A Dream of Marrying You - Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
Julian Mo menggelengkan kepalanya: “Tidak ada.”
Tavin Pei memutar matanya:“Aku tahu kamu tidak ada.”
Jadi, ketika Paman Cody Li datang untuk menjemputnya pada siang hari, dia berkata dia akan pergi ke perusahaan ayahnya, dan kemudian memanfaatkan waktu saat Eugene Pei keluar untuk bertemu dengan Paman Willy Gu, dia mulai mengobrak-abrik kantor ayahnya.
Sementara itu, Yoona mendengar suara berisik di luar, berpikir bahwa ada seekor tikus. Ketika dia masuk, dia menemukan bahwa itu adalah anak laki-laki bosnya, lalu diam-diam mundur.
Tavin Pei tersenyum sangat manis dan berseru:“Kakak Yoona!”
Yoona bergidik, meskipun dia suka mendengar anak-anak memanggil dia kakak, tapi begitu dia di panggil kakak, bukankah dia menjadi satu generasi lebih muda dari bos? Lebih baik panggil Bibi saja.
“Apa kau tahu di mana ponsel ayahku diletakkan?”
Yoona berkedip dan menunjuk ke belakang meja:“Laci ketiga. Kuncinya ada di laci kedua di sebelah kanan.”
Tavin Pei tersenyum terbuka:“Terima kasih kakak Yoona."
Yoona bergidik dan buru-buru menutup pintu.
Satu detik sebelum panggilan Clarie Song terhubung, Tavin Pei seperti berubah wajah, wajahnya yang ceria, seketika segera menangis dan mulai berkata:"Clarie, huhuhu, ayahku memukuliku tadi malam, dia masih melarangku meneleponmu dan menyembunyikan ponselku. Akhirnya aku menemukan ponselnya di kantornya dan diam-diam meneleponmu.”
“Dia memukulimu?”
Mendengar Clarie Song panik Tavin Pei membuat suaranya lebih keras:"Ya, ayahku minum alkohol ketika dia kembali tadi malam, dan kemudian berkata bahwa diriku anak sial, dan kemudian aku akan menelepon nenek, dan dia melempar telepon dengan marah. Kemudian dia menekanku di sofa, melepas celanaku, dan memukulku dengan keras, sekarang aku tidak bisa duduk.”
Setelah Tavin Pei mengucapkan kata yang begitu panjang, dia tiba-tiba merasa bahwa kantor besar ini tampak agak suram. Memalingkan kepalanya untuk melihat, sungguh, Ayah sedang berdiri di depan pintu, memegangi tangannya, wajahnya membelakangi cahaya, jadi dia tampak sangat gelap.
Tavin Pei buru-buru berkata kepada Clarie Song: “Clarie, ayahku ada di sini, cepat datang dan selamatkan aku!”
Setelah berbicara, dia menutup telepon tanpa ragu-ragu.
Dalam hal ini, jika dapat mengurangi beberapa kata akan lebih baik, agar tidak membangkitkan kemarahan Ayah sebelum Clarie datang.
Tavin Pei meletakkan ponsel Eugene Pei di atas meja, lalu melompat dari kursi bos, dan mendengus: “Aku sudah memberi tahu Clarie!”
Setelah mengatakan ini, Tavin Pei bergegas ke kamar mandi dengan cepat, kemudian menutup pintu dan menguncinya.
Eugene Pei menatap putranya yang berkaki pendek, berguling ke kamar mandi dan menutup pintu seperti bola, menyentuh dagunya, takut kamu tidak akan memberi tahu Clarie.
Meskipun Clarie Song cemas dan ingin pergi Pei’s Corp, dia tetap mengantar Maddie Song pulang lebih dulu.
“Kakak, aku tidak akan naik lagi.”
“Melihat kepanikanmu, aku tahu bahwa kamu punya urusan, kamu masih tetap mengantarku pulang, cepatlah pergi.” Kata Maddie Song, “Tapi ingat pulanglah sebelum jam 8 malam, kakak ada urusan denganmu."
Clarie Song memberikan isyarat ok, memberitahu alamat Gedung Pei’s Corp pada sopir taksi di depan.
Eugene Pei mengeluarkan kunci cadangan kamar mandi, membuka pintu, dan melihat lelaki kecil itu duduk di atas tutup toilet, menatapnya dengan penuh waspada.
“Kamu akan terlambat ke sekolah.”Eugene Pei melipat tangannya.
Tavin Pei juga meniru penampilan Eugene Pei, memegang lengan berdaging itu, tetapi auranya jelas jauh lebih lemah, tetapi suaranya dibuat untuk menggantinya, dan berkata dengan keras:"Tidak pergi!"
"Kalau begitu aku harus memberi tahu Clarie, kamu ingin bolos kelas lagi."
Tavin Pei berkata dengan pasti,"Aku akan bolos kelas!"
Eugene Pei berkata:"Konferensi orang tua di akhir semester, minta Clarie menghadirinya untukmu, guru akan mengkritik Clarie, kamu bersedia membuat Clarie dikritik oleh guru karena kamu?"
Kalimat ini tepat sekali mengenai hati kecil Tavin Pei, dan matanya berbinar:"Lain kali kamu meminta Clarie mengadakan pertemuan orang tua untukku? Tidak carikan aku ibu baru. Benarkah?”
Eugene Pei mengangguk.
“Ayah, Ayah selalu tidak menepati janji!”
“Aku berjanji kali ini.”
“Oke,”Tavin Pei berbalik dan turun dari penutup toilet,“Aku akan mempercayaimu sekali ini.”
Cody Li datang untuk membantu Tavin Pei membawa tas sekolah, Tavin Pei berbalik dan dengan sungguh-sungguh berkata kepada Eugene Pei:"Ayah, jika kamu meminta Clarie menghadiri konferensi orang tua untukku, aku akan berperilaku baik. Jika kamu tidak membiarkan Clarie mengadakan konferensi orang tua untukku, aku tidak berperilaku baik dan membuat guru untuk menelepon orang tua setiap hari."
Cody Li memegang dahinya diam-diam.
Jangan! Bukan ayahmu yang di suruh datang, sudah pasti aku yang akan disuruh pergi! Yang dimarahi bukan ayahmu, tapi aku, oke?
Eugene Pei menghitung waktu dengan tepat, menyuruh Cody Li mengantar Tavin Pei ke sekolah baru saja lewat sepuluh menit, dan asisten di meja depan di bawah sudah menelepon.
“Nona Song baru saja naik lift.”
Ketika Clarie Song mendorong pintu kantor Eugene Pei dengan cemas, ketika dia melihat Eugene Pei duduk di belakang mejanya sambil minum teh dengan santai, dia tiba-tiba merasa bahwa Eugene Pei seperti Jiang Taigong yang duduk sambil memancing.
Dan umpan pun berhasil di pancing!
Eugene Pei mengangkat matanya dan memandang Clarie Song:“Karena kamu ada di sini, masuk saja, kenapa kamu berdiri di depan pintu?”
Clarie Song berhenti sebelum memasuki pintu, tetapi pintu kantor tidak ditutup rapat, tetapi dibiarkan ada celah kecil.
Eugene Pei tersenyum di dalam hatinya, sangat takut akan melakukan sesuatu padanya di kantor. Pertama kali saat lima tahun yang lalu berada di dalam mobil, kedua kalinya, dia pasti akan memilih tempat yang romantis, seperti kamar mandi, ruang ganti, atau kantor, jika nanti dia sedang tertarik bisa mencobanya, untuk sementara ini tidak berpikir untuk memilih.
Clarie Song masuk dan melihat sekeliling kantor, tidak ada Tavin Pei yang meneleponnya.
Eugene Pei berkata:“Tavin Pei telah pergi ke sekolah.”
“Oh, kalau begitu tidak masalah lagi, maaf mengganggu CEO Pei.”
Clarie Song ingin berbalik dan pergi, tetapi dia memiliki langkah kecil dan ragu-ragu selama dua detik sebelum bergerak maju. Ketika akan pergi, dari belakangnya ada orang yang mengulurkan tangan, langsung menutup pintu kantor, dan menguncinya.
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddyKembali Dari Kematian
Yeon KyeongMy Charming Lady Boss
AndikaUangku Ya Milikku
Raditya DikaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranAwesome Guy
RobinSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!