1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 35 Keheranan Orang hutan
Harimau ini tidak bodoh , dia pasti tahu aku tidak mudah dihadapi , jadi dia berbalik untuk mengincar Laura dan Yuri lagi .
"Kalian cepat lari !"
Sayangnya sudah terlambat bagiku untuk mengatakannya , aku melihat Harimau itu dengan mata kepalaku sendiri sedang menerjang ke arah Yuri .
"Ahhhhhhh !”
Laura menjerit karena melihat hal yang mengerikan ada di depannya.
Tapi aku bisa meraih kaki harimau itu sekali lagi dan aku melemparnya dengan sekuat tenaga .
Saat aku ingin melemparnya , harimau itu mencakar lenganku hingga berdarah .
Aku tidak punya senjata apapun di tanganku , meskipun aku sudah melempar harimau itu dua kali , tapi harimau itu masih tampak baik-baik saja .
"Albert , ambil ini !" Aku melihat ke belakang karena Laura memanggilku dan di tangannya ada sebuah tongkat yang cukup tebal .
Melihat di sampingnya ada Julio , aku langsung tahu kalau tongkat itu diberikan oleh Julio kepada Laura .
Dia melempar Tongkat itu ke arahku , aku mengambilnya kemudian dengan sangat keras memukul kepala harimau itu , hanya dengan satu pukulan , harimau itu langsung terbunuh.
Setelah Laura menyeka keringatnya sendiri , dia langsung berlari ke arahku untuk membantuku menyeka keringat.
Sebenarnya aku sudah basah kuyup .
Sisa dua orang yang tidak bergerak tadi , yaitu Yuri dan Julio , mereka hanya berdiri ditempat yang sama .
Benar juga , orang tidak akan percaya jika aku dengan tanpa bukti mengatakan aku pernah membunuh dua ekor singa .
"Julio , Julio !"
Aku memanggilnya dua kali lalu dia berbalik: "Kita bawa harimau ini ke rumahmu , kita bisa makan dagingnya ."
"Laura , barang yang ada di rumah , besok saja baru pergi ambil , kita bawa Yuri kembali pulang dulu karena lukanya sudah terbuka lagi , jadi kita harus segera menanganinya."
Setelah aku mengatur semuanya , aku langsung terduduk di tanah .
Melihat beberapa dari mereka sudah mulai sibuk untuk kembali , aku juga mengikuti mereka dari belakang untuk kembali ke pondok milik Julio .
Melihat hari sudah mulai gelap , harimau ini menganggu kami sehingga hari ini kami tidak membangun rumah dan aku sekarang benar-benar tidak memiliki tenaga lagi untuk membangun rumah.
Untungnya mereka sangat peduli padaku , mereka berdua sibuk menyiapkan makan malam , membantu mengurus luka yang dialami Yuri dan tidak ada orang yang meminta aku untuk melakukan hal lain .
Kepalaku terasa pusing dan aku sendiri juga tidak membantu apa-apa , jadi aku tidak ingin menambah repot mereka , lalu aku pergi ke samping sungai dan duduk diatas sebuah batu besar , aku sambil mengamati aliran air tidak tahu apa yang sedang aku pikirkan .
"Albert , cepat kemari , ayo kita makan ."
Makan malam hari sangat enak , Julio memanggang daging harimaun dan sangat enak .
"Ya Tuhan , untuk pertama kalinya aku makan daging harimau dan daging ini enak sekali."
Yang lainnya sedang menikmati nikmatnya rasa dari daging harimau , tetapi ketika aku membayangkan darah yang keluar dari kepala harimau itu , aku langsung merasa mual .
Aku langsung meletakkan daging harimau itu dan berjalan ke tepi sungai.
"Albert , Albert , kamu kenapa ?"
Laura melihat perbedaannya sekarang , sekarang dia mengikutiku ketika aku tidak makan.
"Ada apa denganmu , Albert ?"
Sebelum aku menjawabnya , Laura meneriaki aku .
"Heyyyyyyy ! “
"Albert , ada apa denganmu ? Kenapa kamu diam saja ?Kenapa kamu tidak urus luka yang ada di tanganmu itu ? Bagaimana kalau nantinya terinfeksi ?"
"Oh , aku , tadi aku lupa mengobatinya ."
"Tadi kami sedang sibuk memasak , kamu kenapa terlihat serius sekali ?"
Aku menggelengkan kepala , lalu berkata : "Aku tidak tahu , kepalaku terasa sedikit pusing."
"Ya sudah , Julio , Julio , kamu cepat kemari ! Albert terluka ."
Julio mendengar aku terluka , dia dengan wajah cemas berlari ke tempatku , mengangkat lenganku dan melihatnya dengan hati-hati , aku menjadi terharu ketika melihat hal ini .
Julio jauh lebih baik dari Jesse , walaupun kami baru mengenalnya , tetapi dia sangat memperhatikan kami semua .
" Julio , aku tahu kamu khawatir , tapi kamu terus melihat lukanya , memangnya kamu bisa apa dengan melihatnya saja , sebaiknya kamu cepat pergi ambil obatnya !" Desak Laura dengan cemas .
"Tidak apa-apa , Laura . Kita pergi ambil obatnya ." Aku berusaha menenangkan Laura dan Julio .
Julio meletakkan tanganku dan berhenti melihatnya , dia langsung pergi mencari obat .
Melihat kami berjalan ke arahnya , Yuri mengerutkan keningnya dengan cemas , lalu bertanya : "Albert , kamu kenapa ? Apa kamu terluka parah?"
"Tidak apa-apa. ,Tidak apa-apa , tidak serius , jangan terlalu khawatir."
Laura dengan masam berkata: "Kamu tidak bisa seperti itu , sekarang kamu adalah kekuatan utama kita , jika kamu kenapa-kenapa , kami semua bagaimana ?"
"Albert , Laura , maafkan aku . Ini semua salahku , aku tidak bisa lari karena kakiku terluka , jadi ..."
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri , bertemu bahaya di hutan , bukankah hal yang normal ."
"Tapi , Laura , Yuri , ceritakan secara detail kenapa kalian bisa bertemu harimau?"
"Jalan ini , aku dan orang hutan sudah berjalan berkali-kali tanpa ada masalah , karena itulah aku tidak khawatir membiarkan kalian pergi , tapi kenapa begitu kalian yang pergi bertemu ..."
Setelah mendengarkan kata-kataku , Laura juga merasa aneh , lalu berkata : "Iya , hari ini aku bolak-balik juga tidak ada masalah , tapi saat aku membawa Yuri bersamaku dan merasa ini bakal terakhir kalinya aku pergi ke sana , harimau itu tiba-tiba keluar ."
"Ceritakan lebih jelas , bagaimana dia bisa keluar."
"Aku juga tidak begitu tahu , aku sedak asyik ngobrol-ngobrol dengan dia , tiba-tiba harimau itu melompat keluar dan menghalangi jalan kami ."
"Aku langsung ketakutan sekali ...... otakku serasa kosong ..."
"Julio , menurutmu apa mungkin harimau itu sudah dari awal mengincar kita , karena melihat kita begitu banyak orang dan mengambil begitu banyak barang , jadi dia tidak berani keluar ,tapi begitu melihat tinggal mereka berdua saja , harimau itu langsung keluar ? "
Aku bertanya sambil melihat Julio yang datang sambil membawa obatnya.
Julio berpikir sejenak , dia mengangguk dan juga menggelengkan kepalanya.
"Apa maksudmu ... Julio ?
"Aku rasa Julio bilang , dia tidak tahu ha ha ha." Kata Laura , lalu tertawa .
Melihat wanita sialan ini begitu santai , aku yang cukup serius tadi menjadi lebih rileks .
"Julio , kamu kenapa melamun ? Cepat oleskan obatnya !" Desak Laura .
Dia tidak mengatakan apa-apa , ketika kami sedang berbicara , kami semua tidak memperhatikan kalau Julio sedang jongkok dan terus memperhatikan lukaku .
Laura juga berjongkok dan mengambil obat itu dari tangan Julio dan dia ingin mengoleskannya sendiri ke lukaku , tetapi dia dihentikan oleh Julio .
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Kata Laura dengan sedikit marah , " Kamu..."
Sebelum Laura selesai berteriak , dia melihat orang hutan ini menunjuk-nunjuk luka yang aku derita , semua orang langsung memperhatikan Julio dan melihat arah yang ditunjuk oleh Julio .
Aku sendiri juga merasa aneh dan tidak tahu apa yang terjadi ...
"Albert , lukamu kenapa bisa sembuh sendiri ?"
Novel Terkait
After The End
Selena BeeKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMenantu Hebat
Alwi GoAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanHis Second Chance
Derick HoSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi Kusyadi1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita