai persiapan mental, tau kami tidak mungkin berada di tempat semula.

Tapi kami tidak menyangka....

Kami.....

Sepertinya........

Langsung berada di dalam laut.

Mengenai ini di laut mana, siapa yang tau?

Moster itu jelas tidak tertarik dengan kotorannya sendiri, tanpa menolehkan kepala langsung meninggalkan kami.

Karena terlalu lama berada di dalam lambungnya, aku bahkan merasa tubuhku sendiri terkena bau busuk asam lambung.

"Akhirnya bisa lepas dari barang busuk itu!" Aku melepaskan kostum pelindung kulit, berkata dengan lancar.

"Tapi sekarang kita dimana?" Laura melihatku lalu melihat Julio lagi.

Julio menggeleng kepalanya maksudnya dia tidak tau.

"Kita berenang saja dulu, lihat dulu apakah bisa melihat sesuatu."

Suaraku baru terlontarkan, melihat tidak jauh sana ada sebuah kapal sedang berjalan ke arah kami, kapal ini sangat kuno seperti barang antik, atasnya sepertinya sangat ramai, banyak sekali nona pirang memakai gaun klasik dan pria berpakaian jas sedang menarik dan bernyanyi.

Laura juga sudah melihat kapal itu, dengan senang berenang sambil berteriak: "Tolong! Tolong!"

Laura merasa ada hambatan membuat dirinya tidak bisa bergerak, menolehkan kepala menyadari rupanya Julio sedang menahan dirinya.

Aku juga menyadari keanehan, dengan pelan berkata kepada Laura: "Laura, jangan bergerak dulu, kamu perhatikan baik-baik kapal itu."

Awanya kalau tidak diperhatikan dengan baik, tidak menyadari apapun.

Tapi seiring semakin kapal mendekat, kami semakin merasa aneh.

Ada banyak sekali barang berkarat di atas kapal, dan juga semakin mendekati kami semakin mendengar dengan jelas suara mesin yang ribut, seperti akibat peralatan dan mesin yang sudah tua.

"Kenapa bisa seperti ini?" Lauranya sepertinya sedikit takut, mencengkram tanganku dengan kuat, "Kamu merasa tidak suara kapan ini sangat menakutkan?"

Sejujurnya, aku juga sudah merasakannya.

Julio tiba-tiba menekan kepala kami berdua kebawah, tidak membolehkan kami mengangkat kepala.

Aku hanya mendengar alunan musik itu yang semakin dekat, saat kapal mendekati kami, bagian bawah kapal dan bagian samping kapal sepertinya ada bercak darah.

Sebenarnya, aku melihat Laura yang sangat menurut, memejamkan mata.

Tapi aku masih memberanikan berani mengintip sekilas.........

Orang yang memakai baju itu bukanlah orang, dalam jarak yang sangat dekat, aku melihat jelas sekali banyak sekali monster memakai baju manusia, contohnya tikus raksasa, bahkan ada juga ulat raksasa yang tidak diketahui namanya.

Bau amis darah tercium kemari, juga tidak tau mereka sudah makan berapa banyak orang baru tumbuh seperti ini.

Dalam sekejap, aku mengerti.

Mungkin ini kapal yang ada di legenda----kapal hantu.

Novel Terkait

Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu