Rahasia Seorang Menantu - Bab 289 Hak Khusus!

Jam 9 malam lebih.

20 puluh orang keluar dari restoran Haiyan kota K.

Shellen Lin mengikuti permintaan George Cheng, wanita itu hanya meminum sedikit wine, tak banyak meminum minuman, tingkat kesadarannya masih tinggi. Shellen Lin melambaikan tangan dengan ramah pada teman kerjanya, "Teman-teman, kalian bermainlah. Aku pulang dulu. Malam ini penerbangan kakak iparku, dia akan segera sampai, aku ingin menjemputnya."

Sambil berkata, sambil Shellen Lin membungkuk hormat pada Joe Savvid, sekretaris Fu dan melambaikan tangan pada 'kak Xu' yang memiliki hubungan paling baik dengannya lalu berbalik pergi.

Tetapi...

Ketika Shellen Lin berbalik, Joe memicingkan matanya memberi isyarat pada Kak Xu.

"Aduh!" Kak Xu tersenyum menggoda, lalu maju menarik lengan Shellen Lin, wajahnya ramah sekali, "Sulit sekali untuk bersenang-senang hari ini, jangan mengecewakan ya? Kakak iparmu bukan anak kecil lagi, apa dia tak bisa naik taksi kemari? Ayo jalan, kita bersama-sama karaoke. Aku tahu di sini ada KTV baru, peralatannya bagus sekali!"

Sambil berucap, sambil kakak Xu menoleh ke Joe, tersenyum dengan manis: "Bos, anda tidak mungkin pelit, kan? Biaya KTV kami ditanggung perusahaan!"

"Tentu saja!" Joe melihat tubuh Shellen Lin yang indah, sepasang matanya dipenuhi nafsu, lalu tatapan itu dengan cepat diubah dan diganti dengan tatapan lembut, "Tetapi, Fourth Ringroad terlalu jauh. Perusahaan kita memiliki tempat hiburan, tak jauh dari bandara. Kalian semua bisa bernyanyi, bersantai-santai dan tak akan mempengaruhi Shellen ke bandara. Dua tujuan tercapai, kan?"

Shellen Lin masih ingin menolak dengan sopan, "Tetapi..."

"Apanya yang tapi?" Kakak Xu merangkul bahu Shellen Lin, sambil tak henti-hentinya melambaikan tangan berkata, "Semuanya jangan diam. Ayo cepat naik mobil!"

Drap drap drap...

Di saat bersamaan, sekumpulan orang, termasuk Joe dan sekretaris Fu menaiki mobil perusahaan.

Shellen Lin pasrah, terpaksa masuk ke dalam mobil bersama kak Xu, lalu Shellen Lin mengeluarkan ponsel dan mengetikkan pesan.

"Pesan untuk kakak iparmu?" Kakak Xu duduk di sebelah Shellen Lin, menahan tawa, "Kakak iparmu ada di dalam pesawat, ponselnya dalam mode terbang, dia tak bisa menerima pesan!"

Shellen Lin memaksakan senyum, "Tak apa, aku tunda pengirimannya."

Wajah kak Xu agak berubah, yang awalnya ingin berkata sesuatu, tetapi tangan Shellen Lin sangat cepat dan sudah mengirim pesan tersebut, "Kakak ipar, di perusahaan ada acara, tak enak menolaknya. Mungkin aku tak bisa menjemputmu. Kakak di hotel dulu saja, besok aku akan izin untuk menemanimu jalan-jalan!"

Selesai mengirim pesan, Shellen Lin bernapas lega lalu tertawa dan mengobrol bersama rekan kerja, senyum di wajahnya perlahan naik.

Waktu di malam hari selalu berlaku cepat, tanpa sadar sudah jam 9.40 malam.

Pesawat dari kota A sudah mendarat di kota K.

"Acara perusahaan lalu tak menjemputku?" Turun dari pesawat, Mario Wang membuka ponselnya dan membaca pesan dari Shellen Lin. Dahinya berkerut, lalu langsung menelpon Shellen Lin.

Di saat yang sama.

Di KTV kota K, ruangan mewah di lantai 9. Suara nyanyian terdengar ribut, terdengar suara dentingan gelas alkohol.

Shellen Lin sungguh 'sulit menolak undangan'. Setelah meminum beberapa gelas alkohol, wajahnya memerah, bicara pun melantur, dengan mata buram memegang ponsel, "Kak... kak... aa.. aku.. mabuk!"

"Kamu bilang apa?" Mario Wang berdiri di pintu bandara, dahinya semakin berkerut.

Di sana sangat berisik, dia sama sekali tak mendengar apa yang dikatakan Shellen Lin!

"Kamu kakak ipar Shellen?" Di sebelah Shellen Lin, kakak Xu merangkul bahu Shellen Lin, merampas ponsel wanita itu lalu menjawab, "Kami sedang ada acara kumpul rekan kerja. Nanti telpon lagi ya, sampai jumpa!"

Lalu kakak Xu mematikan ponsel milik Shellen Lin dan memasukkannya ke dalam tas Shellen Lin.

"Shellen? Shellen!" Mario Wamg berteriak dua kali, lalu wajahnya berubah dingin.

Kekhawatiran George Cheng bukan tanpa dasar, Shellen Lin benar dalam bahaya!

"Ferry!" Dalam sedetik Mario Long menelpon orang lain, "Aku minta langsung gunakan hak khusus untuk mendapatkan pengawasan satelit di kota K. Cari posisi Shellen, ponselnya dalam keadaan mati!"

Di ponsel, Ferry Long menjawab dengan suara berat yang belum pernah ia gunakan sebelumnya, "Mohon Tuan tunggu 3 menit."

"Kamu hanya memiliki waktu semenit!" Mario Wang berteriak dengan suara beratnya, "Lebih cepat lebih bagus! Aku tak mematikan telepon ini, aku tunggu jawabanmu!"

Dengan suara tegas Ferry Long menjawab, "Ya!"

50 detik kemudian...

"Lapor Tuan!" Ferry Long berbicara dengan cepat, "lokasi saat ini nona Shellen berada sudah dikirim. Karena ponselnya mati, posisi tepatnya kurang lebih berjarak 5 meter!"

5 meter? Cukup!

Mario Wang tak menjawab, langsung mematikan telepon, lalu memanggil taksi bandara dan berkata, "Pak, tempat yang aku datangi tak jauh, hanya 9 km. Dalam waktu 5 menit harus segera sampai ke sana. Biayanya 1 juta yuan. Lakukan apa yang aku katakan!"

1 juta yuan?

Bekerja di kota K dan mengumpulkan 1 juta yuan selama 20 tahun pun tak terkumpul!

"Baik!" Mata supir tersebut langsung bersinar, lalu langsung menancap gas.

Lampu merah? Libas saja!

Mobil melesat sangat cepat seperti kecepatan cahaya!!

————————

Sky KTV, lantai 9.

Shellen Lin mempertahankan sedikit kesadaran terakhirnya, dengan sebisa mungkin mendorong gelas alkohol yang diberikan kak Xu, wajahnya memasang senyum terpaksa, "Kak Xu, aku tak bisa minum lagi. Kepalaku pusing sekali..."

"Aduh, minum sedikit lagi!" Sambil tak henti-hentinya membujuk, kak Xu sambil menoleh ke Joe yang tak jauh darinya, matanya terus mengerling nakal.

Wajah Joe tetap tenang, lalu terbatuk pelan.

Di sebelahnya, diam-diam sekretaris Fu mengeluarkan suatu bubuk putih, lalu memasukkannya ke dalam gelas alkohol dan menggoyang-goyangkan gelas tersebut.

Bubuk putih langsung tercampur dengan alkohol, tak ada bedanya dengan alkohol biasa!

"Shellen." Joe menerima gelas alkohol dari tangan sekretaris Fu, lalu tersenyum dan menghampiri Shellen Lin, "Karena sudah mabuk, jangan banyak minum lagi. Ini, minuman terakhir. Shellen, kamu tak akan mempermalukanku, kan?"

Bagaimana mungkin Shellen Lin berani mempermalukan bos besar!

"Aku... terima kasih bos." Shellen Lin menggertakkan giginya, menerima gelas dari Joe lalu menegaknya hingga habis!

"Hahahaha!" Joe tertawa keras, sorot nafsu terlihat dari matanya. Joe menatap tubuh indah Shellen Lin dari bawah, tatapannya tak berhenti melihat ke arah leher dan dada Shellen Lin, air liurnya hampir tumpah, "Shellen luar biasa, sungguh luar biasa. Hahaha..."

Saat ini, kakak Xu sudah menyingkir dari sebelah Shellen Lin, wanita itu berbalik dan melambai pada karyawan magang lainnya, menutupi mulutnya sambil tertawa, "Yang lain jangan hanya diam. Acara hari ini selesai sampai di sini, kalian bisa pulang. Kalian jangan khawatirkan Shellen, aku akan mengantarnya pulang!"

Di dalam ruangan, beberapa karyawan lama yang tahu, menatap Shellen Lin, muncul senyuman penuh arti dari wajah mereka.

Gadis ini sudah berada di jalannya, kekasih cantik dari seorang Joe, haha!

"Tetapi..." seorang gadis yang magang bersama Shellen Lin agak ragu, "Kak Xu, lebih baik aku yang mengantar Shellen. Dia..."

Ucapannya belum selesai.

Sekretaris Fu berdiri dari sofa, menghalangi Shellen Lin dan Joe dengan punggungnya, lalu memaki wanita tersebut, "Kamu masih ingin kerja di sini tidak? Cepat pergi!"

Wajah wanita itu langsung berubah, langsung diam menerima makian tersebut. Sambil berjalan keluar dengan yang lainnya, sambil diam-diam menoleh ke belakang untuk melihat Shellen Lin

Di atas sofa, awalnya Shellen Lin dalam posisi duduk. Saat ini wanita itu sudah berbaring, hampir pingsan!

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu