A Dream of Marrying You - Bab 57 Putramu Memanggilku
Waktu sudah siang dan Clarie Song menerima paket dari Emma Zhou "Mengapa kamu tidak mengambil paket ini selama dua hari? Apa yang kamu beli?"
Clarie Song bertanya bingung "Aku tidak membeli apa-apa."
Setelah membukanya di dalamnya terdapat rok, sebelum dia merespons Emma Zhou berseru: "Clarie kamu sangat kaya! Ini adalah model terbaru musim ini yang berharga 22 juta sekeping!"
Clarie Song menjawab "Mungkin mereka telah salah mengirimnya."
Namun, Clarie Song berulang kali menghubungi toko dan memastikan bahwa paket itu benar dikirim padanya. Melihat rok mahal ini membuatnya tegang dan karyawan toko itu berkata: "Itu adalah pesanan dari tuan Pei yang ditinggalkan di sini."
Hanya ada satu Tuan Pei yang dikenal Clarie Song yaitu Eugene
…………
Hingga sore hari, Clarie Song masih merasa tidak tenang dan memanggil pembantu rumah tangga tua keluarga Song untuk mempertanyakan kondisi ayahnya Richard Song.
Pengurus rumah tua telah mendapatkan imbalan dari Erin Song, jadi dia secara alami mengikuti apa yang dikatakan Erin Song.
Clarie Song menutup telepon dan memesan tiket kereta api dan kemudian mengambil cuti sehari dari kantor Ava Dai.
Ava Dai bertanya, "Apakah sangat terburu-buru?"
Clarie Song mengangguk: "Ya, ada urusan mendesak yang terjadi pada keluargaku."
………………
Jadwal kereta api itu pukul 6:30 yang merupakan periode puncak, dia melambaikan tangan di persimpangan selama setengah jam dan tidak mendapatkan taksi.
Tiba-tiba sebuah mobil pribadi hitam tiba- tiba berhenti di depannya, itu adalah Cayenne yang dia kembalikan ke Eugene Pei pagi tadi.
Jendela kursi pengemudi terbuka dan Cody Li tersenyum lalu berkata, "Nona Song, ke mana Anda akan pergi?"
"Stasiun kereta api."
Cody Li berkata, "Naiklah, aku akan membawamu kesana."
"Oke."
Jika bukan karena kesusahan memanggil taksi, Clarie Song tidak akan masuk ke dalam mobil asisten Eugene, dan di kursi belakang terdapat Eugene...
Dia merasa menyesal, mengapa ia berpikir hanya ada Cody di dalam mobil itu?
Clarie Song berseru dengan sangat sopan: "Maaf merepotkan CEO Pei."
Eugene Pei mengenakan kacamata hitam dan ekspresinya tidak terlihat, hanya tersenyum, "Tidak masalah, aku juga ingin pergi ke stasiun kereta api."
Cody Li meratap dalam hatinya: Bos, bukankah kita akan pergi ke bandara?
………………
Ketika Eugene Pei dan Clarie Song berdiri di gerbang tiket yang sama, Clarie Song tahu bahwa dia bukan hanya pergi ke stasiun yang sama tetapi juga ingin mengikutinya pergi ke tempat yang sama yaitu kota S.
Setelah memasuki pemeriksaan tiket, tiga sosok muncul tidak jauh di belakang; Patrick Yuan beserta dua anak buahnya.
Anak buah A berkata: "Melihat ekspresi tuan muda ketiga Pei, masih belum tertangkap basah."
Patrick Yuan memukulnya "Jika aku sudah bisa menangkap basah, apakah aku masih memerlukan kalian? Idiot! Kita tidak sia- sia mengikutinya selama setengah bulan ini."
Anah buah B dengan senang hati mengirimkan pesan kepada Patrick Yuan di ponselnya: "Manajer, kamu lihat ini rute perjalanan Eugene Pei di kota S."
Patrick Yuan melirik padanya: "Masih perlu lihat jadwal apa idiot! Periksa hotel yang akan ia nginapi selama 2 malam ini!"
………………
Di dalam kereta, sepertinya semakin mendekati kota S, perasaan Clarie Song semakin tidak nyaman. Perasaan macam apa ini? Apakah dia merasa takut untuk kembali? Clarie Song membantah perasaan ini.
Dia membenci Richard Song, mulai dari perceraiannya dengan ibunya sampai mencegahnya menikahi Jasper Ye.
Dia masih ingat tiga tahun yang lalu, dia bertekad untuk menikahi Jasper Ye dan Richard Song menamparnya "Kamu pergi sekarang! Pernikahanmu dengan keluarga Ye tidak akan bahagia!"
Sebagai seorang ayah,Richard Song tidak berkualifikasi bahkan tidak menyayangi anaknya sendiri, tetapi dia telah benar mengatakan bahwa pernikahannya dengan Jasper Ye tidak akan berlangsung lama.
Sebuah dering ponsel mematahkan kontemplasi Clarie Song, dia mengeluarkan ponselnya dan meliriknya, itu adalah panggilan dari Tavin Pei.
Dia melirik Eugene Pei yang duduk di sebelahnya memegang iPad, dan berkata, "Putramu memanggilku."
Eugene Pei berkata, "Angkat saja."
Cody Li yang duduk di depan memejamkan mata dan berpikir: Bisakah untuk tidak bermesraan dengan begitu jelas, pemandangan ini sangat menghasutkan mata!
Novel Terkait
Balas Dendam Malah Cinta
SweetiesBlooming at that time
White RoseIstri Yang Sombong
JessicaCinta Yang Tak Biasa
WennieAfter The End
Selena BeeIstri kontrakku
RasudinA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!