A Dream of Marrying You - Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
Dia ini benar-benar memperlakukannya dengan terlalu tidak adil.
Mengingkari janji.
Clarie Song mengangkat kepalanya dan menatap tajam Eugene Pei,"Siapa yang berkata aku akan pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal?"
"Baiklah kalau memang tidak."
"CEO Pei, tunggu sebentar."
Melihat Eugene Pei hendak berpaling, Clarie Song bergegas menghentikannya.
Eugene Pei meninggikan alisnya,"Hmm?"
Clarie Song berkata,”Aku ingin berbicara denganmu."
“Baik.” Eugene Pei tersenyum ramah seperti angin musim semi.
Berbicara?
Apa yang harus dibicarakan?
Apakah mereka akan berbicara tentang cinta, apakah musim semi benar-benar akan datang.
Di sudut timur laut restoran terdapat area istirahat yang nyaman, dilengkapi berbagai jenis koran dan majalah, lalu jus dan teh gratis.
Clarie Song berdiri di samping rak koran dan majalah, ditambah dengan sinar matahari keemasan yang menyinari dirinya di belakangnya.
"CEO Pei, aku kira aku perlu menjelaskan apa yang terjadi malam itu."
Eugene Pei melangkah lebih dekat, berdiri di sampingnya, dan sengaja bertanya,”Oh, malam yang mana?"
Clarie Song kehabisan kata-kata, dia menundukkan kepalanya dan merasa ragu sejenak mengenai bagaimana membicarakan permasalahan ini, dia kemudian mengangkat kepalanya dan menemui tatapan mata Eugene Pei, dia pun tiba-tiba mengerti, merasa sedikit marah, dan tidak bisa menahan diri untuk tidak emosi,"Kamu tahu jelas malam mana yang sedang aku bicarakan! "
"Hehe, aku sudah mengingatnya,"Eugene Pei berkata,”Malam di mana kita menjalin hubungan."
Clarie Song,""
Apakah perlu mengatakan dengan sejelas itu? Apakah kamu tidak memperhitungkannya dalam hatimu?
Clarie Song menatap wajah tampan Eugene Pei, ini adalah pertama kalinya dia merasakan perasaan luar biasa ketika melihat wajah seorang pria, sinar matahari di belakangnya membuat lekukan wajahnya bahkan terlihat menajam.
Tatapan Eugene Pei menyapu ke arahnya.
Clarie Song bergegas memalingkan wajahnya, melihat sebuah majalah keuangan di rak buku, sembarangan mengambilnya, lalu membaliknya sambil berkata,"Aku kira hubungan kita harus berakhir di sini, aku akan menyerahkan perencanaan tawaran Pei's Corp. kepada Asisten Khusus Li, setelah kembali ke JJ Advertisement, aku akan memberi tahu Ava Dai bahwa aku tidak akan membahas proposal iklan dengan Pei's Corp. lagi, lalu mengutus orang terpercaya dari perusahaan lain untuk mengikutinya. "
"Apakah kamu mencoba untuk sepenuhnya terlepas dari ruang lingkup pkamunganku?"
Eugene Pei tiba-tiba beregrak sedikit mendekat, Clarie Song bergerak mundur hingga bahunya berskamur pada rak buku, sepasang mata hitamnya itu menatapnya dengan sedikit panik.
"Aku rasa,"
"Kamu sudah berulang kali menekankan pendapatmu, apakah kamu sedang menanyakan pendapatku? Apakah kamu ingin aku menyampaikan kepadamu bahwa aku merasa," Eugene Pei mengeluarkan majalah keuangan edisi terbaru dari rak di belakangnya, kemudian mengambil majalah tiga bulan lalu yang ada di tangan Clarie Song dan menggantikannya dengan majalahnya ini,”Kamu seharusnya melihat yang satu ini.”
Dengan keadaan dikelilingi oleh nafas Eugene Pei yang memanas, Clarie Song menurunkan tatapannya dan melirik sampul majalah terbaru itu, ternyata adalah Eugene Pei!
Benar saja, apa yang dikatakan Emma Zhou di perusahaan itu benar, Eugene Pei memang memiliki wajah yang tidak kalah dengan selebriti, majalah keuangan terakhir kali bahkan dapat dijual sebagai majalah hiburan, hingga akhirnya terjual habis.
Eugene Pei melihat Clarie Song lagi-lagi tercengang, dia kemudian mengulurkan tangannya dan menggoyangkannya di depan tatapannya,"Di dalamnya terdapat wawancara denganku."
Clarie Song,""
"Tidak, CEO Pei, aku hanya ingin,"
Eugene Pei memotong ucapan Clarie Song, langsung menekan bahunya supaya dia duduk di kursi anyaman yang lembut,"Apa kamu tidak bersiap-siap melihat wawancaraku dulu?"
"Tidak!" Clarie Song membanting majalah itu ke meja teh, apakah ada orang yang sangat terobsesi dengan dirinya seperti ini, hingga memaksa orang lain untuk melihat wawancaranya,"Aku tidak menanyakan pendapatmu, aku hanya memberitahumu bahwa aku akan terbang ke Kota C mala mini!”
Eugene Pei menganggukkan kepalanya,"Baik."
Semudah itu? Bukankah dia selalu menginsenginya hingga terlihat ambigu.
Clarie Song menjadi merasa sedikit malu dan mengambil majalahnya,”Aku akan membaca wawancaramu, terima kasih atas pengertianmu, jangan hubungi aku lagi kedepannya."
"Baik."
Eugene Pei menarik kembali senyuman di wajahnya, lalu langsung keluar dari ruang tunggu ini.
Jangan hubungi aku lagi?
Aku menunggumu untuk berinisiatif menghubungi aku, Clarie.
Eugene Pei kembali ke aula, tetapi Clarie Song yang berada di belakangnya tidak mengejarnya?
Baiklah, gadis pendiam itu lebih baik.
Lagipula, Clarie Song benar-benar sudah jauh lebih tenang dibandingkan dengan saat itu.
Setelah Eugene Pei pergi, Clarie Song duduk sebentar, melihat majalah dengan Eugene Pei di sampulnya yang berada di atas meja, dan akhirnya tidak bisa menahan diri untuk tidak membukanya.
Bagian atas wawancara terlebih dahulu menuliskan mengenai pencapaian Eugene Pei dalam beberapa tahun terakhir, terutama dimulai dari Vancouver, Kanada, hingga akhirnya sekarang Pei's Corp. di dalam negeri.
Clarie Song membacanya dengan sangat teliti, misalnya, Eugene Pei pernah menjadi bagian dari pasukan khusus ketika dia masih muda, kemudian pergi ke luar negeri dan belajar di universitas ternama di luar negeri, lalu bagaimana mendirikan perusahaannya sendiri di luar negeri, hingga mengapa dia kembali dan mengembangkan perusahaan lokal.
Di sudut ruangan yang tenang, sinar matahari menyinari kursi anyaman dan ke arah tubuh Clarie Song.
Clarie Song membaca berulang kali membaca pendahuluannya, dia membaca setiap katanya dengan sangat teliti, hingga akhirnya sang wartawan mengajukan pertanyaan terakhir.
"Maaf, rumor yang beredar mengatakan bahwa kamu sedang menunggu seorang wanita, apakah ini benar? Apa dia ibu dari anakmu?"
Eugene Pei menjawab,"Di Vancouver, aku bertemu dengan seorang gadis, dia berkata kepadaku bahwa namanya adalah Clarisa Xia, pada saat itu, dia berkata kepadaku bahwa setiap wanita adalah sebuah tulang rusuk seorang pria, tetapi tulang itu diambil oleh Tuhan. Sampai sekarang, aku baru tahu bahwa dia adalah tulang rusuk yang diambil Tuhan dariku, sekarang, aku ingin menemukannya kembali. "
Wartawan itu bertanya,"Apakah kamu sudah menemukannya?"
Eugene Pei berkata,”Aku sudah menemukannya."
Ketika Clarie Song melihat nama "Clarisa Xia", kepalanya langsung mengiang, pelipis di kedua sisi kepalanya mulai kembali terasa sakit, seakan-akan nama "Clarisa Xia" itu menusuk otaknya tanpa wujud.
Dia memijat pelipisnya, lalu menggunakan kesempatan ini untuk menelepon ibunya yang berada di Kanada.
Siera Xi yang berada di sisi lain lautan kini sedang berjemur matahari ketika menerima panggilan dari putrinya.
"Ibu, apakah Dr. Olic masih di ruang penelitianmu sekarang, mohon sampaikan kepadanya untuk membuat resep beberapa obat untukku lagi.”
Siera Xi bertanya,"Sakit kepala? Bukankah kamu sudah tidak pernah sakit kepala selama tiga tahun."
Clarie Song berkata,”Aku tidak tahu apa yang terjadi, aku sering mengalami sakit kepala yang parah akhir-akhir ini."
Siera Xi berkata,”Baik, aku akan meneleponmu kembali nanti."
Setelah memutuskan panggilan dengan ibunya, Clarie Song memijat pelipisnya sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruang istirahat.
Karena tasnya masih di kursi, dia kembali sejenak, lalu melihat Eugene Pei dan Tavin Pei masih berada di samping meja, dimana Tavin Pei sedang memegang tasnya sambil mengerutkan bibirnya.
Eugene Pei melihat Clarie Song datang, ketika dia hanya berjarak beberapa langkah darinya, dia mengulurkan tangannya dan mengambil tas Clarie Song dari tangan Tavin Pei, lalu berkata,”Bibi Clarie-mu sudah datang."
Tavin Pei melompat turun dari kursi dengan perasaan enggan, lalu menyerahkan tas itu kepada Clarie Song.
Clarie Song baru saja ingin mengulurkan tangan dan mengelus kepala Tavin Pei, tetapi Tavin Pei sudah terlebih dahulu berpaling, lalu menarik tangan Eugene Pei.
Eugene Pei menarik Tavin Pei, Clarie Song juga ikut melangkah keluar dari restoran.
Di pinggir jalan, Cody Li sudah mengendarai mobilnya dan sedang menunggu.
Eugene Pei mengelus kepala kecil putranya dan berkata,”Akung, ucapkan selamat tinggal kepada Bibi Clarie-mu."
Clarie Song,""
Tavin Pei mengangkat kepalanya dan bertanya pada Eugene Pei,"Ayah, apakah Clarie benar-benar akan pergi?"
Eugene Pei berkata,”Tanyakan saja kepada Clarie."
Selanjutnya, Tavin Pei memalingkan wajahnya dan menatap Clarie Song dengan matanya yang bulat.
Clarie Song hampir saja menggelengkan kepalanya dan berkata tidak ketika melihat tatapan Tavin Pei, tetapi dalam sekejap, dia berpikir, tidak peduli seberapa baikpun Tavin Pei, dia adalah putra Eugene Pei, dia sudah berkata hendak menjauhkan diri dari Eugene Pei, maka dia tentu saja juga harus menyauhkan diri dari semua orang dan segala hal yang bersangkutan dengan Eugene Pei.
"Betul, Bibi akan pergi hari ini, kamu harus menuruti perkataan ayahmu."
Mengapa ucapannya itu terdengar seperti perpisahan.
Tavin Pei mengendus dan memaksa untuk meneteskan air matanya, lalu berpaling dan masuk ke dalam mobil, sebelum masuk ke dalam mobil, dia tiba-tiba berteriak,"Clarie, kamu adalah seorang pembohong besar!"
Clarie Song merasakan rasa sakit di hatinya, dia bahkan tidak bisa menahan diri untuk berjalan dua langkah ke depan.
Eugene Pei menutup pintu mobil, berjalan mengitari bagian depan mobil hingga ke sisi lain, saat melewati sisi Clarie Song, dia tidak meliriknya ataupun menambahkan ucapannya,"Kamu sudah menjadi asisten sementaraku selama dua hari ini, aku akan langsung menyuruh departemen keuangan untuk mengirimkan gajimu ke kartumu. "
Nadanya ini terdengar seakan-akan seperti memperlakukan Clarie Song sebagai orang asing, tidak ada sedikitpun gejolak dan hanya mendatar.
Clarie Song berdiri di pinggir jalan, memperhatikan mobil pribadi hitam itu pergi, hingga akhirnya menghilang dari ruang lingku pkamungannya, hatinya terasa hampa, seakan-akan ada bagian yang hilang, jari-jarinya bahkan merasa tidak bisa tahan dan mengencangkan tali tasnya.
Terutama saat Tavin Pei menangis tadi, dia merasa seakan-akan dirinya juga sedang menangis dan merasa sangat tidak nyaman.
Apakah dia benar-benar tega bertindak seperti ini terhadap seorang anak kecil? Apakah dia mungkin kehilangan sifat keibuannya setelah tidak bisa menjadi seorang ibu?
Clarie Song meremas tangan kanannya dengan tangan kirinya, meremas kuat kulit dan dagingnya, menggunakan rasa sakit itu untuk menyadarkan dirinya, lalu memperingatkan dirinya bahwa dia tidak boleh lagi mendekati Eugene Pei ataupun putranya, Tavin Pei.
Di dalam mobil pribadi yang sedang berkendara menjauh dari ruang lingkup pkamunan Clarie Song, Tavin Pei mengambil tisu di tangan Eugene Pei dan menghapus air matanya, kerja sama antara ayah dan anak itu sempurna.
"Ayah, bagaimana penampilanku tadi?"
Eugene Pei berkata,"Boleh-boleh saja."
Tavin Pei melambaikan tangan kecilnya yang gemuk,"Apanya yang boleh saja, lihat dulu, aku bahkan sudah menangis! Clarie bahkan sudah ingin sekali bergegas memelukku!"
Eugene Pei melirik ke arah putranya yang sedang menari, lalu mengelus dahinya dan hanya menjawab “hmm”.
Setelah beberapa saat, Tavin Pei akhirnya tidak bisa menahannya diri, lalu menepuk lengan ayahnya,"Apakah menurutmu Clarie benar-benar akan berinsiatif mencariku dengan cara seperti ini?"
Eugene Pei hanya menjawab singkat,"Tidak."
Mata Tavin Pei langsung membulat dalam sekejap,"Kamu berkata bisa! Kalau tidak, aku tidak akan bekerja sama denganmu! Clarie tadi hampir saja menyentuh kepalaku! Aku sudah mengeraskan hati dan tidak membiarkannya menyentuhnya!”
"Sedikit menjanjikan, ini yang disebut sebagai menjual mahal," Eugene Pei melambaikan tangannya kepada putranya,”Mari, aku akan memberitahukannya kepadamu."
Tavin Pei melirikny, mengedipkan matanya, naik ke atas kursi, dan mendekatkan telinganya ke mulut Eugene Pei.
Di kaca spion, Cody Li menatap Tavin Pei yang perlahan-lahan tersenyum di kursi belakang, lalu berdoa dalam hati untuk Clarie Song selama tiga detik. Bos, apakah kamu harus mengajari putramu untuk berhati jahat di usia yang begitu muda, berhati jahat itu tidak hanya menular, tapi juga diwariskan, satu orang yang berhati jahat akan menurun hingga tiga generasi.
Walaupun Eugene Pei sudah menganggap Clarie Song sebagai orang asing, tetapi Clarie Song tetap menyerahkan pekerjaannya kepada Cody Li berdasarkan etika dasar yang profesional.
Cody Li berkata,"Aku sekarang berada di perusahaan cabang, bagaimana kalau kamu memohon Nona Song untuk datang sekali lagi.”
Clarie Song melirik ke arah jam, masih ada dua setengah jam hingga saat, jadi seharusnya sudah diserahkan dengan jelas.
"Baik."
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanYama's Wife
ClarkSee You Next Time
Cherry BlossomCinta Tapi Diam-Diam
RossieCinta Dan Rahasia
JesslynMarriage Journey
Hyon SongBeautiful Lady
ElsaA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!