A Dream of Marrying You - Bab 52 Nasi Goreng
Clarie Song memasuki kantor dan melihat bungkusan makanan dari luar yang terletak di meja kopi di area istirahat. Di dalamnya terdapat butiran nasi yang tersebar di dalam plastik beserta sumpit yang telah dipakai.
Tata kantor Eugene Pei sangat sederhana, termasuk dalam gaya Barat yang dingin dan elegan serta merupakan gaya yang konsisten dalam manajemen tingkat tinggi. Namun, perbedaannya adalah kantornya juga terdapat dapur kecil.
Clarie Song berpikir lagipula masih perlu menunggunya. Jika dia bisa melakukannya dengan baik, dia bisa saja membiarkan Ava Dai berulang kali memberinya melayani tamu terhormat. Dia mencuci tangannya, membuka lemari es dan melihat bahan makanan, ada tomat dan telur, dia berencana menggunakan nasi yang dibeli dari luar untuk membuat nasi goreng telur, meskipun tidak enak,tapi setidaknya makanan itu dibuat di dapur Eugene dan dijamin bersih.
Dia selesai membuatnya dalam waktu sepuluh menit.
Clarie Song berjalan keluar dari dapur dan menuju ke jendela untuk melihat aliran orang-orang di bawahnya, kemudian sedikit merentangkan punggungnya, pada saat ini pintu kantor terbuka dari luar, dia berbalik, "CEO Pei."
Eugene Pei tampak sangat lelah. Dia menggosok alisnya dan melirik Clarie Song kemudian mencium aroma yang menyengat.
Clarie Song menjelaskan: "Baru saja Sekretaris Yoona mengatakan Anda belum makan karena makanan di luar tidak bersih, jadi saya meminjam dapur anda dan membuat nasi goreng telur."
Yoona yang berada di belakang Eugene diam-diam memegang tangannya sendiri, Apakah itu merupakan hal yang baik atau buruk mengatakan kejadian Eugene pada Clarie tadi?
Eugene Pei bertanya pada Yoona: "Masih tersisa berapa lama?"
Yoona melirik waktu dan menjawab "Masih ada empat puluh menit."
Eugene tersenyum.
Eugene Pei meminta Clarie Song untuk menghidangkan nasi goreng telur dalam mangkuk porselen putih, warna telur kuning dan tomat merah tampak sangat membangkitkan selera.
Melihat Eugene Pei yang tidak mulai makan, Clarie Song berkata, "Aku tidak berani mengatakan bahwa itu lezat, tetapi itu benar-benar bersih.
Eugene Pei mengangguk dan berkata, "Tolong bantu aku untuk mencetak dua puluh salinan dokumen yang ada di meja."
Clarie Song tertegun sejenak.
Sejak kapan menjadi gilirannya untuk melakukan hal semacam ini?
Tetapi karena Eugene Pei telah meminta tolong padanya, Clarie Song mencari dokumen itu dan bertanya, "Apakah dokumen tentang rincian kontrak kerja perusahaan kapas dan linen?"
"Iya" kata Eugene Pei.
Ketika Clarie Song mengeluarkan dokumen itu, Eugene Pei mengeluarkan teleponnya dan mengambil gambar nasi goreng telur yang terlihat sangat lezat, kemudian mengeditnya dan mengirimkannya pada Tavin Pei,temperamennya terlihat tenang dan santai kemudian mulai makan.
………………
Di kantor, Eugene Pei sedang makan dan Clarie Song berdiri di dekat jendela sambil memegang secangkir kopi di tangannya dan meminumnya sedikit demi sedikit.
Kualitas tidurnya sangat buruk belakangan ini dan dia mengandalkan dua cangkir kopi setiap hari untuk menyegarkannya.
Tatapan Eugene Pei memandang Clarie Song yang sedang memandang sesuatu saat ini, bulu- bulu seolah-olah tampak menyelinap dan menggelitik hatinya.
"Clarie"
"Yah," Clarie Song sadar dan bertanya, "Ada apa CEO Pei?"
Eugene Pei bersandar di sofa: "Kamu dan aku bukan hubungan antara atasan dan bawahan, jangan terus memanggilku CEO Pei."
“Uh,” Clarie Song terdiam. “Kalau begitu aku harus memanggil anda Tuan Pei atau Bos Pei?” Dia memperhatikan raut wajah Eugene Pei yang dalam dan merasa perlu menyesuaikan suasana hatinya yang tertekan saat ini kemudian berkata, “Atau memanggilmu kakak Pei? Haha ,aku hanya bercanda. "
Eugene mendengar sebutan "Kakak Pei" dengan suara lembut membuatnya merasa kekeringan, melonggarkan dasinya, dan berdiri: "Ayo Pergi."
Saat keluar dari perusahaan Pei, semua wartawan yang menunggu di luar berkumpul.
Para wartawan ini telah menunggu di luar bangunan Pei sejak pagi hari dan mereka ingin mendapatkan berita hangat langsung. Meskipun Eugene Pei bukan seorang bintang, tetapi pusat perhatiannya tidak kurang dari mantan raja vincent.
"CEO Pei, apakah hubungan Anda dengan Nona Hua itu nyata?"
"Tuan muda Pei, gambarnya sedikit buram, beberapa orang mengatakan itu hasil editan, bagaimana kamu menjelaskan pandangan ini?"
"Apakah hubunganmu dengan Zhang Menglin benar-benar hanya wali?"
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dilontarkan satu demi satu. Adegan itu tidak terkendali untuk sementara waktu dan dikelilingi oleh kerumunan, di dalamnya terdapat wartawan maupun orang yang melihat keributan.
Untungnya, Clarie Song pernah berurusan dengan wartawan, dia berdiri teguh dan melangkah maju di depan Eugene Pei lalu berkata "CEO Pei tidak menerima wawancara apa pun sekarang, diharapkan pada semuanya untuk pergi."
Clarie Song didorong keras oleh kerumunan di depan, karena mengenakan sepatu hak tinggi, dia tidak stabil dan hampir terjatuh.
Eugene Pei dengan cepat meraih pinggang Clarie Song, dan melihat reporter di depannya dengan dingin selama tiga detik.
Para penjaga keamanan dan pengawal di sebelahnya menghentikan para wartawan dan akhirnya mereka memasuki mobil.
Clarie Song membereskan rambutnya yang berantakan dan berkata kepada Eugene Pei: "Terima kasih... CEO Pei."
Lebih baik menyebutnya CEO Pei, sudah menjadi sebuah kebiasaan.
Sejujurnya Clarie Song sangat bingung melihat perilaku Eugene Pei. Dia beneran tahu seberapa besar foto itu akan memengaruhi pemikiran orang terhadap dirinya tetapi dia masih mempostingnya.
Apakah dia melakukannya karena dia tidak ingin mempengaruhi hubungannya dengan temannya Zoey Hua?
Clarie menggelengkan kepalanya dan merasa diri sendiri telah berpikir banyak.
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanCinta Yang Terlarang
MinnieThe Winner Of Your Heart
ShintaMore Than Words
HannyBeautiful Lady
ElsaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaMy Superhero
JessiA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!