1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 83 Scarlet
Setelah makan dan beristirahat, kami melanjutkan perjalanan.
Semakin dalam kami berjalan, hutan ini terasa semakin berbahaya, jadi kali ini kami berempat menjadi lebih waspada.
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya kami sampai di daerah suku Aborigin.
Midori ternyata masih ingat denganku, dia menyambut kami dengan hangat, dia bahkan menyajikan makanan khas suku mereka untuk menghibur kami.
Mila mengikutiku dengan langkah kecilnya, dia lalu bertanya dengan pelan: “Albert, sepertinya kamu memiliki hubungan yang dekat dengan mereka, ya?”
Mendengar ini, aku menoleh sedikit, mengangguk padanya dan berkata: “Iya, bisa dikatakan begitu, aku bisa menemukan Mina juga karena bantuan mereka.”
Mila tertegun, ekspresi terkejut terlintas di wajahnya yang sebelumnya terlihat tenang.
Aku melihatnya membuka mulutnya, dia terlihat seperti ingin menanyakan sesuatu, tapi sekarang Midori membawa kami ke rumah utama suku mereka, aku lalu mengedipkan mata padanya dan memberi isyarat untuk berbicara nanti.
Mila terdiam, dan mengangguk paham.
Di sisi lain, Smith dan asistennya berdiri dengan tenang, tapi kegembiraan dan rasa ingin tahu mereka terlihat sangat jelas dari mata mereka.
Midori membawa kami ke tenda berkubah putih, mengerutkan bibir dan dengan sopan berkata: "Sebelumnya aku sangat terburu-buru, jadi aku tidak sempat membawamu menemui pemimpin suku kami, kali ini dia kebetulan ada di sini, aku akan memperkenalkan kalian."
Selesa berbicara, dia mengangkat tirai dan memberi isyarat pada kami untuk masuk.
Smith dan asisten terlihat tidak sabar untuk masuk, aku tersenyum malu pada Midori, lalu masuk dengan mereka.
Tidak ada yang terlalu hebat di dalam tenda ini, meski terlihat biasa saja dari luar, tapi ruang di dalam tenda terasa sangat luas.
Di tengah tenda ada sebuah meja kayu yang dipahat dengan indah, di belakang meja itu duduk seorang wanita cantik berambut panjang dengan topi berwarna terang di kepalanya, ekspresi wajahnya terlihat sangat tenang.
Melihat kelompok kami masuk, si cantik berambut panjang itu tertegun sesaat.
Dia membuka bibirnya pelan, saat itu juga, kami bisa mendengar serangkaian kata-kata yang terdengar indah tapi tidak bisa kami pahami.
Midori buru-buru melangkah maju, dia membungkuk hormat, kemudian memperkenalkan kami: “Albert, dia adalah pemimpin suku kami, namanya Scarlet.”
Beberapa wanita yang mengenakan rok panjang berdiri di samping Scarlet, mereka semua memiliki dengan luar biasa, setiap gerakan mereka terlihat penuh dengan pesona.
Aku tidak bisa menggeser tatapan mataku dari mereka, diam-diam aku merasa sangat kagum.
Ini benar-benar surga bagi para pria, ada banyak keindahan di sini, dan semua itu terasa enak dipandang.
Midori tersenyum sopan, Smith dan Yves mulai berdiskusi dengan penuh semangat.
Tentu saja, mereka bukan membahas tentang betapa cantiknya wanita-wanita di sini, mereka malah terkejut dengan penemuan peradaban baru ini.
Scarlet memperhatikanku dengan teliti, saat matanya yang indah sedang menatapku, ada kilatan yang aneh muncul di matanya.
Tiba-tiba, dia berdiri, mengambil kotak hitam yang kecil dan indah dari mejanya, berjalan ke arahku sambil membisikkan sesuatu.
Midori terlihat agak terkejut, dia berdebat sebentar dengan Scarlet dengan bahasa asli mereka.
Tapi sikap Scarlet sangat tegas, Midori hanya bisa menatapku dengan ekspresi yang sulit dipahami, dan berkata dengan pelan: “Albert, ini adalah hadiah pertemuan dari pemimpin suku, aku harap kamu bisa menerimanya.”
Begitu mendengar hal ini, aku langsung merasa sangat tersanjung.
Aku mendongakkan kepala, melihat senyum mempesona di wajah Scarlet dan matanya yang sangat indah.
Aku terdiam sesaat, aku tersipu dan menerima kotak hitam itu.
Scarlet mengangguk puas, dia lalu mengatakan beberapa patah kata pada Midori, lalu melambai dan berbalik.
Wanita-wanita jangkung dan cantik di sampingnya juga ikut dengan Scarlet, aku dan semua orang melihatnya dengan kagum, beberapa saat kemudian, kami baru sadar lagi.
"Midori, pemimpin sukumu sangat cantik." Aku menunjukkan senyuman kagum, dan bisik lembut padanya.
Midori langsung tersadar, dia terlihat sangat serius dan berkata: "Albert, jaga ucapanmu."
Kata-kata itu langsung membuat kami diam, aku langsung sadar, dan mungkin aku agak kelewatan.
Suasananya menjadi agak canggung.
Kami menatapnya dengan tatapan terkejut, dan untuk beberapa saat kami tidak tahu apa yang harus kami katakana.
Akhirnya, Mila yang selalu berpikir logis, memecah keheningan itu duluan.
Dia mengerucutkan bibirnya sambil berjalan maju, dan bertanya dengan suara lembut: "Midori, aku ingin bertanya, apa sukumu tahu di mana ada kami bisa mencari tanaman cincau?"
Mendengar ucapan Mila, Midori terdiam sesaat.
Tak disangka, dia benar-benar tahu di mana kami bisa menemukan cincau, dia mengulurkan tangannya untuk menunjukkan arah, lalu dengan tenang bertanya: "Kenapa kalian mencari cincau? Apa akan ada keajaiban yang muncul?"
Keajaiban yang muncul? Apa maksudnya?
Saat mendengar kata itu, aku langsung bertanya dengan cepat: “Midori, apa maksud keajaiban yang muncul? Apa kamu bisa menjelaskannya pada kami?”
Midori langsung terdiam dan menutup mulutnya, dia lalu berkata dengan nada asal-asalan: “Oh, maaf, aku hanya asal bicara, kalau kalian ingin mencari cincau, cepatlah pergi, setelah hari menjadi gelap, jalan itu akan sulit dilalui."
Mila, Smith dan asistennya dengan mudah mempercayai kata-kata Midori, tapi aku selalu merasa kalau dia bukan orang sembarangan, dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
Tapi aku juga tahu, meskipun aku terus bertanya, Midori juga tetap tidak akan memberikan jawaban apa pun, jadi aku hanya bisa menahan rasa ingin tahuku.
Setelah berterima kasih pada Midori, kami melanjutkan ke arah yang ditunjuknya tadi.
Setelah melewati persimpangan yang sebelumnya, aku menghentikan langkahku, aku mengerucutkan bibir dan berkata: "Smith, bukankah kamu bertanya di mana aku menemukan buah itu? Aku menemukannya di sini."
Smith terlihat terkejut, dia terlihat sangat tertarik untuk pergi ke arah itu.
Tapi dia ingat dengan tujuan kami ke sini, jadi dia hanya bisa menatap kecewa ke arah itu, dan terus meliriknya.
Akhirnya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memohon: "Albert, apa aku boleh meminta sesuatu? Saat kita kembali nanti, apa kita bisa pergi ke arah itu dan melihatnya? Buah Pitaya benar-benar sangat penting bagi kami. "
Ekspresi wajah Smith terlihat sangat tulus, aku merapatkan bibirku, dan berpikir sejenak, lalu aku mengangguk setuju: "Baiklah, saat kita kembali, aku akan membawamu ke sana.”
Kebetulan aku juga penasaran dengan buah Pitaya yang dimakan Smith, buah yang beracun, membuat orang pusing dan bingung, buah aneh seperti ini, apa benar-benar ada?
Mendengar persetujuan aku, Smith langsung berteriak kesenangan.
Saat itu juga, seisi hutan penuh dengan suaranya yang ceria.
Aku buru-buru menyuruhnya untuk tenang: "Sudah sudah, Smith, jangan berteriak lagi, bisa-bisa kamu membahayakan kita dengan menarik perhatian binatang-binatang di sekitar sini.“
Mendengar hal ini, Smith langsung menutup mulutnya.
Kami melanjutkan perjalanan dengan tenang, dan tiba-tiba aku mendengar mendengar suara gemericik dari depan.
Ini pertama kalinya aku mendengar seperti ini sejak aku datang ke pulau terpencil ini, suara ini benar-benar membuatku bersemangat, sambil mendengar dengan teliti, kami bergerak ke arah sumber suara.
Suara air yang mengalir terdengar semakin jelas, dan tak lama kemudian, kami bisa melihat aliran air yang jernih muncul di depan kami.
Novel Terkait
Mr Huo’s Sweetpie
EllyaSee You Next Time
Cherry BlossomI'm Rich Man
HartantoInventing A Millionaire
Edison1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita