A Dream of Marrying You - Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
...........
Didalam ruang tamu, Tuan Besar Pei mengumumkan hal kedua.
"Kita sekeluarga juga sudah ada beberapa tahun tidak pernah berkumpul, nanti setelah liburan summer ini dan kita bisa berkumpul sekeluarga." Martin mengambil teko dimeja dan menuangkan segelas teh, "Dan masih ada Molly, jika ada waktu bawalah naakmu dan istri anakmu pulang, aku belum pernah melihat istri anakmu."
Perihal Jasper menikah selain Keluarga Pei dan keluarga Ye tahu sendiri, mereka sama-sama tidak menceritakan keluar, malah ada banyak kabar-kabar kecil yang beredar.
Sebenarnya, Molly juga pernah menyalahkan Martin, menyalahkan keluarga Pei, mengapa ketika suaminya kecelakaan udara dan mati, karena berhubungan dengan masalah politik yang sensitif, mereka tidak turun tangan namun ditahun itu juga, terjadi sebuah hal besar, semenjak itu, Molly juga sangatlah salut dengan tindakan hebat dari Tuan Besar, jika Tuan Besar Pei waktu itu menggunakan kekuatannya untuk mencari jalan untuk keluarga Ye, maka mungkin saja sekarang keluarga Pei sudah dicabut hingga ke akar-akarnya.
Molly berkata, "Baik."
Hanya saja, Molly tidak mengungkit bawha istri anaknya tengah ribut cerai dengan anaknya, semua juga pasti akan ada cara penyelesaiannya/.
Eugene melirik Molly dan berdiri.
Tuan Besar Pei membentaknya, "Mau kemana! Aku masih belum selesai bicara!"
Eugene tidak membalikkan kepalanya, "Ketagihan rokok, aku ke toilet untuk merokok dulu."
Eugene pergi ke toilet dan melihat panggilan dari Winna, barulah dia menelepon kembali.
Winna berkata, "Laporan harga sudah jadi, aku sudah memberitahu Nona Song untuk menghubungimu."
"Baik, aku sudah tahu, kamu sudah bekerja keras."
"Hmm." Winna berhenti sejenak, barulah dia bilang, "Tidak lelah."
Eugene mengakhiri panggilan, apakah memang harus tegas terhadap bawahan? Sekali lembut langsung tidak terbiasa.
Setelah keluar dari toilet, terdengar Nyonya Besar Pei tengah mengobrol mengenai Eugene.
"Sudah berumur 30, dan masih membawa seorang anak, kamu bilang saja, jika masih tidak menikah, mau tunggu sampai kapan lagi!" Nyonya Besar Pei berkata kepada putri pertamanya, "Bukankah disana bisa diiklankan, kamu nanti bantu aku iklankan dia."
Molly berkata, "Orang sebaik Eugene mana perlu pakai website kencan buta, ibu, kamu terlalu banyak berpikir."
Eugene mendekat dan berkata, "Iya, aku begitu baik."
Tuan Besar Pei mencibir, "Kalau kamu begitu baik, maka selesaikan pernikahan kamu akhir tahun ini."
Eugene berkata, "Mungkin tidak bisa jadi akhir tahun ini, namun awal tahun depan mungkin bisa."
Sekali perkataan ini dilontarkan, beberapa orang disana langsung kaget.
Jika dihitung penuh, juga hanya palingan satu tahun saja, apakah Eugene benar-benar berencana untuk menikah? Nyonya Besar Pei merasa senang, sungguh si jomblo sudah mau berpacaran?
Jika masalah anak kecilnya sudah terselesaikan, Nyonya Besar Pei mulai mengatai anak pertamanya.
"Eh, yang pertama, kamu sudah hampir 40! Kamu juga kasih sebuah kepastian! Kapan bawa pulang istrimu untuk aku lihat!"
Nyonya Besar Pei sungguh khawatir dengan putra pertamanya ini, waktu kecil semenjak smp sudah sering berkelahi, dan sering mencari wanita dan tidak pulang, dua tiga hari pasti gurunya memanggil orang tua, dan mengatakan dia memegang tangan wanita yang mana lagi, namun malah setelah dewasa, dia malah tidak suka dengan wanita, jangan-jangan...............dia sudah tidak normal?
Nyonya Besar Pei menutup mulutnya dan merapatkan bibirnya, dia langsung merasa kaget.
Meskipun belakangan ini membaca dua buah novel begituan, namun jika anaknya menjadi Gay, itu sungguh tidak boleh!
Bagaimana jika, carikan sebuah cara untuk membuktikannya.
Rapat selesai, Elbert dan Eugene kedua bersaudara pergi duluan.
Elbert diantar oleh supir, dia sudah menyuruh supirnya pergi, jadi dia meminjam mobil Eugene.
"Ibu dari Tavin sudah ada penyelesaiannya?" Tanya Tavin.
Eugene menginjak gas, "Iya, tapi mungkin prosesnya akan sedikit ribet."
"Hmm?"
"Dia menikah, dan belum bercerai."
Elbert tertawa, "Apa susahnya ini? Kamu juga sudah menunggu 5 tahun."
"Suaminya adalah Jasper, kakak kita adalah orang tua suaminya."
Elbert, ".........."
"Kakak, masih ada satu hal." Eugene berkata, "Ini juga lumayan susah, aku tidak tahu apakah harus mengatakannya atau tidak, kamu juga tahu, ibu kita, keluarga Han..........."
"Tunggu." Elbert sudah menebaknya, dia meremas keningnya, "Jangan bilang lagi, nanti jika bermasalah jangan bilang aku tahu masalah kamu ini, aku masih ingin tenang dua tahun dulu."
Ini bukan masalah ingin tenang dan bisa tenang saja, mungkin Nyonya Besar Pei sudah sedang memikirkan cara untuk mengecek Elbert.
Hingga setelah Eugene dan Elbert sudah pergi setengah jam lebih, Tavin barulah lelah main dan keluar dari ruang mainan, dia memeluk botol air dan meminum air, dia melap mulutnya dan setelah keluar, dia tidak menemukan Eugene di lantai satu maupun lantai dua, dia bergumam sendiri, "Dimanakah orangnya, apakah menghilang?"
Dia berlari kedepan pintu Nyonya Besar Pei, dan bertanya dengan suara besar, "Nenek, dimanakah ayahku?!"
Nyonya Besar Pei juga sedikit takut, karena ketika Eugene pergi, dia tidak bilang mau membawa Tavin, jadi Nyonya Besar Pei lalu egois dan ingin cucunya tinggal dirumah satu malam.
"Hmm, sudah pergi, malam ini kamu tidur dengan nenek."
Tavin sekali mendengarnya, dia langsung duduk dilantai dan bergumam, "Hiff, hiff, hiff, aku tidak mau tidur denganmu, ayah berjanji kepadaku malam ini mau biarkan aku bertemu Clarie, aku mau tidur dengan Clarie, mengapa dia pergi sendiri......"
Nyonya Besar Pei mendengarnya, sungguh anak-anak tidak menjaga ucapan, begitu cepat langsung mengatakan istri yang diakui dalam hati oleh Eugene.
Nyonya Besar Pei mengeluarkan sebungkus snack dan bertanya, "Siapakah Clarie?"
Tavin langsung melompat dari lantai, Gawat! Tidak sengaja keceplosan.
Ayahnya sudah mengingatkanya berkali-kali, tidak boleh membiarkan kakek dan nenek tahu terlebih dahulu, namun dihadapannay ini adalah snack yang enak.
Seperti perkataannya, tidak boleh menunduk dihadapan makanan biasa.
Tavin melirik kearah sana, makanan biasa, dibanding dengan snack, dia memilih snack.
Dia bergegas merebut snack dari tangan Nyonya Besar Pe, dia membuka bungkusan dan langsung makan.
Nyonya Besar Pei bertanya lagi, "Saipakah Clarie?"
Tavin menjawab, "Clarie adalah seekor kucing yang dibeli oleh ayahku, matanya besar, dan sangatlah cantik!"
Nyonya Besar Pei, "..........."
................
Eugene menyetir cepat dijalan raya.
Ketika melewati Marina Park, dia tidaklah masuk, dia lanjut menyetir.
Dia sekarang ingin bertemu dengan Clarie, dia sangatlah ingin bertemu dengannya dan memeluknya dengan erat, lalu menciuminya.
Sudah berapa lama dia tidak pernah punya perasaan seperti begini, sekalipun setelah berlalu 5 tahun, dan bertemu untuk pertama kalinya di bar, dia juga tidak pernah punya rasa seperti begini.
Namun untung saja, disaat ini, dia pergi ke Golden Water Apartment untuk mencari Clarie.
Eugene sampai dan menghentikan mobil disamping jalan, dia turun dan merokok didepan mobil.
Perkataannya kepada Tuan Besar Pei sebenarnya tidaklah salah, belakangan ini dia memang lebih ketagihan merokok.
Jika tidak melihat Clarie, dia langsung ingin merokok.
Setelah menunggu sekitar belasan menit, Eugene melihat Clarie baru turun dari sebuah taksi, dan masuk kedalam sebuah toko kue.
Eugene lalu berjalan beberapa langkah dan dia bersembunyi dibawah bayangan iklan jalan, dan menunggu Clarie menyebrang jalanan.
Clarie hari ini mengenakan kostum warna putih dan sepatu hak tinggi setinggi 3cm, mungkin karena sudah pulang kerja, jadi rambutnya sedikit berantakan, sama sekali tidak seperti standar perusahaan biasa dan menguncir rambutnya.
Ketika menyebrang jalan, angin meniupnya dan rambutnya sedikit berterbangan.
Rambut panjang itu berterbangan diwajah Clarie namun rasa gelinya seolah berada di hati Eugene.
Eugene mundur beberapa langkah dan ingin menunggu ketika Clarie datang, apakah dia bisa menemukannya atau tidak.
Namun disaat ini, ada sebuah mobil yang menyetir dari arah barat menuju timur dengan cepat, Eugene langsung tegang.
Novel Terkait
My Charming Wife
Diana AndrikaLoving Handsome
Glen ValoraThe Gravity between Us
Vella PinkyBack To You
CC LennyLelaki Greget
Rudy GoldSi Menantu Buta
DeddyMata Superman
BrickEternal Love
Regina WangA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!