A Dream of Marrying You - bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
Karena sudah membicarakan begitu banyak hal dengan Emma Zhou, Clarie Song langsung meneguk habis dua gelas kopi untuk menyegarkan dirinya, setelah itu dia pergi mencuci wajahnya dan kembali ke depan meja kantornya, Clarie Song kemudian membuka kembali dokumen word itu untuk mengetik surat pengunduran dirinya.
Emma Zhou bertanya: "Clarie, apa kamu benar-benar mau mengundurkan dirimu dan berhenti bekerja dari sini?"
Clarie Song mengangguk-anggukkan kepalanya: "Iya."
Melihat surat yang sudah hampir selesai diketik di atas layar komputer jtu, Emma Zhou tiba-tiba membuka kedua lengannya dan memeluk pundak lemah Clarie Song: "Meskipun kamu sudah pergi, kita masih akan berteman."
Clarie Song tersenyum: "Tentu saja, apa aku akan dihukum mati, sampai-sampai kamu sesedih ini?"
Emma Zhou juga dibuat aneh oleh dirinya sendiri, wanita itu kemudian tertawa: "Untuk kedepannya, awas ya kalau kamu menyuruhku untuk membawakanmu pakaian lagi ke hotel! Lihat kamu berani mabuk lagi atau tidak! Kamu itu adalah seorang yang langsung tidak sadarkan diri setelah bersentuhan dengan alkohol.”
Berbicara sampai disini, Emma Zhpu langsung berhenti, "Apa kamu sudah menemukan orang yang di hotel waktu itu?"
Sudah, dia sudah menemukannya, tetapi meskipun dirinya sudah tahu, dia tidak akan mengatakannya.
Suara jari-jari Clarie Song yang sedang mengetik itu tiba-tiba terhenti, layar komputer yang ditatapnya itu berubah gelap……
Eugene Pei……
Tamat sudah, Eugene Pei ada memberitahunya untuk pergi menghadiri pertemuan orang tua Tavin Pei tadi pagi, dan dirinya benar-benar melupakan hal itu!
"Emma Zhou, bantu aku simpan dokumen ini dan matikan komputerku! Terima kasih!"
Clarie Song tidak ada lagi waktu untuk memberikan penjelasan kepada Emma Zhou, dia langsung meraih tasnya dan berlari keluar dari kantor itu dengan terburu-buru , meninggalkan Emma Zhou yang tertegun disana.
Emma Zhou menaruh tangannya di pinggang: cepat sekali sikapnya berubah, wanita yang selalu merasa tidak puas di dalam hatinya itu langsung berubah menjadi seorang wanita yang teguh dan kuat……
Waktu.sudah menunjukkan pukul delapan malam lebih, langit di luar sudah hitam dan gelap, dengan menduduki taksi, Clarie Song sampai di depan pintu gerbang SD Praktikum Pertama, dan setelah turun dari mobil itu dirinya langsung melihat sebuah bayangan kecil yang gelap sedang duduk di atas tangga di depan pintu gerbang sekolah itu, duduk dengan bertopang dagu, memandangi kejauhan.
Melihat bayangan itu, Clarie Song lalu memanggil: “Ned Pei?”
Dia benar-benar hanya coba-coba, kalau seandainya dirinya tidak ada datang untuk menghadiri pertemuan orang tua, anak itu yang merupakan keturunan dari Keluarga Pei pasti akan dijemput oleh orang lain pulang, tetapi sekarang, anak itu justru duduk sendirian di depan pintu gerbang sekolah yang gelap, terlihat sedikit kesepian, apakah orang-orang di Keluarga Pei setenang itu?
Sepasang mata Tavin Pei langsung berbinar-binar, tidak lama anak itu langsung melompat dari atas anak tangga itu, “Clarie! Kamu akhirnya datang! Ayo kita pergi!”
Clarie Song: “……”
Tavin Pei berlari mendekati dan menarik pakaian Clarie Song: “Akhirnya, kamu tidak meninggalkanku.”
Di tempat yang tidak jauh, ada sebuah mobil pribadi berwarna hitam yang bersembunyi di balik bayangan sebuah pohon, Eugene Pei membuka jendela mobil itu, rokok yang terjepit diantara tangannya itu sudah terbakar sampai habis.
Sekali pria itu menjentik jarinya, abu rokok itu langsung terjatuh, dia lalu mematikan puntung rokok itu, menarik rem tangannya dan menginjak gas mobilnya itu, kemudian, dengan jarak yang tertentu, Eugene Pei mengikuti taksi di depannya itu sampai ke Huayuan.
Benar, Huayuan yang mewah itu, rumahnya.
Tidak jauh di depan, Tavin Pei sedang menarik tangan Clarie Song, dengan penuh semangat menariknya masuk ke dalam apartemen: “Clarie, ayo mampir dulu!”
Clarie Song masih memiliki trauma dengan kejadian bertemu pria telanjang yang terakhir kali itu, karena itu dia tidak ingin naik, tetapi baru saja dirinya ingin membuka mulutnya untuk berbicara, pundaknya sudah dipegang oleh seseorang dari belakang, yang kemudian menambahkan dorongan dari belakang.
“Aku belum sempat menyambut kedatangan Nona Song ketika dirimu datang terakhir kali ini, dan kita tidak mungkin langsung berpisah begitu saja kan setelah bertemu hari ini?”
Nada suara Eugene Pei itu sangat stabil, sosok tubuhnya yang tinggi dan besar itu benar-benar mendominasi tubuh kecil dan kurus Clarie Song, yang tiba-tiba mendatangkan sebuah rasa tekanan.
Clarie Song lalu memutar balik tubuhnya, bayangan tubuh Clarie Song tersembunyi di balik bayangan lampu, sisi wajahnya terlihat jelas, dan tangan Eugene Pei yang diletakkan di atas pundaknya itu, meskipun sudah dipisahkan dengan kemejanya yang tipis, masih terasa panas seperti akan membakar kulitnya.
Dirinya kemudian merasakan sebuah tekanan yang datang secara tiba-tiba, kepalanya lagi-lagi terasa sedikit sakit.
Novel Terkait
Inventing A Millionaire
EdisonMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiSi Menantu Dokter
Hendy ZhangCinta Seorang CEO Arogan
MedellineKembali Dari Kematian
Yeon KyeongCinta Dan Rahasia
JesslynA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!