A Dream of Marrying You - Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)

Zoey sudah lelah menari, Clarie dan Eugene tengah menari dengan sangat dekat, dia langsung menerbu mereka dan menarik Clarie, "Apa yang sedang kalian lakukan!"

Clarie kaget dan bergegas menopang Zoey yang hampir jatuh, Eugene lalu mundur selangkah.

"Zoey!"

Zoey muntah dan sambil menutup mulutnya menggunakan tangan, dia langsung berlari keluar dari kerumunan dan pergi ke toilet.

Clarie langsung bergegas mengikuti Zoey dari belakang, ketika keluar dari ruang nari, dia melirik kearah belakng, dan kebetulan tatapan Eugene juga mengarah kepadanya, Clarie bergegas menarik kembali tatapannya dan berlari kearah toilet bersama dengan Zoey.

Zoey mabuk, dia mabuk hingga tidak sadar diri, setelah selesai muntah dari toilet, dia lemas, Clarie menopangnya dan nyaris seluruh berat badan Zoey ditindih kepada Clarie, Clarie berjalan dengan susah.

Dia sudah setengah sadar dan setengah mabuk, namun berbeda dengan Della.

Della tidak minum sama sekali, jadi adegan tadi di ruang tari dilihatnya dengan jelas, dia tentu saja juga tidak melewatkan tatapan lembut Eugene terhadap Clarie, mungkin saja bahkan tidak pernah ditunjukan kepada kakaknya.

Meskipun hanya sekejap saja, namun dia juga tetap melihatnya dengan jelas.

Wanita ini.........

Tatapan Della kepada Clarie sudah sedikit penuh rasa musuhan.

Sesuai indera keenamnya sebagai seorang wanita, Clarie bagi Eugene pasti tidak hanya dijadikan sebagai sahabat Zoey saja!

Eugene melihat Clarie menopang Zoey dengan berjalan dengan susah, dia lalu menyuruh Cody untuk menopang Zoey, "Kamu antar Zoey pulang."

Baiklah.

Cody menopang Zoey, dia berpikir dalam hati, Kegunaan aku kesini sepertinya untuk menghabiskan seluruh nyamuk bagi bosku.

Eugene menyetir dan mengantarkan Clarie, Della mengelak dari manager dibelakangnya dan berkata, "Kakak Ipar, aku juga ingin naik mobilmu!"

Perkataannya sangatlah manja dengan senyuman diwajah.

Clarie melihat Della mengikut, dia tahu diri dan berkata, "Aku pulang sendiri naik taksi saja, Direktur Pei, kamu antar Nona Zhang pulang saja."

Eugene tengah membuka pintu mobil dan jarinya menunjuk diatas atap mobil, dia berkata, "Masuk."

Clarie mengerakkan bibirnya, Eugene lalu berkata lagi, "Jangan biarkan aku mengajakmu untuk ketiga kalinya, hmm?"

Della mendengar nada bicaranya dari Eugene saja sudah merasa panik.

Ini sungguh adalah gaya bicara dinovel, kapan Eugene pernah menggunakan gaya bicara seperti begini! Sebenarnya dia lebih ingin menjadi tokoh utama wanitanya! Clarie ini sungguh tiba-tiba nongol saja!

Clarie naik kemobil, Eugene lalu berkata kepada Della, "Kamu istirahat dengan baik, besok masih ada syuting." Sambil berkata, dia memanggil manager Della, "Belakangan ini semua kontrak Della harus aku yang tanda tangan, sinetron sampah seperti itu kamu langsung lewatkan saja dan tidak perlu kasih aku yang lihat."

Managernya terus menganggukkan kepala, "Baik, aku mengerti."

Mobilnya pergi, Della masih berdiri sejenak hingga managernya menyetir mobil kemari dan dia naik keatas mobil.

Della bertanya, "Tadi Clarie itu adalah siapanya Eugene sebenarnya?"

Manager tidak begitu peduli dengan pertanyaan ini, dia berkata, "Mungkin mencarikan ibu untuk Tuan kecil Pei, beberapa hari lalu masih dengar bahwa Tuan Besar Pei baru pulang dari Guangzhou dan ribut dengan Tuan Muda ketiga Pei mengenai kehidupan pribadinya, mereka bahkan hampir main tangan."

..........

Memang benar, kabar didalam dunia hiburan lebih cepat.

Tuan Besar Pei, Martin Pei baru saja kembali dari sebuah area militer Guangzhou, kebetulan berada dihalaman rumah dirinya, dia melihat seorang wanita yang mengenakan qipao (Baju Cheongsam) yang terlihat seksi dan berambut keriting dan dengan dandanannya yang sangat tebal.

Martin paling benci dengan wanita yang berdandan tebal seperti begini, sama sekali tidaklah benar.

Wanita ini tengah berada didepan pintu dan berkata kepada penjaga, "Aku mau mencari Tuan Muda ketiga Pei, aku adalah Clarisa Xia! Kamu lihat, ini adalah ktpku! Aku sudah menggunakannya 10 tahun, aku terus saja menggunakan nama ini!"

Penjaga sangatlah kebingungan, ini sudah adalah Clarisa ke tiga puluh yang mengaku diri dan datang kesini selama satu minggu ini.

Sungguh tidak mengerti mengapa Tuan Muda Ketiga mengumumkan nama ini di majalah dan langsung ada begitu banyak Clarisa Xia yang muncul terus.

Martin menyuruh supir untuk berhenti dan turun untuk mempertanyakan apa yang terjadi, namun terakhir supir malah mendapatkan jawaban seperti begini.

Wanita itu juga sangatlah berani, dia langsung datang menarik pintu mobil Tuan Besar Pei, dia mengira didalam sini adalah orang paling besar di keluarga Pei dan berkata sambil menangis, "Kakak! Kamu harus membantuku, kami anak dan ibu sudah berpisah selama 5 tahun hanya karena Martin tidak setuju dan memisahkan kami! Sekarang mohonlah Anda menyetujui kami!"

Martin, "..........."

Apakah dia adalah orang tua yang suka memisahkan kekasih? Ini jelas adalah bayi yang entah darimana Eugene gendong dari luar negeri! Dia bahkan tidak pernah melihat tampang istri anaknya yang seharusnya!

Supir memegang hidungnya.

Apakah orang ini benar-benar tidak tahu yang duduk didalam sini adalah Tuan Besar Pei ? Perkataan ini saja langsung mengadu domba hubungan ayah dan anak hingga maksimal, entah ini disengajakan atau tidak.

Jadi ketika Martin pulang kerumah, hal pertama yang dia lakukan adalah mengadakan rapat keluarga, selain putri terkecil keluarga Pei yang tengah sekolah di Australia tidak perlu datang menghadiri, sisanya harus menghadari rapat emergency ini, terutama terhadap kedua bujangan seumur hidup keluarga Pei ini.

.................

Malam hari itu ketika pulang, sebelum tidur Clarie sengaja menyalakan musik dan melakukan senam, namun ketika mengerakkan badan, seolah ada sebuah mata yang terus menatapinya dari kegelapan dan berkata, "Aku ajari kamu menari saja."

Lalu dimatanya langsung seolah tampak bayangan Eugene.

Dia merasa dirinya bagai kesurupan.

Jadi malam-malam dia langsung pergi mencari Maddie, "Kakak, apakah kamu sudah tidur belum?"

Maddie tengah membaca buku dikasur, "Belum, kamu tidak bisa tidur?"

"Aku ingin menceritakna sesuatu kepadamu." Clarie tersenyum dan berbalik mengunci pintu, dia mendekat dan menarik buku ditangan Maddie, dia melihat judulnya, "Ilmu otopsi?! Kakak, ini kamu sedang merawat diri?!"

Maddie berbaring kesamping dam membiarkan Clarie duduk disampingnya, "Dulu ketika masih sekolah, pelajaran otopsi lebih mengerikan daripada ini."

"Kamu sekarang mengandung, kamu juga tidak ingin anakmu sekali lahir langsung menjadi maniac pembunuhan kan?" Clarie baring disamping Maddie, dia berkata, "Kamu sekarang banyaklah melihat buku-buku merawat anak, sebaiknya banyaklah baca-baca yang santai."

"Baiklah, bilang dulu kamu datang mencariku untuk apa?" Maddie mengangkat tangan dan sedikit mengelapkan lampu, "Apakah jangan-jangan benaran ada sesuatu dengan bos kamu itu?"

"Hmm, iya sepertinya." Clarie berkata, "aku terus saja merasa seolah pernah mengenalnya."

"Seolah mengenalnya dimimpi?"

".........Eh, kak, sudahlah, aku serius, aku merasa dia terus merayuku, namun aku juga tidak tahu apakah dia tulus atau tidak........"

Maddie memotong perkataan Clarie, "Kamu bilang saja, apakah kamu punya rasa kepadanya?"

Apakah punya rasa?

Pertanyaan ini juga ditanyakan oleh Eugene sambil menarik tangan Clarie dan meletakkannya didadanya ketika didalam kantor.

Namun hingga saat ini dia sudah tidak berani percaya lagi dengan namanya rasa.

"Kakak, aku punya sebuah percintaan yang dikhianati, sekarang aku punya sebuah rasa, rasa apa? Rasa tidak berani mencintai."

"Kamu baru saja berumur 24 tahun, apa yang tidak berani kamu cintai." Kata Maddie, "Benarkan sikapmu, jangan seperti begini terus, aku sudah bilang, bos dengan bawahan wanita mudah terjadi apa-apa."

"Kakak, bagaimana denganmu, apa rasamu terhadap Calvin?"

Clarie mempertanyakan pertanyaan ini sangat lama, Maddie terus tidak menjawabnya, Clarie terlalu lelah malam ini menghadapi Eugene, matanya mulai suntuk dan juga tidak menantikan jawaban dari Maddie.

Maddie lalu langsung mematikan lampu dan berkata, "Tidurlah, sudah malam."

..............

Dalam satu minggu ini, Ava sudah mencari Clarie tiga kali.

Semua mengenai masalah bayaran Taikang.

Clarie mencari data putri Adi,Vannes, dia sudah mengetahui dasar dari kondisinya, dia memutuskan untuk pergi menunggu di depan sekolah Vannes.

Vannes sekolah disebuah sekolah swasta, mereka tidak mengurus mengenai gaya rambut dan juga tata cara pakaian, Vannes mengenakan sebuah rok yang seksi sekali, dan rambutnya juga di cat menjadi merah, bulu matanya juga sangatlah tebal, dan dia mempunyai eye shadow warna ungu kebiruan.

Dandanan ini dimata Clarie adalah seorang psk, seorang psk kecil yang sedang memberontak.

Tidak aneh juga, Adi jelas terlihat adalah orang kaya baru, putri yang diajarinya jelas tidak mungkin terlalu bagus.

Clarie menunggu didepan pintu sekolah, ketika melihat Vannes keluar dari sekolah, matanya terus saja tidak bergeser dari seorang lelaki tinggi didepannya.

Anak muda pada usia begini tengah dalam usia remaja, pemikirannya ketat, dan tengah berada pada masa pacaran dini, Clarie yakin bahwa Vannes pasti menyukai seorang lelaki, Lalu Clarie mencari tahu nama lelaki itu serta bagaimana kondisinya disekolah, setelah itu dia kurang lebih tahu.

Sore hari, ketika dia nyaris pulang sekolah, dia pergi lagi ke kantor Adi lagi.

Adi berkata, "Sungguh tidak kebetulan sekali, aku mau pergi menjemput putriku."

Clarie mencibir dalam hati, dia memang sengaja datang pada waktu begini, jika datang lebih awal, juga pasti harus menunggu Adi diruang tamu hingga dia pulang kerja, lalu menggunakan alasan menjemput putrinya untuk mengelabuinya.

"Apakah dia sekolah di sekolah XX?"

"Iya."

Clarie tersenyum, "Kebetulan sekali, ada seorang teman lamaku baru pergi bekerja disana tahun lalu, kebetulan searah, apakah Manager Shang boleh mengantarkan aku sekalian?"

"Kalau begitu sungguh kehormatan bagiku."

Adi juga tahu bahwa Clarie ingin menggunakan ini untuk mendekatinya, namun dia tidak membongkar perkataannya, mereka sama-sama mengerti dalam hati.

Dimobil, Clarie menceritakan kasus klasik mengenai pemberontakan remaja, Adi juga terus mengiyakan, "Iya, putriku memang seperti begini, siapapun yang bilang juga tidak mau dengar, sekarang menjadi tampang begitu, juga bukan ingin dia seberapa baik belajarnya, namun setidaknya juga harus bisa masuk sma bagus, dan setelah lulus sma barulah bisa mengantarkannya kuliah diluar negeri."

Clarie tersenyum menyindir dalam hati, ini mungkin adalah ssebuah kondisi klasik dari semua anak orang kaya, lagipula ada uang, tidak apa-apa jika tidak bisa masuk universitas bagus, tinggal kuliah diluar negeri saja, setelah beebrapa tahun, nanti pulang lagi atau mungkin langsung masuk kedalam kewarganegaraan lain.

Namun kondisi Vannes sedikit lebih spesial dan lebih klasik lagi, ini membuat Clarie punya titik masuk yang sangat tepat.

"Aku pernah belajar psikologi, bagaimana jika aku mengobrol dengan putrimu saja?"

"Boleh juga, setelah aku bercerai dengan ibu dari Vannes, dia mulai sangat menolakku." Adi tanpa sadar berkata, "Kalau begitu nanti makan bersama saja>"

Clarie tidak berekspresi lain, namun hatinya lega, beberapa hari ini mencari info kesana kemari, akhirnya tidak sia-sia.

ketika hampir tiba disekolah, ADi tiba-tiba berkata, "Apakah kamu tahu apa yang paling aku takuti sekarang? Aku takut dia berhubungan intim dengan lelaki yang tidak benar, aku takut dia ditipu, namun dia tidak mau mendengar perkataanku."

Ketika berhasil menjemput Vannes, Vanees tengah mengobrol dengan beberapa lelaki yang tinggi, lelakinya juga tidak terlihat adalah orang yang serius, tangannya kesana kemari, namun Vannes malah merasa senang.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu