A Dream of Marrying You - Bab 43 Orang-orang Bodoh
"Tidak apa-apa, mungkin karena dua hari ini aku sedikit sibuk, kepalaku sering sakit." senyum Clarie, "Apa Lulu sekarang masih ada di Australia?"
Zoey mengangguk, "Kalau bukan Australia, ya Selandia Baru, pokoknya negara-negara di sekitar Kepulauan Oceania itu, tapi sepertinya ia akan kembali bulan depan, nanti kita berkumpul dan makan bersama bertiga!"
Sebelum tidur, Zoey tiba-tiba bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan dengan Jasper Ye?"
Tanpa ragu, Clarie langsung menjawab, "Cerai."
Tiba-tiba Zoey menghela nafasnya dengan sedikit pasrah, dengan suara tegas ia berkata, "Mintalah uang yang banyak, jangan pernah berpikir untuk bercerai tanpa mendapat harta apa-apa, orang-orang yang bercerai tanpa harta gono-gini adalah orang-orang bodoh, kau meminta separuh dari saham Ye's Corp. juga tidak keterlaluan, bagaimanapun kau juga berhak mendapatkannya!"
Clarie memandangi cahaya rembulan di luar jendela, angin malam berhembus, awan-awan pun menutupi cahaya rembulan itu, yang tersisa hanyalah bayangan dari sang rembulan.
Kalau meminta uang, apa hatinya akan merasa lebih nyaman?
"Sudah tiga tahun! Masa-masa terindahmu sudah kau berikan padanya, kau rela berhenti kuliah dan menikah dengannya, pikirkan baik-baik, kau sudah menghabiskan masa-masa mudamu padanya!"
Kata Zoey lagi, semakin lama ia menjadi semakin marah, seolah yang sedang mereka bicarakan sekarang ini bukanlah Clarie, melainkan dirinya sendiri! Ia sendiri juga mengejar Eugene sudah tiga empat tahunan, ia mengejarnya dari luar negeri sampai kembali ke dalam negeri, lalu mengejarnya lagi keluar negeri, masa mudanya juga sama habis begitu saja.
Clarie tahu Zoey teringat pada Eugene lagi, dan berkata, "Aku sekarang sedang bekerjasama dengan Pei's Corp. untuk membuat sebuah iklan, aku sempat bertemu beberapa kali dengan Eugene Pei......"
Zoey memotong pembicaraan Clarie, "Siapa yang dipakai untuk brand ambassador iklannya?"
Clarie terdiam, "Kau kan sudah tahu, untuk apa bertanya lagi padaku?"
Tiba-tiba Zoey pun menoleh ke arah Clarie, "Clarie, kau tahu saat aku mengikuti dia ke Vancouver dulu sempat melakukan sesuatu, aku diam-diam memberi Eugene obat...... Kau tahu kan, obat itu, obat yang bisa membuat orang terangsang, lalu aku melepaskan semua pakaianku dan memeluk dirinya, tapi ia malah pergi ke kamar mandi dan mandi air dingin semalaman, sama sekali tidak menyentuhku."
Clarie yang mendengarnya pun terkejut dan membuka mulutnya lebar-lebar.
"Kau merasa bahwa dirinya adalah pria yang baik kan, sekarang ini sudah tak banyak pria yang bisa mengendalikan organ tubuh bawahnya. Kau tahu aku sudah menggodanya beberapa kali, tapi ia sama sekali tidak tertarik padaku, kalau bukan karena kakak sepupuku, mungkin aku sudah dibuang olehnya di Indonesia dari awal," cerita Zoey, "Ia selalu berkata padaku, ia sudah mencintai seseorang, kurasa yang ia maksud adalah wanita yang telah melahirkan anaknya itu."
Mendengar perkataan Zoey, jantung Claire tiba-tiba berdetak kencang tanpa sebab, detakan jantungnya itu tiba-tiba menusuk sampai ke tenggorokannya.
"Bukankah Della itu hanya artis kecil saja, apa yang perlu disombongkan? Bukankah hanya karena Eugene sudah menjagainya selama satu tahun ini, sombong bukan kepalang sampai seperti itu!"
"Sudahlah, tak usah dipikirkan lagi, ayo tidur," hibur Clarie, "Wanita jalang itu pasti akan kena batunya."
"Tenang saja, aku tidak sepayah itu," kata Zoey, "Huh, akan kubuat dia tidak bisa berkata apa-apa."
...............
Saat membuat perencanaan iklan pasti akan bertemu dengan Eugene Pei, ingin bersembuyi darinya juga tidak bisa.
Clarie pun memberikan beberapa lembar foto Della pada Eugene, Eugene menundukkan kepalanya seperti sedang sibuk melakukan sesuatu, ia mengangkat tangannya dan berkata, "Pilih saja dua lembar dan langsung berikan ke Departemen Perencanaan."
Ia percaya pada selera Clarie?
Clarie tidak merasa ini bukanlah hal yang baik, tapi mana mungkin ia tak menjalankan suruhan pelanggan pentingnya itu dengan sungguh-sungguh, ia pun melihat foto-foto Della itu sampai tiga kali, lalu memilih tiga lembar foto, "CEO Pei, bagaimana menurutmu foto ini?"
Eugene tidak mengangkat kepalanya, tangan kanannya terus memegangi pulpennya dan menulis sesuatu, namun tangan kirinya pun agak ia julurkan ke depan.
Clarie ragu sesaat, ia langsung mengambil cangkir kopi yang ada di sebelah tangan kiri Eugene dan meletakkannya ke tangan Eugene.
Jari-jari Eugene yang menyentuh cangkir kopi itu terasa dingin, ia pun mengangkat kepalanya, "Kenapa kau tahu yang aku minta adalah kopi ini bukan foto-foto yang sudah kau pilih?"
Clarie terdiam sejenak.
Begitu melihat gerakan Eugene, tanpa sadar ia pun langsung meraih cangkir kopi itu dan memindahkan foto-foto di tangan kirinya ke tangan kanan agar ia lebih mudah untuk memberikan cangkir kopi itu pada Eugene......
"Maaf." Clarie pun menyodorkan foto-foto itu dengan kedua tangannya, "Aku tidak tahu yang ingin Anda ambil adalah foto......"
Belum selesai bicara, Eugene pun meminum kopi dalam cangkir itu dan menyandarkan tubuhnya ke kursinya, lalu ia mendorong kursinya ke belakang sedikit dan menyilangkan kakinya, "Apa salahmu? Aku memang ingin mengambil cangkir kopi ini, terima kasih, Asisten Song, kau benar-benar sangat mengenali gerak tubuhku."
Ini kedua kalinya Clarie mendengar Eugene mengucapkan perkataan seperti itu, kedengarannya sangat tidak mengenakkan, seperti ada maksud lain di balik perkataan itu.
Namun, perkataan Eugene selalu berakhir di tengah-tengah, sisanya pikir saja sendiri, ia tak mengatakan apa-apa lagi, ia hanya mengambil foto yang sudah dipilih Clarie dan berkata, "Dua lembar ini saja." Lalu menekan telepon kantornya, "Yoona, masuk dan berikan contoh foto ini pada Manager Fang."
Tok tok tok, pintu pun berbunyi, Yoona masuk ke dalam kantor Eugene, begitu melihat Clarie yang berdiri di sebelah, matanya pun bersinar terang, setelah mengambil foto-foto itu, ia melihatnya sejenak, seketika ia merasa sedikit terkejut.
Sejak kapan CEO Pei juga pada warna yang secerah ini, bukankah dari dulu ia selalu suka pada warna yang ...?
"CEO Pei, Patrick Yuan dari T-Wind Company sudah lama menunggu di luar."
Eugene berkata, "Bilang aku tidak ada."
Claire, "......"
Sepertinya Yoona sudah terbiasa dengan sifat Eugene yang sangat seenaknya sendiri ini, setelah ia mengatakan "Baik." ia langsung keluar dari kantor Eugene, Clarie benar-benar merasa kasihan pada Cody dan Yoona yang terpaksa harus berbohong pada orang lain demi Eugene ini.
Untung saja, Eugene tidak meminta hal yang bukan-bukan pada Claire, hanya menyuruhnya untuk datang pagi-pagi ke Pei's Corp. besok untuk pergi ke lapangan konstruksi.
Saat Clarie keluar dari kantor Eugene, kebetluan Della masuk ke dalam, suaranya terdengar sangat manis, "Eugene, akhirnya kau punya waktu luang jgua."
Eugene tetap menundukkan kepalanya, ekspresi wajahnya tak terlihat, namun Clarie bisa mendengar suara jawaban Eugene yang keluar dari hidungnya.
Della bertatapan dengan Clarie, lalu tersenyum dengan bangga.
Clarie sama sekali tidak mempedulikannya, wanita kejam yang menghalalkan segala cara ini sama seperti Elsie, sama-sama membuatnya merasas jijik.
Clarie berjalan melewati meja resepsionis, lalu menekan tombol lift, tak jauh dari sana, terdengar suara seorang pria yang sedang berteriak-teriak.
"Aku hanya ingin bertemu CEO Pei sebentar saja! Aku juga bukan monster! Apa yang kau takutkan!"
Pria itu terlihat sedikit gemuk, suaranya keras sekali.
Saat Clarie melihat ke arah pria itu, pria itu juga melihat ke arahnya, dan orang yang berdiri di samping pria itu adalah Yoona yang tadi baru saja keluar dari kantor Eugene, seketika Clarie langsung tahu, pria ini pasti Patrick Yuan yang tadi tidak mau ditemui oleh Eugene.
Tidak ada hubungannya juga dengan dia, Clarie pun hanya menganggukkan kepalanya sejenak pada Yoona, lalu berjalan masuk ke dalam lift.
Tiba-tiba, sebuah pesan masuk ke dalam handphonenya, ia melihat layar handphonenya yang berada di dalam tas, sambil menekan tombol lantai lift untuk turun ke lantai bawah, tetapi begitu membaca isi pesan dari handphonenya itu, ia segera menekan tombol buka dan langsung berlari ke arah kantor Eugene.
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanSee You Next Time
Cherry BlossomCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieLove and Trouble
Mimi XuHarmless Lie
BaigeHis Second Chance
Derick HoA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!