A Dream of Marrying You - Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
Kali ini Clarie Song akhirnya mencicipi salad buah buatan tangan Tavin Pei yang …… ditambahkan gula.
Dan yang ditambahkan dengan sangat banyak, alhasil salad buah itu terasa sangat manis, sangat manis sampai-sampai kerongkongannya terasa kering.
Tetapi, ketika matanya bertemu dengan sepasang mata tulus milik si kecil itu, Clarie Song tersenyum sambil berkata: “ Terima kasih Tavin Pei, ini enak sekali.”
Mendengar pujian itu, hati Tavin Pei langsung berbunga-bunga, si kecil itu kemudian menancapkan garpunya ke atas sebuah potongan nanas: “Clarie, ayo makan lagi, jangan malu-malu!”
Menyadari ekspresi wajah Clarie Song yang sedikit tidak alami, Eugene Pei berjalan menghampiri dan menggendong Tavin Pei naik ke atas: “Cepat pergi mandi! Apa jangan-jangan kamu masih ingin Clarie memandikanmu hari ini? Kamu sudah bukan anak kecil lagi.”
Wajah Tavin Pei sedikit merah, sampai ketika mereka tiba di lantai dua, tempat yang sudah tidak terlihat oleh Clarie Song itu lagi, dirinya baru memberontak melepaskan dirinya dan melompat turun dari pelukkan Eugene Pei.
“Papa, kamu pasti sirik kan karena aku bisa dekat-dekat dengan Clarie, sedangkan kamu tidak bisa, hng!”
Eugene Pei langsung mendorong Tavin Pei masuk ke dalam kamar mandi dari belakang dan menutup pintu itu.
Tavin Pei menggedor-gedor pintu itu dari dalam kamar mandi sambil berkata: “Papa, papa memang seorang serigala berbulu domba!”
Ketika Eugene Pei turun dari atas dengan membawa secangkir teh lemon, dirinya melihat Clarie Song sedang mencari-cari air untuk minum.
“Ini tidak ada gula didalamnya.”
Clarie Song tertegun.
Dirinya memang tidak suka memakan makanan yang manis, tetapi mengapa Eugene Pei sampai bisa tahu dengan hal hal itu? Pasti hanya sebuah kebetulan kan?
Clarie Song menerima teh lemon itu dan menyesapnya dengan perlahan, setelah itu dirinya melihat Eugene Pei membuka kulkas dan mengeluarkan sekaleng bir sambil menjinjing sandal rumah ditangannya.
“Apa kamu juga ingin minum bir?”
Clarie Song langsung mengalihkan pandangannya dan menggeleng-gelengkan kepalanya, setelah itu dia meletakkan teh lemonnya dan berkata, “CEO Pei, waktu sudah mulai larut, saya permisi pulang dulu, untuk masalah hari ini, saya benar-benar minta maaf, karena saya memiliki banyak urusan siang ini, saya jadi melupakan masalah pertemuan orang tua itu, saya benar-benar minta maaf.”
Clarie Song menundukkan tubuhnya sambil berbicara sebagai tanda maaf. Tujuan utama dirinya mampir juga karena ingin memberikan penjelasan kepada Eugene Pei mengenai kejadian siang itu, karena itu, jika dirinya masih berada di rumah Eugene Pei untuk waktu yang lebih lama lagi, hal itu sudah menjadi tidak pantas, “Kalau begitu, saya pamit dulu.”
Eugene Pei tidak berusaha untuk menahannya sedikitpun, pria itu hanya menatap Clarie Song yang berjalan ke arah pintu dengan terburu-buru sambil menjinjing tasnya dengan diam, hanya saja, meskipun dirinya sudah berusaha membuka pintu itu untuk beberapa saat, pintu itu masih tidak bisa terbuka.
Melihat pintu itu sudah dipasangkan kunci kode, Clarie Song pada akhirnya memilih untuk menyerah, dia lalu memutar tubuhnya dan berkata, “CEO Pei, maaf merepotkan, tetapi apa anda……”
“Clarie.”
Mendengar Eugene Pei memanggil namanya, tubuh Clarie Song langsung berubah kaku.
“Dengar-dengar, kamu adalah istri dari CEO Ye?”
Melihat kunci kode yang berada di depan matanya itu, Clarie Song tidak bisa menahan dirinya untuk berharap agar matanya bisa menembakkan laser yang bisa membuka kunci itu, atau kalau dirinya bisa menemukan sebuah celah kecil untuk bersembunyi juga tidaklah buruk, karena dia merasa bahwa kata-kata yang akan diucapkan oleh Eugene Pei selanjutnya itu pasti tidak akan lembut, pasti tidak akan menyisahkan sedikitpun harga dirinya lagi.
Dan tentu saja.
Eugene Pei berkata: “Clarie, siapa yang dengan penuh percaya dirinya mengatakan kepadaku bahwa pacarnya berada di Australia dan dirinya sedang menjalin hubungan jarak jauh?”
Dari pertama kali dirinya bertemu dengan Clarie Song, sampai dia memanggilnya dengan Asisten Song, yang kemudian menjadi Nona Song dan sampai sekarang, Clarie, semuanya benar-benar berjalan dengan sempurna, tanpa ada tekanan sama sekali.
Eugene Pei meminum satu tegukkan bir dingin itu, dan seketika, dirinya merasa semuanya sudah menjadi jelas.
Clarie Song benar-benar tidak memiliki perasaan sebaik itu untuk membicarakan pernikahan gagal yang dijalaninya selama tiga tahun dengan seorang milioner single di malam yang sudah larut itu, karena itu dirinya langsung diam, menunggu kapan Eugene Pei bisa melupakan pembicaraan itu dan membukakan pintu itu.
Tetapi, perutnya justru harus mengeluarkan bunyi di waktu yang seperti itu, yang terdengar sangat jelas didalam situasi yang sangat hening seperti itu.
Dari pagi, Clarie Song hanya ada makan sekali, dihadapkan dengan berbagai macam masalah seharian itu, selain dua gelas kopi untuk menyegarkan dirinya, Clarie Song tidak ada makan apa-apa lagi.
Wajahnya langsung memerah, sambil menggigit bibirnya, dia berkata, “Maafkan saya, CEO……”
Eugene Pei mengangkat alisnya dan memotong ucapannya: “Lapar?”
Tanpa menunggu jawaban Clarie Song, Eugene Pei sudah berdiri dan berjalan ke arah dapur, “Kamu tidak ada alergi atau pantangan kan?”
Clarie Song langsung merasa panik, “CEO Pei, tidak perlu repot-repot, saya tidak lapar.”
Kata-kata itu benar-benar tidak membantu sama sekali karena perut Clarie Song yang sudah sangat setuju itu lagi-lagi berbunyi, Eugene Pei menoleh melirik Clarie Song dan mendapati telinga wanita itu sudah merah, dia kemudian tersenyum.
Tidak sampai satu detik berikutnya, Eugene Pei langsung menyadari bahwa kulit yang muncul dari balik syal yang melingkar di leher wanita itu berwarna sedikit kebiruan, senyum di atas wajahnya itu pun langsung menghilang.
“Ah! CEO Pei……”
Eugene Pei sudah menahan lengan Clarie Song yang terangkat, sedangkan tangannya yang lain sudah menarik syal yang dipakai Clarie Song itu.
Dan benar saja, di atas leher ramping dan putih itu ada bekas cekikkan.
Pandangan matanya langsung bertambah dingin, “Siapa yang melakukannya?”
Clarie Song merebut syal itu dan melingkarkannya kembali di atas lehernya, lalu menundukkan kepalanya.
“Apa Jasper Ye menyiksamu?” Suara Eugene Pei dingin bagaikan es.
“Tidak,” Clarie Song mundur satu langkah, “CEO Pei, anda sudah berlebihan.”
Eugene Pei juga tidak mengatakan hal apapun lagi, dia memutar tubuhnya dan berjalan ke dapur.
Berlebihan? Bagaimana kalau semuanya sudah menjadi parah?
Novel Terkait
Lelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyThe Great Guy
Vivi HuangCintaku Pada Presdir
NingsiWaiting For Love
SnowCinta Tapi Diam-Diam
RossieUangku Ya Milikku
Raditya DikaA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!