A Dream of Marrying You - Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
Clarie beridir dan mengeluarkan hp dari dalam tasnya, dia menyadari bahwa layar hpnya hitam, hpnya sudah nonaktif karena kehabisan baterai.
Gawat ini.
Dia berpikir sejenak terakhir tetaplah keluar.
Diluar sana, ruang tamu gelap gulita, lampunya tidak dinyalakan, kamar Eugene sepertinya ada dilantai atas, dia perlu meminta charger untuk mengisi baterai hpnya, atau meminjam hp Eugene untuk menelepon kakaknya.
Dia meraba-raba untuk naik tangga, dilantai atas sana ada sebuah ruangan yang lampunya masih menyala, pintunya sedikit terbuka dan cahaya dari dalma sana menyinari luar.
Clarie mengetuk pintu dan mendorong pintu, "Direktur Pei, apakah kamu ada disini?"
Namun yang dilihatnya ketika mendorong pintu adalah Eugene yang telanjang total dan tengah mengganti pakaian tidur.
Bahunya yang luas, pinggangnya yang kecil, otot diperutnya terlihat jelas, kakinya yang panjang serta bagian selangkangannya..........
Pertama kalinya dia melihat lelaki yang telanjang total, adegan ini sungguh mencengangkan, dia langsung terpaku dan melototkan matanya hingga lupa untuk menutupnya kembali.
Hingga ada sebuah handuk putih yang menutup wajahnya.
Suara Eugene terdengar, "Apakah cukup puas dengan yang kamu lihat?"
Clarie merasa malu, dia tidak berencana untuk melepaskan handuknya, jika tidak sekali melihatnya wajahnya pasti akan merah.
"Itu.......Apakah kamu sudah memakai bajunya?"
Eugene tertawa, "Kamu tinggal lepas handuk dan akan tahu kan."
Bukannya dia tidak ingin melepaskannya, hanya saja dia tidak ingin salah melihat sesuatu saja.
Clarie mendengar suara bisikan pakaian, sejenak kemudian, barulah terdengar suara Eugene, "Lepaskanlah handuknya, aku sudah selesai memakai pakaian."
Claire melepaskan handuknya dan merasa lega.
Eugene berkata, "Lain kali kalau mau masuk ketuk pintu dulu, setelah disetujui barulah masuk, jika tidak aku akan merasa kamu punya hobi mengintip."
Clarie mana terpikiran begitu banyak hal, tadi pintunya tidak tertutup rapat, siapa sangka Eugene akan tidak mengenakan baju dan juga tidak mengunci pintu.
Namun dirumah ini sepertinya selain Tavin, sepertinya juga tidak ada wanita lain.
Seharusnya...........tidak ada lagi.
Eugene melihat Clarie memegang hp, dia bertanya, "Sudah kehabisan baterai?"
Clarie mengangukkan kepallanya, "Apakah kamu punya charger hp, Charger multi use juga boleh."
"Kalau begitu aku lihat dulu tipe hpmu apa dulu." Eugene menerima teleponnya, dia mengingat tipe hpnya, "Kali ini tidak ada, tapi aku jamin lain kali akan ada."
"Lalu, apakah aku boleh menggunakan hpmu?"
Eugene memberikan hpnya sendiri, "Kamu mau menelepon kakakmu?"
Clarie menganggukkan kepalanya.
Adanya Eugene disini, Clarie bahkan sedikit tidak enakan untuk berkata, dia lalu berjalan kearah balkon."
Namun telepon Kakak malah menunjukkkan nonaktif.
Clarie mengirim sebuah pesan kepada Maddie dan menambahkan namanya dibelakang.
Malam ini dilewati dengan begitu saja.
Clarie terbaring diatas kasur, disebuah ruangan yang benar-benar asing, disebuah kasur yang benar-benar asing baginya, dia mengangkat kepala dan melihat sebuah pot bunga dijendela dan didalam pot bunga ada bunga lily.
Meskipun sekarang seluruh badannya lemas, namun Clarie malah sangatlah semangat, semua sel diotaknya seolha sedang berpesta dan membuatnya mondar mandir dan tidak bisa tidur.
Semakin tidak bisa tidur, dia semakin panik, Clarie langsung turun dari kasur dan membalikkan badannya, dia melemparkan bantal dengan keras kearah dinding dan memunggutnya kembali, dan melempar lagi.
Clarie melampiaskan rasa marahnya dan baring lagi, barulah perlahan dia tenang.
...........
Eugene berada didalam kamar dan menelepon orang kenalannya di kepolisian, Sam, dia mau meminta rekaman cctv dijlanan depan rumah Clarie.
Kebetulan Sam kerja malam hari, dia langsung mengerjakannya malam itu juga, dan mengirim kepada Eugene sebuah video yang selesai diedit.
Ketika dicek berdasarkan plat nomor mobil, ternyata pemiliknya adalah Molly.
Eugene membuka video yang sudah diedit dan melihatnya.
Terakhir dilacak, mobilnya masuk kedalam sebuah villa terpencil, villa ini Eugene pernah pergi, itu adalah harta pribadi kakaknya, Molly, dia pernah ingin memberikannya kepada anaknya Jasper, namun karena gunung itu pernah ada kabar orang mati, dia merasa tidaklah bagus, makanya diletakkan begitu saja.
Sekarang malah Elslie yang tinggal disana.
Elsie sungguh berani juga, dia bahkan ingin menabrak orang seperti begini.
Jika dia berani melakukannya, maka dia harus membalas atas perbuatannya.
Eugene berkata kepada telepon, "Tidak perlu menjaga apa-apa, ambil saja rekaman cctv dan tangkap saja, nanti setelah ada yang menjaminnya barulah lepaskan dia."
"Baik."
"Dia adalah wanita hamil, kalian jangan terlalu parah turun tangannya, tinggal takut-takuti dia saja sudah cukup."
"Banyak basa-basi, sampai disini saja ya." SAm tertawa, "Sudah jam satu ini, Eugene, kehidupan malammu masih belum mulai ini, badan wanita cantik di............."
Eugene tidak berkata apapun, dia langsung mematikan panggilannya.
...............
Elsie juga tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh dirinya, mengapa ketika Clarie menyebrang, dia malah menginjak gas dan ingin menabraknya.
Waktu itu ketika mengambil laporanhamil, dan mencari Molly, waktu itu dia sudah hamil 3 bulan, karena tantenya memberitahunya bahwa harus lewat waktu yang pas untuk melakukannya.
Sekarang dia disuruh oleh Molly untuk merawat di villa ini, selain ada pembantu yang membuatkan makanan untuknya terus, disampingnya tidak ada orang lain sama sekali, dia sudah kesepian hingga mau gila.
Ini sama sekali bukanlah merawat diri, ini jelas mau membuatnya stress.
Oleh karena itu, malam ini dia menelepon Jasper, namun setelah diangkat, Jasper berkata dengan tenang, "Kamu sekarang jangan bermimpikan akan appun, Elsie, aku hanya mempertimbangkan keluarga Song makanya mempertahankanmu."
Elsie mulai menangis, "Namun aku mengandung anakmu! Mengapa kamu begitu tega!"
"Waktu itu aku sudah memberitahumu dengan jelas, aku tidak akan mengakui anaknya." Jasper menambahkan, "Jika kamu menginginkan nak ini, tunggu setelah kamu melahirkan aku akan atur kamu untuk bawa anaknya keluar negeri, jika kamu tidak ingin mempunyai, maka tinggalkan anaknya dan kasih ibuku yang besarkan dia......"
"Dan harus panggil Clarie ibu?! Jangan bermimpi! Ini adalah anak yang aku hamil sendiri, tidak ada yang bisa merebutnya dariku!"
Disaat ini, terdengar sebuah suara dari sisi sana.
Elsie langsung kaget dan sebelum mengatakan apapun, terdengar Jasper berkata, "Clarie, jangan sibuk-sibuk dulu, lukamu masih belum sembuh."
Meskipun suaranya tidaklah jelas, namun mungkin karena Jasper menjauhkan teleponnya, namun suaranya masih bisa terdengar dengan jelas kata Clarie.
Elsie langsung marah.
CLarie algi, Clarie lagi, apa sebenarnya bagusnya Clarie! Dia sudah pergi keluar negeri dua tahun, setelah kembali menjadi orang yang tidak diinginkan namun dia bisa membuat Jasper tidak bisa melupainya.
Seketika, Elsie mengambil kunci mobil dan pergi menyetir mobil di garasi, dan ingin pergi berunding dengan Clarie.
Namun ketika dia bertemu dengan Clarie, dia malah tiba-tiba punya sebuah pemikiran jahat, yaitu menyetir dan menabraknya mati, dan membuatnya tidak bisa rebutan dengan dirinya! Biarkan saja Clarie mati, dan setelah mati, semuanya terselesaikan.
Pemikiran ini muncul, Elsie langsung tidak berpikir banyak, kakinya langsung menginjak gas mobil.
Jika dia melirik dari kaca belakang, dia pasti akan menyadari matanya merah dan bagaikan seorang iblis.
Disaat kritis, sesosok orang menerbu Clarie dari belakang.
Apakah disetiap saat bahkan Tuhan saja memberkati Clarie?
Ketika turun dari mobil, kaki Elsie lemas, disatu sisi dia benci, disisi lain dia juga takut.
Dia kebingungan, dan otaknya ksoong, disaat dia hampir melakukan pembunuhan secara sengaja, seluruh punggungnya keringatan.
Dan setelah api yang berkobar diotaknya telah padam, badan Elsie mulai kegigilan, dia mulai ketakutan parah.
Bagaimana ini, bagaimana jika terselidiki oleh orang lain.
Sampai saat ini, orang yang bisa membantunya juga hanyalah Erin yang berada dikota S.
Didalam kegelapan, Elsie mengeluarkan hpnya dan menelepon tantenya.
.................
Ketika malam hari, biasanya hp Erin dibuat menjadi silent, namun hanya terhadap nomor Elsie saja, sengaja disetting, dengan kata lain, dikondisi apapun, semua panggilan Elsie akan masuk.
Sekitar jam 2 malam, sebuah nada dering telepon membangunkan Erin.
Dia menyalakan lampu dan mengeluarkan hpnya, dan langsung terrlihat nomor Elsie, dia tidak ragu-ragu dan langsung mengangkat panggilannya.
Elsie menangis disisi sana, "Tante, habis sudah, aku melakukan masalah, bagaimana ini?"
Erin langsung duduk bersandar di kasur, "Jangan nangis, ceritakan pelan-pelan."
Elsie menangis dan menceritakan kejadian ingin menabrak Clarie, seusai mendengarnya, Erin juga keringatan dingin, "Aduh, mengapa kamu begitu bodoh!"
Elsie sekali mendengarnya, dia semakin menangis keras.
Erin mengelus keningnya, dan menasehati, "Tidak apa-apa, bukankah Clarie berhasil mengelak, tidak apa-apa, kamu tidak perlu memikirkan apapun, dengarlah perkataan tante, kamu tidur dulu saja dengan baik, nanti besok pagi ketika bangun kamu sudah bisa bertemu dengan tante, semua ini akan tante selesaika untukmu."
"Baik."
Erin lalu mengingatkan beberapa hal lagi kepada Elsie barulah dia mematikan panggilannya, dia langsung bangun dan membereskan barang.
Orang yang jaga malam dirumahnya mendengar suara dan langsung datang melihat.
Erin berkata, "Aku mau keluar dulu, masalahnya serius, nanti pagi setelah kakakku bangun, barulah beritahu aku hal ini."
Pagi hari dia juga sudah sampai di kota C, sekalipun Richard tahu, dia juga tidak akan sampai ke kota C untuk membawanya pulang.
Penjaga rumah tidak curiga dan setuju.
Bagaimanapunjuga ketika malam-malam begitu dan menggangu kepala keluarga Song, dia pasti akan bermasalah.
Hanya saja Erin tidak menyangka ketika berada di bandara, dia bertemu dengan Calvin.
Dibelakang Calvin ada dua orang yang mengenakan seragam hitam, dan ketika berjarak sekitar 3 meter, mereka tidak bergerak lagi, bagaikan dua buah gunung yang berdiri disana.
Erin sangatlah siaga dan menatapi Calvin, "Untuk apa kamu kesini?"
Calvin berkata, "Pergi berdinas ke kota C, kebetulan searah, ayo pergi bersama."
"Ke kota C berdinas, harus memilih waktu malam-malam begini?" Erin menambahkan, "Dibelakangmu selalu diikuti dua orang, orang lain yang tidak tahu akan mengira kamu dulunya adalah mafia."
Calvin tertawa, meskipun mulutnya tertawa. namun dari tatapannya jelas tidak senang sama sekali, dan sangatlah menyeramkan, "Aku tidak takut orang lain tidak tahu, aku hanya takut kamu tidak tahu."
Seketika wajah Erin menjadi pucat dan tidak mengatakan apapun lagi.
Dia tahu bahwa Calvin sedang mengingatkannya untuk jangan bertingkah aneh.
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiMy Secret Love
Fang FangPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Menaklukkan Suami CEO
Red MapleCantik Terlihat Jelek
SherinPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!