A Dream of Marrying You - Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
Eugene Pei tersenyum, “Kalau begitu bila aku ingin makan nasi goreng telur yang kamu buat lagi, kapan kamu akan membuatnya lagi?"
Raut wajah Clarie Song tampak kosong, dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi.
Eugene Pei segera mendapatkan kembali ketenangannya dan melepaskan pergelangan tangan Clarie Song, “Kalau masih belum pergi, nanti Tavin Pei keburu kembali, kamu tidak bisa pergi."
Barulah Clarie Song melarikan diri dari restoran, saat di luar, angin malam yang sejuk bertiup, barulah wajahnya yang hangat memudar.
Eugene Pei memandang Clarie Song yang buru-buru pergi, dia menoleh.
Tavin Pei sudah kembali dari toilet, dari kejauhan, dia melihat tidak ada bayangan Clarie Song di kursi, dia buru-buru lari kemari, "Di mana Clarie?"
Eugene Pei berkata, “Sudah pergi."
Tavin Pei cemberut, "Ayah, kamu terlalu tidak bisa diandalkan! Aku baru pergi ke toilet sebentar dan kamu sudah kehilangan Clarie!"
Eugene Pei tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia mengambil kunci mobil, bangkit berdiri dan berjalan pergi.
Tavin Pei mengikuti Eugene Pei, ketika melewati kedai minuman dingin swalayan, Tavin Pei mengambil es krim yang renyah, dia menjulurkan lidahnya dan menjilatnya, lalu bertanya, "Ayah, kita mau pergi ke mana?"
Eugene Pei berkata, “Mandi, untuk menghilangkan bau keringat dari tubuhmu."
“Oh iya, Ayah.” Tavin Pei bertanya, "Apa artinya menopang suami dan mendidik anak?"
Eugene Pei mengangkat alisnya, “Dari mana kamu mendengarnya?"
Tavin Pei mengusap hidungnya, “Clarie bertemu bibi keduanya di sekolah, bibi keduanya mengatakan dia menopang suami dan mendidik anaknya, lalu memanggil paman untuk makan kumpul keluarga.” Si kecil berkata, "Bibi kedua itu apa? Kenapa aku tidak punya bibi kedua? Juga paman.”
Eugene Pei menyentuh kepala kecil putranya dan berkata, "Kamu akan memilikinya."
Clarie Song sebenarnya tidak bisa memasak banyak jenis masakan, semuanya hanya masakan rumahan, untuk mie, hanya telur mie dan kubis asinan yang ahli.
Tidak disangka, Christa Song masih ingat.
Dia sengaja mengiris sepotong ham ke dalam mie dan memasukkan telur rebus, Clarie Song menyajikan mie itu kepada kakak perempuannya.
Semangkuk besar mie, Christa Song bahkan memakan semuanya tanpa menyisakan airnya setetespun, Clarie Song terkejut, “Kak, kalau bukan karena kamu sedang hamil, aku mungkin mengira kamu sudah 3 hari tidak makan."
Christa Song tersenyum, “Masakanmu enak, tidak sepertiku, tidak bisa memakan, juga tidak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga, benar-benar tidak berguna."
"Bagaimana bisa kamu mengatai dirimu sendiri!"
“Saat kamu masuk tadi, apa kamu melihat dua orang berpakaian hitam kemari?"
Clarie Song menggelengkan kepalanya, "Tidak perhatikan, mereka masih di sini?"
Christa Song berdiri dan melihat ke balkon, tidak ada, dia membuka pintu lagi dan berjalan ke koridor, baru saja berjalan dua langkah, dua pengawal berpakaian hitam kemarin muncul dan bertanya, “Nona Song, mau pergi kemana? Perlu menyiapkan mobil?"
"Aku ingin pergi ke surga, bisa siapkan mobil?”
Christa Song tersenyum dingin, dia berbalik dan berjalan masuk ke pintu, lalu membanting pintu, dan langsung menuju kamar.
Christa Song terlihat sangat kesal sekarang, Clarie Song mengeluarkan musik piano lembut yang dia pakai saat dia berlatih yoga dan membiarkannya mendengarkannya sebagai lagu untuk menenangkan janin.
Sebelum tidur, Christa Song tidak pernah keluar kamar lagi.
Clarie Song mematikan lampu di ruang tamu dan hendak beristirahat, dalam kegelapan, dia melihat titik kecil menyala di bawah meja kopi, dia berjalan mendekat dan melihat-lihat, itu adalah ponsel Christa Song, tapi di mode silent, jadi sampai panggilan tidak dijawab, layar menunjukkan lima panggilan tak terjawab, semuanya dari Calvin Han.
Clarie Song membuka pintu kamar Christa Song dengan hati-hati, dan di dalam ruangan gelap, Christa Song sepertinya sudah tertidur di ranjang.
Dia melangkah mundur, kebetulan Calvin Han menelepon lagi, jadi dia mengangkatnya.
Tetapi setelah terhubung, dia tidak tahu harus memanggil apa.
Sebuah suara rendah datang dari mikrofon, "Christa, apakah kamu akhirnya bersedia menjawab panggilanku?"
Mendengarkan suara dingin ini, Clarie Song teringat saat dia bertemu Calvin Han di keluarga Song sebelumnya, dia berhenti sejenak, tidak tahu harus menyebutnya apa, "Tuan Han, aku Clarie Song, kakakku sudah tidur, malam ini sepertinya suasana hatinya sedang tidak bagus.”
Di telepon, Calvin Han seperti terhenti, dia tidak menyangka Clarie Song yang mengangkat telepon, dia berkata, "Ya, Clarie, tolong sampaikan pada kakakmu, minggu depan aku akan melakukan perjalanan bisnis ke Kota C."
"Baik."
Clarie Song menutup telepon dan berusaha keras untuk mengingat penampilan Calvin Han dalam benaknya, tetapi dia menyadari bahwa dia sama sekali tidak dapat mengingatnya, hanya teringat suaranya yang dingin.
Clarie Song terhadap pekerjaan di biro iklan, tidak mungkin jika tidak ada setengah kelelahan.
Sebelum dia menyelesaikan perguruan tinggi, dia putus sekolah dan menikah masuk ke Keluarga Ye, kemudian di bawah perusahaan periklanan kecil Ye's Corp, dia mulai bekerja.
Saat memikirkannya sekarang, dia tidak tahu mengapa dia memiliki begitu banyak keberanian pada saat itu, demi cinta, demi Jasper Ye? Sekarang sudah menjadi abu.
Karena kontrak dengan Pei's Corp pada dasarnya sudah jelas, Ava Dai menjelaskan agar dia mengejar untuk memulihkan sebagian dari saldo Taikang.
Clarie Song melihat dokumen tersebut dan menemukan bahwa Taikang telah menunggak selama dua bulan dan belum melunasi saldo, apakah perusahaan yang tidak bereputasi seperti ini tidak takut tidak ada perusahaan lain yang akan bekerja sama dengannya di masa depan?
Emma Zhou membantu memeriksa manajer umum Taikang saat ini, Adi Shang, dia berkata, "Pada saat itu, Febby yang bertanggung jawab atas pelanggan ini, tapi dia telah dipindahkan ke kantor pusat, ini adalah informasi yang dia tinggalkan."
Clarie Song merasa sakit kepala, jadi dia menelepon Adi Shang dulu, tetapi tidak ada yang menjawab, jadi dia naik taksi langsung ke Taikang.
Dalam masyarakat ini, tuan besar benar-benar berhutang, dan penagihan hutang menjadi lebih sulit.
Adi Shang ini cukup bergaya, Clarie Song menunggu di ruang tamu selama hampir satu jam, baru dia datang.
"Maaf, aku benar-benar minta maaf.” Adi Shang melangkah maju dan buru-buru berjabat tangan dengan Clarie Song, "Aku tadi ada rapat, rapatnya terus berlangsung sampai sekarang."
“Tidak apa-apa.” Tidak peduli betapa tidak sabarnya dia, Clarie Song masih perlu terlihat seperti wanita yang baik.
“Kenapa bahkan segelas air pun tidak ada?” Adi Shang membiarkan Clarie Song duduk dan memarahi orang di belakangnya, “Kamu punya etiket dasar tidak, hmm?”
Mendengarkan Adi Shang memarahi asistennya, Clarie Song tidak dapat berhenti berpikir di dalam hatinya, jika bukan karena perkataanmu, bagaimana mungkin aku duduk di sini selama lebih dari setengah jam tanpa segelas air.
Clarie Song mengambil gelas air dan berkata, "CEO Shang, aku ingin berbicara tentang kerjasama dengan Juni terakhir kali."
Adi Shang berkata, “Oke, bagus kalau bisa bicara baik-baik seperti nona Song, Taikang kami juga bukannya tidak punya uang itu, coba lihat terakhir kali, orang bermarga Deng yang datang itu, dia langsung membanting ponselnya, coba katakan, sikap macam apa itu datang untuk berdiskusi masalah bisnis, benar kan?"
Clarie Song tersenyum, "Manajer Deng kami itu pemarah, harap maklum.”
Adi Shang tiba-tiba berkata, "Oh, hampir lupa, putriku pulang sekolah, aku harus menjemputnya, hampir jam lima."
Clarie Song bangkit dan berkata, “CEO Shang sibuk, aku juga harus kembali ke perusahaan."
Awalnya, dia tidak ingin menyelesaikan saldo pembayaran dalam sekali kerja, dia tidak sebegitu hebatnya.
Tapi kecurangan penundaan seperti ini benar-benar menjijikkan.
Clarie Song keluar dari gedung perusahaan Taikang, merasa angin agak dingin, dia tiba-tiba ingin makan yang Malatang, tapi malah menerima telepon dari Molly Pei yang sudah lama tidak menghubunginya lebih dari sebulan.
Hanya saja peneleponnya adalah Kak Liu.
“Nyonya muda, kamu ada dimana sekarang? Nyonya besar saja jatuh dari tangga! Aku terus menghubungi tuan muda tapi tidak diangkat-angkat.“
Berkenaan dengan masalah yang mengancam nyawa, Clarie Song bergegas ke pinggir jalan untuk menghentikan taksi setelah mendengar ini, “Sudah telepon ambulans belum?"
Kak Liu berkata, "Sekarang kalau mau operasi di Rumah Sakit Pertama, butuh tanda tangan keluarga."
Rumah Sakit Pertama tidak jauh dari Taikang, untungnya kali ini bergegas sebelum jam macet pulang kantor, tidak sampai 5 menit sampai Clarie Song tiba di rumah sakit.
Operasi sudah dimulai.
Clarie Song diam-diam membuat keputusan, meminta Kak Liu untuk tanda tangan, Kak Liu awalnya bilang tidak bisa, tapi Clarie Song bersikeras dan mengatakan bahwa dia yang akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu.
Kak Liu adalah satu-satunya orang yang berada di luar ruang operasi.
Sebenarnya, saat ini, jika Kak Liu tidak dapat menemukan Jasper Ye, dia seharusnya menelepon keluarga pihak Molly Pei, bagaimanapun juga tidak bisa lepas dari menantu Keluarga Ye.
Kak Liu benar-benar tidak pernah melalui adegan sebesar itu, hatinya kacau, ketika dia melihat Clarie Song datang, dia buru-buru menyapanya, "Nyonya muda, kamu .…”
Clarie Song menyela kata-kata Kak Liu, "Kamu terus telepon Jasper Ye, telepon pribadinya tidak terhubung, telepon ke perusahaan."
Kak Liu mengeluarkan ponselnya dengan tangan gemetar dan terus memutar nomornya.
Clarie Song bertanya, "Di mana Elsie Xu?"
Dia tahu, Elsie Xu akhir-akhir ini membesarkan janin di Keluarga Ye, ketika hal seperti ini terjadi, bagaimana mungkin wanita yang selalu diomongin itu tidak kelihatan sosoknya?
Kak Liu berkata, "Nona Xu dia! Ahh, berakhir sudah!"
Clarie Song benar-benar terkejut dengan ucapan ‘ahh’ yang tiba-tiba keluar dari mulut Kak Liu, "Ada apa?"
"Aku sedang memanasi sup!"
Sambil berkata demikian, Kak Liu buru-buru lari pulang, berakhir sudah, sudah satu jam berlalu, tidak mungkin terjadi sesuatu kan.
Clarie Song bersandar di dinding di belakangnya, dia mengusap alisnya.
Dia benar-benar bukan Bunda Maria, sejak Molly Pei membawa Elsie Xu ke rumah, dia sudah tidak mengakuinya sebagai menantu, sebenarnya dia sudah tersingkir, kalau begitu apa yang masih dia lakukan di sini?
Dia mengeluarkan ponselnya dan mulai menghubungi Jasper Ye, tetapi masih tidak tersambung, selalu mengatakan berada di luar jangkauan.
Clarie Song tidak bisa menahan untuk mengernyit, mungkinkah menghilang tanpa jejak?
Satu jam kemudian, operasi selesai, dokter menjelaskan situasinya kepada Clarie Song, dan kemudian mendorong Molly Pei ke bangsal.
Clarie Song juga menerima telepon dari Kak Liu yang mengabarkan bahwa dapur di rumah terbakar, ketika dia sampai di rumah, dua mobil pemadam kebakaran telah tiba, sepertinya malam ini dia tidak bisa datang.
Clarie Song memandang Molly Pei yang terbaring pucat di ranjang rumah sakit, dia menekan keinginan untuk berbalik dan meninggalkan rumah sakit.
Sudahlah, anggap saja itu sebagai balas budi padanya.
Molly Pei memang tidak memperdulikan beberapa kata, tapi ada satu kalimat yang benar, yaitu Claire Song baik hati, orang lain baik terhadapnya, dia akan membalasnya sepuluh kali, bahkan seratus kali lipat.
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddyCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinIstri ke-7
Sweety GirlBack To You
CC LennySang Pendosa
DoniA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!