A Dream of Marrying You - Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
Eugene Pei setengah bersandar di pintu, memicingkan matanya: “Melihat putraku rasanya kamu seperti sangat bersemangat, tetapi setelah melihatku malah berubah menjadi seperti tikus yang bersembunyi dari kucing?”
Clarie Song kemudian mengatupkan bibirnya, dia merasa kalau jaraknya dengan Eugene Pei terlalu dekat, dia lantas mundur satu langkah, setelah itu dia menukikkan bibirnya, memperlihatkan sebuah senyuman: “CEO Pei anda telah mengatakan sesuatu yang lucu.”
Eugene Pei lantas bersandar pada pintu, kemudian memberi isyarat pada Clarie Song agar dia tetap meneruskan apa yang ingin dikatakannya dengan menggunakan dagunya.
Clarie Song menggigit bibir bawahnya, mengatakan: “Masalah perencanaan iklan dengan perusahaan anda sudah selesai kubahas, apakah manager Fang tidak memberitahu anda?”
“Sudah, dia sudah memberitahuku.” Ujar Eugene Pei dengan tenang.
“Kalau begitu……” Clarie Song kemudian mengangkat wajahnya, nada bicaranya berubah serius, “Aku tidak tahu ada apa lagi yang bisa dibahas diantara kita berdua.”
“Aku merasa masih ada yang bisa dibahas antara kita,” Eugene Pei merasa gerakan Clarie Song yang mengangkat wajahnya ini, benar-benar mirip dengan putranya, “Kita harus membahas hal yang lain.”
Clarie Song bergerak mundur satu langkah, didalam hati dia terus-terusan memberitahu dirinya sendiri untuk tetap tenang, menghadapi musuh yang lebih hebat dari dirinya, dia harus bisa berdiri tegak, dan tegas, dia bertanya: “Contohnya?”
Eugene Pei kemudian melangkah maju satu langkah: “Contohnya……masalah malam itu dihotel?”
Setiap kali memikirkan kejadian dimalam dimana dirinya diberi obat, tanpa sadar Clarie Song selalu berusaha menghindarinya.
Sebenarnya jika ingin mengatakan kalau dia tidak memiliki sedikit pun ingatan akan malam itu adalah hal yang mustahil, dia bukan amnesia atau minum-minum sampai dia melupakannya, “Eh, tidak……”
Eugene Pei tidak memberi Clarie Song kesempatan untuk membalas, dia kembali maju selangkah, dan membuat Clarie Song terperangkap disudut tanpa bisa berkutik: “Atau, kita bahas, apakah sekarang kamu memiliki perasaan padaku?”
Sambil mengatakannya, Eugene Pei telah meletakkan telapak tangannya pada posisi dimana jantung Clarie Song berada, dan merasakan hati Clarie Song yang berdegup sangat kencang, rasa hangat ditelapak tangan kemudian menembus kain dan menghangatkan kulit dibawah kain itu, sesaat, Clarie Song merasakan nafasnya seolah hampir berhenti, isi kepalanya berubah kosong, seperti layar TV kuno, dengan tampilan hitam putih.
Eugene Pei kemudian menggenggam lengan Clarie Song, jari-jemarinya yang terasa sedikit kasar itu lantas menggosok kulit lembut wanita itu, dan hatinya berdetak dengan cepat.
Salah satu tangan Eugene Pei kemudian bergerak menyentuh pipi Clarie Song, rasa hangatnya benar-benar sangat mengejutkan, detik berikutnya, tangan itu telah menggosok bibir wanitu itu.
Benak Clarie Song seperti meledak, dan sama sekali tidak bisa memikirkan apapun, darah disekujur tubuhnya kemudian mengalir menuju pipinya, yang tiba-tiba berubah menjadi sangat panas.
Jika sekarang dia mengatakan kalau dia tidak mengerti maksud Eugene Pei, maka itu berarti selama ini Clarie Song hidup dalam kekosongan.
Wanita itu kemudian mendorong Eugene Pei, dan bergerak mundur kebelakang, tetapi dia tidak bisa mundur lagi, lantas bersandar pada dinding dibelakangnya.
Meskipun Clarie Song memakai sepatu hak tinggi, tetapi dihadapan Eugene Pei, wanita itu hanya setinggi bahu pria itu, dia harus mengangkat wajahnya untuk bisa melihat wajah pria itu, mata yang hitam itu, seperti memiliki sesuatu yang sangat memikat, dan membuat Clarie Song terperangkap didalam sihirnya.
Tangan Eugene Pei sudah diletakkan pada pinggang Clarie Song, pria itu lantas menggunakan sedikit tenaganya, membuat pinggang wanita itu menempel dengan tubuhnya, dia kemudian membungkuk dan mencium bibir Clarie Song.
Benak Clarie Song bak disambar petir disiang bolong, semuanya perhatiannya ditujukan pada bibir mereka yang saling bersentuhan.
Ketika Eugene Pei membuka matanya, Clarie Song juga ikut membuka matanya, saling melihat dijarak sedekat ini, sepertinya bisa melihat menembus isi hati masing-masing.
Tangan Eugene Pei telah bergerak dan berada di leher Clarie Song, dengan lembut tangan itu memijat bagian belakang leher Clarie Song, sebuah pijatan lembut yang seperti memiliki maksud tersendiri.
Clarie Song merasa, bibir Eugene Pei sangat lembut, pria itu menggunakan ujung lidahnya membuka bibirnya, setelah itu, bergerak berusaha masuk kedalam rongga mulutnya……
Hati wanita itu tergetar, tiba-tiba saja tanpa disadari ujung jari kakinya berjinjit, dan mulai mengikuti semua irama ciuman Eugene Pei.
Gerakan ringan seperti ini, membuat Eugene Pei tertegun sejenak, kemudian membuat ciumannya berubah menjadi lebih panas, dan menguasai permainan.
Clarie Song benar-benar sempat terbuai, situasi, dan rasa seperti ini, sepertinya sangat tidak asing, sepertinya ciuman seperti ini, sudah pernah dirasakannya, ciuman seperti ini, membuatnya tidak sadar dan menginginkan sesuatu yang lebih, jika dia harus jujur dengan respons yang diberikan oleh tubuhnya sendiri, dia benar-benar bisa menerima dan mengikuti ciuman yang diberikan oleh Eugene Pei.
Dihatinya seperti ada hantu, yang perlahan-lahan keluar.
Bayangan keduanya, didalam kantor itu, terlihat seperti sepasang kekasih, bibir mereka saling bersentuhan, dan suasananya terasa sangat hangat.
Sayup-sayup hati kecil Clarie Song memberitahunya, kalau dia harus bisa bersikap rasional! Jangan sampai kembali terperangkap! Jika tidak kamu pasti akan menyesal! Semua pria itu sama saja!
Ketika Clarie Song kembali mendapatkan akal sehatnya, dia lantas mendorong Eugene Pei dengan sangat kuat, setelah itu dia menamparnya tanpa ragu sedikit pun.
Sebuah suara tamparan yang cukup nyaring terdengar didalam kantor.
Dengan nafas tersengal Clarie Song lantas mengatakan: “Eugene Pei! Yang kamu lakukan adalah pelecehan seksual di tempat kerja!”
Pelecehan seksual?
Eugene Pei melihat wajah Clarie Song sekarang yang merah merona, jelas tadi dia sangat menikmatinya, tapi dia masih saja memojokkannya.
Mata Clarie Song sepertinya agak berair dan masih terhipnotis, tangan kirinya kemudian mencubit tangan kanannya sekuat tenaga, tanpa menunggu respons dari Eugene Pei, dia sudah bergegas meninggalkan ruang kantor itu.
Eugene Pei juga tidak menyangka, Clarie Song yang awalnya hanya tidak membicarakan pokok permasalahan, sekarang, tiba-tiba berubah menjadi seekor kucing, dan kucing itu mencakarnya dengan sangat kejam.
Dia kemudian menyentuh pipi sebelah kanan yang tadi ditamparnya, dia merasa kalau Clarie Song masih menahan dirinya ketika menamparnya, dulu rasanya masih lebih kuat dari tamparan tadi.
Eugene Pei kemudian berjalan mendekati jendela, dia melihat orang-orang dibawah sana yang terlihat seperti semut, sebuah bayangan putih kemudian keluar dari gedung itu, dan naik ke atas sebuah taksi.
Kelihatannya, wanita ini gampang emosi, mungkin sekarang hatinya benar-benar sangat tidak karuan, dan semuanya masih terasa sangat membingungkan, dia tidak tahu bagaimana reaksi yang akan diberikan wanita ini, jika dia memperlihatkan hasil tes DNA Tavin Pei padanya.
………………
Sepertinya yang ditebak oleh Eugene Pei ini sangat tepat.
Sekarang perasaan hati Clarie Song benar-benar kacau, seperti benang yang kusut, yang kemudian mengganjal di hatinya, seperti lapisan selaput, yang menutupinya, mengalangi keluar masuknya udara.
Taksi ini rasanya sangat sempit, Clarie Song kemudian menurunkan jendela, membiarkan angin masuk, menerpa wajah panasnya.
Tadi Eugene Pei bertanya apakah dia memiliki perasaan padanya.
Meskipun Clarie Song tidak mengatakan apapun, tetapi perasaan didalam hatinya ini, sama sekali bukan sesuatu yang bisa dipalsukannya.
Hanya saja, semua rasa ini seperti berada di alam bawah sadarnya, terletak dilubuk hati terdalamnya, sepertinya semua kepura-puraannya, akan terlihat dengan jelas dihadapan Eugene Pei, dan terlihat dari luar.
Ketika taksi mendekati taman ditengah kota, Clarie Song lantas mengatakan: “Berhenti disini!”
Dia merasa jika sekarang dia kembali ke tempat sewanya, seperti memberi kakaknya kesempatan untuk mengoreknya, dan sekarang, masalah ini, dia juga tidak berniat memberitahunya pada siapapun, oleh karena itu lebih baik jika dia menenangkan hatinya di taman.
Karena bukan akhir pekan, orang-orang yang ada ditaman ini juga tidak banyak, jumlah pengunjung taman bermain juga sangat sedikit.
Clarie Song teringat dua bulan yang lalu, Tavin Pei menariknya dan ingin naik roller coster bersamanya, dan disinilah tempatnya.
Sekarang jika diingat kembali, janjinya dengan anak itu masih belum ditepatinya, entah bocah itu masih ingat tidak, kenapa pula jika dia masih mengingatnya.
Dia berjalan maju, melewati jembatan lengkung, melihat air danau yang memantulkan cahaya, dia kembali mengangkat wajahnya, kebetulan saja dia bertemu dengan seseorang.
Yang namanya kebetulan ini jika dibahas, bukan sesuatu yang mengejutkan ataupun sesuatu yang kecil, bagaimanapun luas area kota C ini ya seperti ini.
Tetapi, yang kebetulan dilihatnya tidak lain adalah teman Jasper Ye___ Sandy Fang.
Disamping Sandy Fang ada seorang wanita yang mengikutinya seperti burung kecil yang mengikuti tuannya, bergelendot pada tangannya, ketika pria itu melihat Clarie Song, dia terkejut, tetapi ekspresinya berubah dengan sangat cepat.
“Kamu turun dulu tunggu aku dibawah sebentar.”
Wanita itu kemudian mengangguk, ketika melewati Clarie Song, wanita itu menghentikan langkahnya sejenak, dan memanggilnya “Kakak kelas.”
Clarie Song merasa agak kaget.
Wanita itu tersenyum: “Aku juga mahasiswa dari universitas A, aku setingkat dibawah kakak.”
Mendengarnya Clarie Song merasa agak malu, ketika dia cuti kuliah waktu itu, ditempat kuliahnya dia langsung menjadi sangat populer, orang-orang yang tidak dikenalnya, semuanya jadi mengenalinya.
Wanita itu kemudian berjalan masuk ke paviliun ditengah danau, kemudian melihat kearah mereka.
Sandy Fang tersenyum dan bertegur sapa dengan Clarie Song: “Lama tidak bertemu.”
Clarie Song juga tersenyum: “Dia adalah……?”
“Istriku, kita menikah tahun lalu.”
Clarie Song benar-benar sangat kaget: “Kalau begitu aku masih berhutang amplop padamu, aku tidak mendengar kabar apapun, juga tidak ada seorang pun yang memberitahuku.”
Sandy Fang mengatakan: “Pestanya tidak diadakan disini, kita mengadakannya di kampung halaman Cannie, amplopnya kamu simpan saja, nanti ketika bayi kita mengadakan full month celebration kamu pasti tidak akan ketinggalan.”
“Baiklah.” Ujar Clarie Song, “Kalau begitu aku ucapkan selamat.”
Apa ini musim hamil? Mengapa orang-orang yang ada ddisekitarnya, satu persatu pada hamil semua.
Setelah berbasa-basi dengan Sandy Fang, wanita yang diujung sana kelihatannya sudah tidak sabar, mata yang menatap kearah mereka, sepertinya takut kalau Clarie Song dan Sandy Fang melakukan gerak-gerik yang aneh, menurut pandangan Clarie Song, jelas sekali wanita itu sudah menganggapnya seperti musuhnya.
Sebelum berpisah, Sandy Fang mengatakan: “Kamu dan Jasper Ye……”
Clarie Song kemudian membuat isyarat tangan berhenti: “Kamu melihatnya dengan mata kepalamu sendiri, jangan ditanya lagi.”
Sejak SMA, Sandy Fang dan Jasper Ye berteman baik, tentu saja dia tahu hubungan diantara Clarie Song dan Jasper Ye ini, benar-benar sangat menyedihkan.
Dia diam sejenak, akhirnya dia bertanya: “Setelah Jasper Ye berubah seperti ini, dan kamu bersamanya, apa kamu menyesal?”
Pertanyaan ini, sama sekali tidak dijawab oleh Clarie Song.
Menyesal atau tidak, jika ditanya sekarang, apa ada gunanya?
Sampai sekarang, Clarie Song dapat mengingat dengan jelas, saat itu adalah musim panas, hujan badai yang sangat besar, mendatangkan banjir yang muncul dengan tiba-tiba.
Hujan badai yang berhari-hari, membuat seluruh kota itu sudah tergenang, saat itu Clarie Song masih sangat kurus, wajahnya pucat seperti sudah lama tidak bersua dengan matahari, dia seolah-olah akan terbawa angin ketika angin meniupnya.
Jasper Ye berjalan dibanjir setinggi lutut, naik keatas, dan mengantarkan baju hujan untuk Clarie Song.
Clarie Song hanya memakai rok yang sangat tipis, tubuhnya gemetar hebat, Jasper Ye kemudian melepaskan jaket luarnya, dan memakaikannya pada Clarie Song, dia bahkan menggunakan dadanya yang luas untuk menghangatkan kulit wanita yang sangat dingin itu.
Ketika mereka berjalan didalam hujan, Clarie Song dengan tenang bersandar pada punggung Jasper Ye, wajahnya disandarkan pada leher pria itu, sepertinya dengan seperti ini dia bisa mendengar suara detak jantung dari pria itu, sebenarnya yang terdengar olehnya hanya suara rintik air hujan, bahkan percakapan diantara mereka sama sekali tidak terdengar.
Ketika berada di tahun terakhir SMA, Clarie Song bertengkar hebat dengan ayahnya, kemudian meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.
Jasper Ye kemudian menjemputnya di stasiun kereta api, dan membawanya pergi makan di warung-warung kecil, dan membelikan baju untuknya, setelah itu pria itu lantas memeluknya, tertawa dan mengatakan: “Istriku, aku akan merawatmu.”
Sampai akhirnya, Clarie Song menyadari, ketika Jasper Ye mengatakan semua ini, pria itu sudah menghabiskan semua uang yang dimilikinya, untuk membelikan pakaian dan juga makanan untuknya.
Jika waktu itu dia membuka dompet Jasper Ye, dia akan melihat, kalau uang yang tersisa didalamnya sudah tidak sampai RMB 50.
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlCinta Dan Rahasia
JesslynLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieMy Perfect Lady
AliciaHis Soft Side
RiseBretta’s Diary
DanielleA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!