Rahasia Seorang Menantu - Bab 216 Hugo Wei Yang Licik!

Sekitar jam 8 malam, Hugo Wei sedang bekerja di rumah di bawah sinar lampu, berkonsentrasi menggambar kartun.

Tririring... tririring...

Ponsel di saku berbunyi.

"Ya sepupu?" Hugo Wei menaruh pensilnya, mengambil tisu untuk mengelap tangannya, mengangkat panggilan tersebut, "Ada apa mencariku?"

Wajah Karin Wei waspada, lalu menatap Mario Wang di hadapannya, tak boleh ada pergerakan sedikitpun dari Mario Wang, "Hugo, apakah antara kamu dan kakak iparmu ada sesuatu yang kalian sembunyikan dariku? Barusan dia mengaku sesuatu padaku. Jangan kamu sembunyikan. Dari kecil hingga besar aku paling menyayangimu!"

"Hm?" Hugo Wei berpikir, mulutnya sama sekali tak berkata aneh, "Kak, kalian baik-baik saja kenapa tiba-tiba begini? Kamu mabuk? Dimana kamu? Aku akan menjemputmu. Bagaimana kalau aku menelpon kakak ipar untuk menjemputmu?"

Karin Wei kesal dan juga merasa lucu, "Kamu yang mabuk! Jangan alihkan topik, jujur! Apa-apaan 300 juta yuan itu? Apa itu acara 《Rich Mom》? Kakak iparmu barusan bilang padaku kalau kamu tahu segalanya!"

"Apanya yang apa?!" Hugo Wei gemetar karena gugup, seperti bebek yang direbus. Mulutnya agak cemas, "Cuma 300 juta yuan, kan? Bagiku, itu uang kecil! Rich Mom, Rich Dad, persetan dengan acara itu, aku hanya bertanggung jawab untuk mengaturnya. Nama acaranya bukan aku yang memikirkannya!"

Karin Wei:“……”

Sepertinya otaknya tak cukup dipakai!

Hugo... anak ini. Sepertinya benar berpartisipasi dalam acara ini? Mario Wang... tak bohong?

"Karin, biarkan aku bicara dengan Hugo." Saat ini Mario Wang berdiri, berjalan ke samping Karin Wei, mengambil alih ponsel tersebut, wajahnya agak sedih, "Hugo, kita sudah tak mudah menghubungi acara itu. Hari ini mereka mencari bibimu, tapi pamanmu tak setuju, Karin juga mencurigaiku. Kamu sudah merencanakannya sejak lama, sepertinya gagal!"

Mendengar suara Mario Wang, Hugo Wei terharu hingga hampir menangis!

Kakak ipar, demi menutupi identitasmu, barusan aku bertengkar dengan kakak sepupuku! Mental dan fisikku lelah! Kakiku lemas!

"Kakak ipar!" Entah apa yang hatinya pikirkan, suara Hugo Wei di telepon tak berubah sedikitpun, Hugo Wei tampak marah, "Bagaimana bisa?! Demi bibi, kita memutar keras otak kita, bagaimana mungkin sia-sia?! Bilang pada kak Karin, pastikan bibi boleh ikut, jangan sia-siakan kerja keras kami!"

Selesai bicara, ponsel langsung dimatikan.

Ya Tuhan, tadi berbahaya sekali! Hampir saja ketahuan oleh kak Karin!

"Hugo sungguhan membantumu?" Karin Wen mendengar percakapan mereka, kecurigaan perlahan-lahan memudar, lalu dari kursinya Karin Wei berdiri, "Investasi yang kamu berikan untuk mimpi itu, aku juga memiliki bagian! Ini percobaan pertama kita, kita harus berhasil!"

Sambil berkata, sambil Karin Wei berjalan ke lantai dua dengan bergaya tak takut dan semangat!

"Karin?" Mario Wang bingung, "Kenapa malah pergi?"

Karin Wei sudah berjalan di atas tangga yang meliuk, rambut panjangnya ia gerai, tiba-tiba berbalik dengan percaya diri, "Kerjaan lamaku adalah bertengkar dengan direktur Wei. Jangan khawatir, aku akan menang! Kembalilah ke kamar dan tunggu kabar baik dariku!"

Mario Wang:“……”

Itu pekerjaan lamamu? Karin, kamu sungguh istri kesayanganku!

————————

Sekembalinya ke kamar, Mario Wang langsung mandi, berganti baju tidur. Berdasarkan peraturan lama, dia harus tidur di kasur lantai bawah.

Di belokan koridor paling ujung, di dalam kamar Helbert Wei dan Olive Lin, belum sampai 1 menit Karin Wei ke sana,  pertengkaran langsung terlihat, suara pertengkaran anak dan ayah tak ada hentinya.

"Aduh!" Mario Wang mengacak-ngacak kotak dan laci, mencari penyumpal telinga lalu tidur dengan perasaan gembira.

Sampai subuh jam 4.

Sebuah siluet kurus dengan hati-hati dan berjinjit mendorong pintu, lalu menutupnya kembali. Bayangan itu melewati Mario Wang, memegang gelas di tangan lalu menegaknya masuk ke perut.

"Karin?" Perasaan Mario Wang sangat sensitif, lalu berbalik dan duduk, "Tak baik meminum air dingin banyak-banyak!"

Karin Wei melambaikan tangannya, tenggorokannya serak, "hihi, aku bertengkar semalaman, tenggorokanku hampir berasap. Tebak hasilnya apa? Aku menang!"

“……” hati Mario Wang terasa perih.

Istri yang malang dan menggemaskan. Tak perlu bertengkar, aku punya cara lain!

"Aku lelah sekali." Selesai minum, Karin Wei berbalik lalu duduk di pinggir ranjang, menendang boots yang ada di kakinya, lalu kakinya hanya terlapisi kaus kaki sutra, kali ini gantian kaki kecilnya yang bergoyang, jelas sekali kondisi hatinya dalam keadaan baik, "Direktur Wei setuju, setuju dengan terpaksa. Tapi aku memiliki ujian baru, begitu dipikirkan aku langsung antusias!"

Mario Wang mematung, "Ujian baru?"

"Iya." Karin Wei memainkan rambut panjangnya yang menempel di pipi, bibirnya tersenyum, "Tak mudah mengetahui cara pikir bekerjanya Direktur Wei, nyonya Lin juga mundur. Saat aku bekerja ke perusahaan keamanan Tianwang aku juga tak memiliki pengalaman, tapi aku menjadi ketua di perusahaan!"

Mario Wang memberikan jempolnya, "Kepala Inspektur Wei hebat!"

Karin Wei menahan tawanya, lalu dengan genit sambil tertawa menatap Mario Wang, "Mulutmu hebat sekali!"

Panggilan 'Kepala Inspektur Wei' adalah rahasia kecil yang dimengerti antara keduanya. Saat pertama kali mengenal, menandatangani kontrak pernikahan, panggilan Mario Wang pada Karin Wei adalah Kepala Inspektur Wei. Sekarang semua berubah karena waktu, walaupun tak bilang dengan jelas, tapi kedua hati mereka semakin lama semakin dekat. Bahkan jarang sekali Karin Wei akan salah kira. Sepertinya... Mario Wang adalah orang yang ditunggunya!

"Tak mau bicara denganmu." Karin Wei jatuh ke ranjang, meliliti tubuh dengan selimut, menguap dengan menggemaskan lalu berkata, "Aku mengantuk, mari tidur. Besok kita pikirkan cara untuk membujuk ibuku!"

Baru memejamkan mata, napasnya sudah terdengar dalam. Dia bertengkar semalaman dengan Helbert Wei, jelas sekali kelelahan. Begitu kepala menempel di bantal, Karin Wei langsung tertidur pulas.

Mario Wang maju ke depan 2 langkah, menutupi tubuh Karin Wei dengan selimut, menatap wajah cantik dan bulu matanya yang panjang dan lentik, ada perasaan hangat yang menyembur ke dalam hatinya, tatapannya dipenuhi dengan cinta.

Gadis bodoh ini selamanya akan begitu polos, murni. Aku berharap dia bisa terus bahagia, selamanya tanpa kekhawatiran. Karena di belakangmu ada aku. Aku akan menghalang segala kesulitan, semenakutkan apapun itu!

Terkait Olive Lin——

Mario Wang kembali ke tempatnya, mengeluarkan ponsel, mengirim pesan dengan cepat, lalu memejamkan matanya... sudut bibirnya semakin tertarik tinggi ke atas!

Tak mudah membuat ibu mertua berpartisipasi dalam acara ini. Dirinya juga sama sekali tak membutuhkan Karin Wei mengerjakan idealis kerja atau apapun itu. Pesan singkat ini cukup mengerjakan segalanya. Besok pagi, aku mau memberi dua acara yang menyenangkan, Karin Wei dan ibu mertua akan sama-sama senang, ayah mertua juga pasti akan melotot kaget!

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu