Rahasia Seorang Menantu - Bab 285 Aku Dengar Kamu Ingin Bertemu Denganku?

Jam 6 sore di kota A.

Jika Mario Wang yang menyetir sendiri, jam 2 siang mereka sudah bisa sampai di kota A, tetapi Karin Wei tak berani menyetir dengan cepat, wanita itu hanya bisa mengikuti di belakang Mario Wang. Sampai malam gelap, mereka baru tiba di kediaman keluarga Wei, bahkan mereka tak sempat makan, langsung tidur pulas di kamar.

Menyetir selama beberapa jam sangat melelahkan!

Tetapi...

Ada seseorang yang lebih lelah daripada Karin Wei!

Duta besar negara M di negara B, Bris Dekker!

Kulit bibitnya sudah pecah-pecah, bahkan pria itu belum meminum air. Pria itu mewakili presiden negara M untuk bernegosiasi serius dengan negara B persoalan di Joy Bar. Sayangnya, pria itu tak bertemu dengan orang yang perwakilan negara B.

"Apakah hubungan negara B dengan negara luar begini?" Bris Dekker marah sekali, pria itu berdiri di lobi kantor hubungan luar negeri kota B, berteriak, "Brengsek, kalian menolak gugatan hukum dari luar? Ini penghinaan bagi negara M! Terkait masalah di bar, kalian harus membuat penjelasan yang memuaskan!"

Dari jauh, seorang staf kedutaan menghampiri, bicara dengan sikap entah rendah diri atau berlebihan, "Tuan duta besar, tolong anda perhatikan perkataan anda. Ini bukan negara M! Perintah dari atasan kami, negara B tak memerlukan siapapun untuk mengklarifikasi masalah ini, sekarang silahkan anda pergi!"

"Tidak!" Bris Dekker semakin marah, "Apa kalian ingin perang terbuka dengan negara M? Katakan siapa bosmu? Siapa dia hingga berani berkata begitu?"

Staf kedutaan mengangkat kepalanya menatap langit, wajahnya penuh hormat, "Tuan duta besar, aku hanya bisa memberitahu anda, orang tersebut bermarga Zhi, keluarga Wang dari negara B!"

Seluruh tubuh Bris Dekker terguncang, wajahnya kaku.

Keluarga Wang dari negara B, tuan besar Wang!

Kedudukan tertinggi di dunia!

Perkataan beliau merupakan pengumuman resmi, yaitu hukum mutlak yang juga merupakan keputusan tetap negara B!

"Anda sudah tahu jawabannya, sekarang silahkan anda pergi!" Staf tersebut melambaikan tangan, membuat postur sopan mengantar tamu tersebut pergi, "Tuan Wang bilang, jika negara M memutuskan untuk berperang dengan negara B, kapanpun negara B akan menantikannya!"

Bris Dekker:“……”

Tak ada lagi yang bisa diucapkan!

Orang lain tak tahu, tetapi Bris Dekker tahu hal ini jauh dari rakyat biasa. Negara B yang sekarang, kekuatannya sudah melampaui negara M. Karena masalah kecil, kalau memulai peperangan, jangan bicarakan perihal bisa menang atau tidak. Anggaplah mereka bisa menang, tentu hal itu juga tak begitu berarti!

"Maksud dari tuan Wang akan ku laporkan pada presiden!" Bris Dekker menggertakkan giginya, menahan gejolak amarahnya, "Sebelum aku kemari, pak presiden berkali-kali memerintahkan, orang misterius yang membeli bar harus muncul dan menjelaskan alasan pembelian. Ada banyak toko milik rakyat negara M, kami membutuhkan penjelasan yang jelas. Ini bukan maksud ucapanku, tapi maksud dari pak presiden!"

Staf tersebut menatap Bris Dekker dengan tatapan aneh.

Anda menyuruh Tuan *** menjelaskan?

Apa anda tahu beliau siapa? Idiot!

"Karena itu maksud dari pak presiden, kalau begitu.. tunggu sebentar." Staf tersebut berpikir sebentar, lalu berbalik menuju ruang komunikasi rahasia.

3 menit kemudian.

"Dia ingin bertemu Mario?" Tuan besar Wang duduk di kursi lengan bergaya kuno, pria tua itu mendekap telepon kuno, lalu matanya menyipit, dengan wajah berseri-seri menjawab, "Kalau begitu suruh dia temui. Aku pikir, semuanya adalah teman lama. Mario pasti juga ingin bertemu dengannya! Bris Dekker ini, dia sudah terlalu lama menjabat jadi duta besar. Pria itu pasti kebingungan. Suruh Mario membuat Bris Dekker sadar."

Di seberang telepon, staf tersebut langsung menjawab dengan hormat, "Baik!"

"Bilang pada Bris Dekker untuk datang ke kota A." Tuan besar Wang terkekeh, "Hari ini Mario menyetir selama beberapa jam, pasti dia kelelahan. Aku tak mau Mario kemari, naik pesawat juga pasti repot. Baiklah, begitu saja."

Setelah bicara, panggilan terputus.

"Menyuruhku ke kota A?" 3 menit kemudian, Bris Dekker melihat staf tersebut kembali, lalu mendengus kesal: "Baik, aku ingin melihat tuan itu, sebenarnya dari mana dia berasal!"

Setelah itu Bris Dekker langsung berbalik dan meninggalkan lobi kantor hubungan luar negeri.

Setelah itu...

Bris Dekker mengajukan dana kunjungan ke luar negeri, menyewa pesawat domestik dan terbang menuju kota A.

————————

"Bris Dekker ingin bertemu denganku?" Di kediaman keluarga Wei, ruang baca lantai dua, Mario Wang berbalik menatap Karin Wei yang masih tertidur. Pria itu mengangkat telepon diam-diam, dengan pelan bersuara, "Kakek, aku sudah bilang! Sebisa mungkin kirim pesan saja! Kalau telepon terlalu berbahaya!"

Kakek Wang:“……”

Kekhawatiran kakek Wang malah dijadikan hal sulit oleh Mario Wang.

Aduh, Mario Wang terlalu perhatian pada istrinya. Saat itu dia bekerja secara rahasia tak semelelahkan ini, tapi untuk istrinya sendiri, Mario Wang seperti melindungi istrinya dari penjahat. Mau menelpon pun harus berhati-hati. Lihat, anak ini membuat kepalaku lebih cepat beruban!

"Kakek, aku tutup teleponnya." Selesai bicara, panggilan terputus.

Saat ini.

Di ranjang empuk di sebelah, Karin Wei membolak-balikkan tubuhnya pelan, matanya masih terasa buram, masih ada ketakutan di wajah wanita itu, "Mario, ada telepon? Apakah itu masalah di bar? Masalah internasional?"

"Hm!" Mario Wang mengangguk, wajahnya tampak serius, "Kakekku menelpon. Bos tertinggi di negara B memintaku menjelaskan permasalahan ini dan berkomunikasi dengan duta besar negara M."

Karin Wei:“……”

Bibir Karin Wei mengucapkan beberapa kalimat, masuk ke dalam selimut lalu kembali tertidur.

Kakekmu adalah orang berpangkat tertinggi di negara B? Kamu ingin bicara dengan duta besar negara M? Terus saja berkata omong kosong, aneh sekali aku bisa percaya padamu!

"Hehe." Mario Wang tak kuasa menahan tawanya, menutupi tubuh Karin Wei dengan selimut lagi lalu berjalan keluar dari kamar. Mario Wang menutup pintu dengan satu tangan berada di belakang, berjalan ke halaman rumah lalu mengendarai mobil audi A8 dengan cepat.

Tujuannya 30 km lebih. Kedutaan besar negara M di negara B!

Saat ini, Bris Dekker sedang dalam kondisi marah sekali, lalu berteriak dengan gilanya, "Mana orangnya? Katakan padaku di mana tuan itu?! Sikap negara B sungguh menjijikkan! Aku jauh-jauh dari sana dan disuruh menunggu?!"

Staf kedutaan besar satu persatu ketakutan dan tak nerani bersuara.

Tak ada cara lain, level mereka pun berbeda jauh. Bahkan penanggung jawab di sini tak bisa melampaui level Bris Dekker. Mereka tak setara dengan pria ini!

"Steve, Johnson!" Bris Dekker menggertakkan giginya, wajahnya marah sekali, lalu pria itu menoleh ke arah kedua pengawal, ada sorot dingin di matanya, "Tunggu tuan itu muncul. Lihat sinyal dariku, lalu langsung tembak mati. Balaskan dendam orang-orang negara M yang mati!"

Wajah kedua pengawal tersebut menjadi dingin, di saat yang sama tangan kanan mereka masuk ke dalam baju dan menuju ke pistol mereka.

Dan saat ini...

"Bris." Suara ceria seorang pria terdengar dari luar.

Mario Wang perlahan-lahan melangkah ke dalam, wajahnya tampak senyum tapi seperti tak senyum, lalu dari jauh menatap Bris Dekker dan kedua pengawal tersebut, "Aku dengar kamu ingin bertemu denganku? Dan juga... ingin membunuhku?"

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu