A Dream of Marrying You - Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
Hanya saja, melihat wajah imut milik Tavis Pei itu, Clarie Song juga tidak bisa berbuat apa-apa, dirinya kemudian menarik anak itu ke depan ruangan istirahatnya dan berkata: “Kamu tunggu dulu di sini sebentar, aku akan masuk sebentar untuk mengambil barang-barangku, setelah itu barulah aku akan mengajakmu pergi ke rumah sakit.”
“Tidak bisa! Kalau seandainya kamu lompat dari jendela dan kabur, bagaimana? Aku juga ingin masuk!”
Tavis Pei tidak ingin tinggal di tempat itu lagi bahkan untuk satu detik pun, kalau seandainya sebentar lagi Denny menemukannya, lalu memeluk lehernya dan menggigitinya, dia harus bagaimana? Dia harus pergi dari tempat itu, dan kakak cantik di depannya itu terlihat seperti mudah untuk dibohongi.
Tidak ada cara lain, Clarie Song hanya bisa menduduki anak itu di atas sebuah kursi panjang, kemudian memberitahu anak itu bahwa dirinya sengaja tidak mengunci ruangan istirahat itu, dan karena takut orang tua anak itu datang mencari, dia bertanya: “Namamu siapa?”
“Ta……” Tavis Pei berpikir, dirinya tentu saja tidak boleh menggunakan nama aslinya, orang jaman sekarang sudah tidak bisa dipercaya, kakak ini memang cantik, tetapi, “Namaku Taylor Pei.”
“Bagaimana dengan papa dan mamamu? Dimana mereka?”
Tavis Pei menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menarik handuknya untuk menutupi perutnya yang buncit itu, “Ayahku di kamar sebelah, sedang bermain kartu dengan dua paman lainnya, ibuku kabur dengan pria lain.”
Clarie Song: “……”
Clarie Song kemudian masuk kedalam sebuah kamar kecil untuk mandi, mata Tavis Pei langsung berbinar-binar, dia kemudian mengeluarkan hpnya dari belakang, dan mengirimkan sebuah pesan untuk ayahnya, “Pa, Denny sudah pergi atau belum?”
Tiga detik kemudian, dia menerima sebuah pesan singkat yang berisikan satu kata: “Belum.”
Tavis Pei kemudian mengepalkan tangannya dengan marah, “Aku akan bertemu lagi dengan papa besok pagi, papa suruh Paman Cody untuk membawakanku baju kemari, kamar nomor 134.”
Hanya saja, kali ini meskipun dirinya sudah menunggu lama, Eugene Pei masih belum membalas pesannya, juga tidak ada orang yang datang untuk membawakannya pakaian, dirinya hanya dibalut dengan handuk kecil untuk anak-anak, kemudian karena merasa tidak enak berpakaian seperti itu di depan kakak cantik itu, dia masuk ke dalam selimut.
Setelah menyelesaikan mandi yang didapatkannya dengan tidak mudah itu, Clarie Song melihat Tavis Pei sudah terbaring miring di atas tempat tidur, anak itu sepertinya sudah tertidur, berbaring dengan sangat tenang di atas bantal kepala itu.
Dia kemudian berjalanan mendekati dan menjulurkan tangannya, “Hei……”
“Mama……”
Tavis Pei membalikkan tubuhnya sambil bergumam, tangan Clarie Song langsung terhenti di tengah-tengah udara, satu kata yang dilontarkan keluar dari mulut anak kecil itu memberikan sebuah tusukkan kejam di atas hatinya, memberikannya sebuah rasa sakit.
Dia kemudian menggigit bibirnya dan menarik kembali tangannya, lalu dirinya menyelimuti anak itu dan duduk di ujung tempat tidur itu.
Kalau seandainya sepanjang hidupnya ini, dia benar-benar tidak bisa memiliki anak, dia benar-benar akan merasa hidupnya itu tidak sempurna, tetapi sekarang, laporan yang menyatakan bahwa dirinya tidak subur itu sudah memberitahunya bahwa hidupnya tidak akan pernah sempurna.
Suara getaran hp itu berbunyi, Clarie Song kemudian menyadari cahaya dari bawah bantal kepala Tavis Pei itu, dia kemudian menariknya keluar dengan perlahan, itu adalah sebuah hp dengan kata-kata ‘Papa’ tertera di layarnya.
Setelah ragu untuk beberapa saat, Clarie Song mengangkat telepon itu, dan karena dirinya takut orang di balik telepon itu akan salah paham, dia berusaha untuk mendahului dan membuka mulunya lebih dahulu, “Halo, anda pasti papanya Taylor Pei kan? Dia sekarang berada di tempatku.”
Tetapi, telepon itu diam.
Karena bingung, Clarie Song lalu menurunkan hp itu, setelah melihat telepon itu memang benar masih dalam kondisi tersambung, dirinya bertanya lagi: “Apa ini adalah papanya Taylor Pei?”
……
Di sisi telepon yang satunya lagi, sekali mendengar suara Clarie Song, tangan Eugene Pei yang sedang membagikan kartu itu langsung berhenti, kemudian, seperti tidak terjadi apapun, dia menarik tangannya dan menggenggam hp itu, pada awalnya dia ingin memberikan hp itu kepada Cody Li, tetapi sekali teringat bahwa Clarie Song pernah mendengar suara pria itu, dia langsung mengarahkan tangannya kepada Wesley Gu yang duduk di depannya itu.
“Bantu aku angkat telepon ini.”
Mendengar perkataan bosnya itu, Cody Li langsung merasa sangat gembira, sambil mengelus dadanya, pria itu berkata dalam hatinya: “Untung itu bukan diriku, untung……”
Wesley Gu mematikan rokok yang dipegangnya itu dan langsung bertanya: “Halo.”
Clarie Song yang berada di balik telepon itu berkata: “Halo, apakah anda adalah papanya Taylor Pei?”
Wesley Gu melihat ke arah Eugene Pei, dengan wajah yang santai, pria itu memberikannya sebuah gerakkan tangan dan Wesley Gu langsung mengerti, dia kemudian mengaktifkan pengeras suara telepon itu, dan berkata: “Iya, benar.”
Clarie Song kemudian menjelaskan dengan singkat situasi barusan terjadi itu dan sebagai tanda permintaan maafnya, dia juga berkata bahwa dirinya bersedia untuk menanggung seluruh biaya rumah sakit, dan dipenghujung telepon itu, dia berkata: “Apa anda punya waktu luang sekarang? Apa anda perlu ikut menemaninya pergi ke rumah sakit?”
Eugene Pei sudah menuliskan sebuah kalimat di atas kertas, beberapa orang itu langsung mendekat untuk melihatnya: aku sekarang sedang sibuk, aku akan menghubungimu lagi besok pagi.
Sibuk? Kapan seorang pria sibuk? Beberapa pandangan mata pria dewasa itu langsung terarah kepada Eugene Pei.
“……”
Dengan mengikuti perintah Eugene Pei yang tertulis di atas kertas itu, Wesley Gu menutup teleponnya selesai berbicara dan bertanya: “Dia?”
Setelah menenangkan putranya, Denny, di dalam salah satu kamar di dalam dan membuat putranya itu tidur, Michael Li menutup pintu di belakangnya itu dan bertanya, “Lincoln, bukankah itu Clarie apa itu yang kamu bicarakan waktu itu?”
“Kamu pernah bertemu dengannya?”
“Iya, pernah sekali,” Ucap Lincoln Xue, “Wajahnya sedikit mirip dengan kakak ketiga.”
Mirip……
Eugene Pei tersenyum, dirinya suka dengan kata-kata itu.
“Bukankah Tavis terjatuh dengan posisi terduduk?” Setelah menjadi seorang ayah, yang dikhawatirkan oleh Michael Li bukanlah orang dewasanya, melainkan anak kecil itu, “Bukanlah hal yang main-main kalau sampai tulang ekornya mengalami patah tulang.”
Hanya saja, Michael Li tidak mengenak Tavis Pei, dari dulu hanya ada anak itu yang mempermainkan orang lain, orang lain tidak bisa menyakitinya, apakah tulang ekornya akan patah setelah jatuh terduduk? Haha, hal itu benar-benar sebuah lelucon.
Setelah telepon itu mati, Clarie Song langsung memberikan nilai merah kepada kelakuan ‘papa’ Tavis Pei itu.
Bagaimana bisa ada seorang ayah seperti itu, ketika putranya jatuh terduduk, dirinya justru berkata “Anak kecil tidak boleh dimanja”, Clarie Song selalu merasa tidak tenang, dan ketika dirinya berbalik ketika mondar-mandir di depan jendela itu, dia melihat Tavis Pei membuka matanya.
Tavis Pei sebenarnya hanya berpura-pura tidur tadi, dan ketika dirinya mendengar percakapan antara Clarie Song dengan Paman Gu itu dia merasa menipu orang adalah sebuah perbuatan yang memalukan, karena itu dia melebarkan matanya dengan sedu dan berkata: “Kakak, aku sebenarnya hanya bermain-main denganmu tadi, bokongku tidak apa-apa.”
Clarie Song: “……”
“Tetapi sekarang, bokongku sepertinya sedikit sakit.”
Novel Terkait
Kembali Dari Kematian
Yeon KyeongCinta Yang Terlarang
MinnieMy Charming Wife
Diana AndrikaDiamond Lover
LenaBack To You
CC LennyThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensMeet By Chance
Lena TanA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!