A Dream of Marrying You - Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
Pemabuk itu menoleh, bertubrukan dengan sepasang mata yang ganas.
"Dasar bajingan beraninya menyentuhku?! Tidak mau hidup lagi ya?!"
Eugene sudah menarik Clarie ke pelukannya, "Tidak apa-apa kan?"
Clarie menggeleng, wajahnya langsung merona merah: "Tidak apa-apa."
Tangan pemabuk itu terkilir sampai teriak kesakitan, sekarang melihat pria lain menyentuh mangsanya, matanya memerah: "Berani merebut milikku, kamu tidak mau hidup lagi?!"
"Siapa bilang ini adalah mangsamu?" Eugene langsung memeluk pinggang Clarie, lengannya sedikit kuat, menarik Clarie mendekat padanya, tangannya berpindah ke atas lalu meremas dadanya tidak pelan juga tidak kuat, "Ini adalah wanitaku."
Memanfaatkan situasi seperti ini melecehkannya, CEO Pei, apakah kamu masih mempunyai moral?
Meskipun terhalang oleh busa di depan dada, Clarie tetap bisa merasakan jantungnya berpacu dengan cepat, wajahnya sudah semerah darah.
Pemabuk itu kehilangan kendali sepenuhnya, langsung menendang tong sampah di sampingnya, sekejap segerombolan orang keluar dari berbagai arah, dan juga anak buahnya ini tampaknya adalah orang terlatih, pasti sudah meminjam tempat seseorang datang kemari untuk mengepung.
Tatapan Eugene menyapu wajah semua orang disini, sudut bibirnya terangkat tapi malah tidak berkata.
Punggung Clarie bersandar di depan dada Eugene, sepertinya bisa merasakan detakan jantung dadanya yang kuat. Sedikit memiringkan wajahnya, melihat senyuman Eugene yang dingin, ini adalah senyuman yang tidak pernah Clarie lihat di wajahnya, meskipun sedang tersenyum, tapi malah lebih menakutkan daripada tidak tersenyum.
Pemabuk melihat Eugene tidak berbicara, mengira sudah takut, menyeringai lebar: "Sudah takut bukan, sekarang berlutut dengan menurut panggil aku, maka aku akan melepaskanmu."
Dalam hati Clarie sedikit takut, disini ada begitu banyak orang, pasti hal ini sudah berhubungan dengan bar ini, meskipun Eugene bisa mengalahkan seseorang, tapi orangnya ada sebanyak ini........
Dalam hatinya sedikit khawatir.
Eugene melepas pinggang Eugene, menariknya ke belekang, maju selangkah, Clarie langsung menarik lengan Eugene.
Kepala Eugene berputar kemari, senyuman hangat sudah muncul di dalam matanya, "Mengkhawatirkanku?"
Clarie melepaskan tangannya.
Eugene menepuk punggung tangannya, memutar kemari, berjalan ke arah pemabuk itu.
Sepertinya aura Eugene terlalu kuat, pemabuk itu langsung termundur ke belakang, mulutnya sedikit tergagap: "Apakah......kamu ingin bersujud kepadaku?"
Sudut bibir Eugene naik, hampir tidak ada orang melihat dengan jelas bagaimana dia menyerang, si pemabuk itu sudah langsung terjatuh di sebelah wastafel.
Pemabuk itu membuka mulutnya, memuntahkan segumpal darah dari mulut, bercampur dengan sebatang gigi, "Hajar dia!"
Orang sebanyak ini, apalagi Eugene juga harus menjaga Clarie yang ada di belakangnya, kalau begitu menyerang, dia pasti akan dirugikan.
"Kalian ikut siapa? Lincoln keluarga Xue?" Tanya Eugene dengan datar.
Di kota C, pengelola tempat seperti bar, selain Wesley yang baru pindah kemari, yang lebih lama adalah Lincoln. Jadi, Eugene langsung terpikir dengan Lincoln.
Pemabuk mengira orang ini sudah takut, tertawa terbahak: "Bukan, kami ikut dengan kak Grizzly."
"Bawahan Wesley?"
Mendengar Eugene menggunakan intonasi akrab menyebut nama bosnya, beberapa orang saling memandang.
Eugene mengeluarkan handphone, menekan serentetan nomor, memanggil seseorang yang paling dekat kemari: "Jawab telepon."
Orang itu curiga, saat menjawab telepon wajahnya langsung pucat, berjalan ke hadapan pemabuk, berbisik di sebelah telinganya, bola mata si pemabuk itu seperti mau melotot keluar, kemabukannya semuanya langsung buyar, langsung menjilat, hanya saja tidak sungguh-sungguh berjilat dan berlutut.
"Maaf, tuan muda Eugene, aku sudah meremehkan......bukan, aku sudah buta......"
Eugene mengambil kembali handphone, mengganti mode speaker, berkata kepada Wesley: "Orangmu menyentuh orangku, bagaimana?"
Wesley berkata: "Tangan mana yang dia gunakan, kalau dipotong apakah bisa meredakan kemarahanmu?"
Disini Wesley berbicara dengan intonasi yang santai, orang yang mendengar disini dalam sekejap wajahnya menjadi pucat.
Hanya saja berkecimpungan di dalam lingkaran ini, siapa yang tidak tau kalau Wesley kejam, kalau tidak juga tidak akan dijuluki sebagai si tampan berhati serigala.
.......................
Eugene membawa Clarie berjalan di sepanjang jalan bar, otak Clarie berdengung, terus mengulangi kalimat terakhir Eugene "kamu sudah menyentuh orangku".
Orangku...........
Sejak kapan dia menjadi orang Eugene?
Tapi di situasi seperti tadi, juga tidak ada cara mengatakan bukan.
Hatinya kacau sekali.
Jas Eugene tadi sudah dipinjamkan kepada Clarie, Clarie meninggalkannya dirumah dan lupa membawanya, jadi, Eugene juga mengambil mantel jaket seseorang disana tadi, membungkus tubuh Clarie, "Keluar membeli baju?"
Karena baju Clarie sudah robek, dompet dan handphone juga ada pada Zoey, sekarang berpakaian seperti ini kembali, pakaiannya juga tidak rapi, langsung mengangguk.
Di sebelah bar tidak ada mall besar, Eugene langsung mengambil mobil, membawa Clarie pergi membeli baju.
Clarie merasa wajahnya panas sekali, menurunkan jendela mobil mengambil udara segar, kecepatan mobil sangat tinggi, aliran udara yang kuat di luar masuk dari celah kecil jendela mobil, meniup rambut Clarie ke belakang, menunjukkan dahinya yang bersih.
Clarie berpakaian seperti ini, juga tidak bisa masuk ke dalam mall membeli baju, Eugene menyuruhnya menunggu di mobil, dirinya masuk ke dalam membeli baju.
Lewat jendela mobil, Clarie melihat bayangan tubuh Eugene masuk ke dalam mall, menghembuskan nafas panjang.
Dengan tangan menahan keningnya, menarik nafas dalam menetralkan kekacauan di dalam hatinya.
......
Masuk ke dalam bar yang bisik lagi dari luar, dibandibngkan dengan tadi, sekarang baru saatnya kehidupan malam sungguh-sungguh dimulai.
Clarie membuka mata besar melihat cahaya berwarna-warni, di atas lantai dansa ada sekelompok orang yang sepertinya berubah menjadi siluman, pinggangnya melenggok kesana-kemari seperti ular air, seperti akan naik ke atas langit.
Ketika melewati depan panggung yang suaranya memekikkan telinga, Clarie merasa gendang telinganya terus bergetar, berpikir dalam hati kalau sekarang menyumbat telinganya, apakah akan menunjukkan sekali dirinya terlalu mentel, baru saja pemikiran seperti ini muncul, dua buah tangan yang hangat dan kering sudah menutupi dua telinganya.
Langkah Clarie terhenti.
Eugene menutup kedua telinganya dari samping tubuhnya, berjalan lebih cepat, sampai melewati bagian speaker, baru menurunkan lengannya, tampaknya tidak ada sedikit keraguan, berjalan di depan, membawanya pergi ke tempat duduk di ruangan yang terpisah oleh kaca.
Di luar pemisah, Clarie mundur dua langkah, berkata: "CEO Pei, kamu masuk dulu."
Eugene tidak bisa menolak, langsung mendorong pintu kaca dan masuk terlebih dahulu.
Tiga menit kemudian, Clarie baru masuk.
Begitu masuk, melihat Zoey sedang berlomba minum dengan Eugene, sedangkan Della meringkuk di samping, berkata sambil tersenyum: "Aku tidak bisa minum."
Zoey memutar bola matanya: "Mentel," Begitu memutar matanya sudah langsung melihat Clarie, langsung melambaikan tangan, "Kenapa mengganti baju saja lama sekali, aku mengira kamu mau memberiku harapan palsu lagi."
Clarie tersenyum, duduk di sebelah Zoey.
Orang di dalam sini, Clarie selain lebih akrab dengan Zoey, bahkan kru lainnya tidak pernah mendengar namanya, dia murni dipanggil Zoey hanya untuk meramaikan, untuk menampar wajah Della.
Toleransi alkohol Zoey tidak lemah, ingat dulu setiap ada perkumpulan teman sekolah, saat semua orang memaksa Clarie untuk minum, Zoey akan menghadang di depan, tidak menolak yang datang.
Sekarang juga seperti itu.
Della memberikan segelas bir untuk Clarie, lalu menuangkan dirinya segelas jus, berkata: "Kak Clarie, aku menggunakan jus menggantikan bir, bersulang denganmu."
Saat itu Zoey memarahi dalam hati, brengsek, kalimat seperti ini kamu pun sanggup mengatakannya? Sungguh wanita murahan mukanya tebal sekali tidak ada yang menandingi.
"Kalau seperti ini mana ikhlas, lebih baik Clarie kami menggunakan air menggantikan bir, menerima sulanganmu?"
"Aku sedang bersulang dengan kak Clarie, kamu ikut campur apa, kalau kamu mau bersulang denganku, setelah ini aku akan bersulang denganmu."
Clarie memang tidak begitu suka dengan Della, sekarang melihat dia terus bertentangan dengan Zoey, kesan terhadapnya semakin menurun.
Dia sengaja membuat gelas di tangan Della berhenti di udara sejenak, baru tersenyum: "Maaf, aku juga tidak bisa minum, aku alergi terhadap bir."
Alasan ini, selama satu jam selanjutnya, siapapun tidak berani memaksa Clarie minum.
Eugene mengusap pinggiran gelas, tertawa dalam hati, sungguh alasan yang bagus.
Zoey sudah sedikit mabuk, langsung menarik Clarie pergi ke lantai dansa ingin menari.
Clarie mencubit lengan Zoey: "Kamu yang sadar sedikit! Apakah kamu mau memalukan dirimu sendiri lagi di hadapan Eugene?!"
Sepertinya Zoey mengerti kalimat ini, mengedipkan matanya, Clarie bernafas lega dalam hati, tapi siapa menyangka Zoey tiba-tiba berputar menghadap Eugene: "Eugene! Ayo kita pergi menari!"
Clarie: "......"
Awalnya mengira Eugene tidak akan mau, dia malah tersenyum datar, mengiyakan dengan senang hati.
Begitu Della mendengar, langsung berkata: "Aku juga ikut!"
Sekarang Zoey mabuk dan sedikit linglung, ditambah dengan Della lagi, Clarie takut terjadi sesuatu dengan Zoey lagi, tetap ikut masuk ke dalam lantai dansa.
Bagaimana juga Della tadi sudah belajar menari di penayangan perdana film tadi, sekarang dia menari tanpa merasa kesulitan sedikitpun, pinggang kecilnya melekuk dengan lembut, tukang pencahayaan bahkan menyorotkan sinar padanya, menarik semua tatapan di lantai dansa padanya, sudah ada beberapa orang mengeluarkan handphone dan mulai merekam.
Clarie tertawa dalam hati, takutnya Clarie dan Zoey kalau terlalu bersemangat juga akan bertengkar, berita utama di koran besok bisa jadi adalah judul semacam "Saat Wanita Cantik Populer Menjadi **, Menari Di Bar".
Zoey juga ikut melenggokkan pinggang di sebelah, sata kecil dia pernah belajar balet, jadi tingkat kelembutannya juga bagus sekali.
Tapi Clarie yang menderita.
Dia sama sekali tidak bisa mengkoordinasikan fisiknya, saat aerobik semasa SMA, malah disuruh guru pendidikan olahraga untuk tinggal dan diajari langsung oleh guru, pelajaran pendidikan olahraga juga disuruh tinggal oleh gurunya untuk les, mungkin Clarie satu-satunya orang yang seperti itu, lalu, dia baru mulai membeli sebuah kaset untuk belajar yoga, melatih kemampuan koordinasi fisik sendiri, sampai sekarang termasuk ada kemajuan, goyangan pinggangnya tidak sampai memancing tawa yang menggelegar.
Disini Della dan Zoey sedang bertarung menari, Eugene melihat Clarie yang tercengang memang lucu sekali, langsung berjalan kesana, sedikit mendekat, menempel di telinga Clarie berkata: "Mau tidak aku ajari menari?"
Sebenarnya, tatapan Clarie terhenti pada seorang pemuda yang memainkan drum di panggung, tampaknya ada semacam rasa familier, tangannya gatal ingin mencoba, tiba-tiba dia merasakan desahan di telinganya, langsung membalikkan kepalanya, dan bertubrukan dengan kedua mata Eugene, takut Zoey melihat mereka menempel begitu dekat, terkejut sekali sampai buru-buru mundur selangkah, malah tidak menyangka menginjak seseorang di belakangnya, hampir saja terjatuh.
Eugene langsung membantu Clarie berdiri, tangannya ada di pinggangnya, "Yang pelan."
Malam ini, Eugene terus menyatakan perasaannya kepada Clarie, kalau dia masih tidak mengerti maksud Eugene, juga akan menjadi orang bodoh sungguhan.
Pria ini sungguh terlalu berbakat, sudah menggunakan kekuatan yang amat kuat untuk menolak, malah tidak berguna sama sekali, malah sepertinya semakin mendekat.
"Terimalah undanganku, menari?"
Kalimat Eugene ini sungguh sudah menurunkan kegengsiannya, benar-benar masuk ke dalam debu.
Clarie sedang tercengang, kedua tangan Eugene sudah berada di belakang pinggang Clarie, dagunya kebetulan bisa di depan keningnya, berkata, nafas yang sedikit hangat mengenai dahinya: "Rileks sedikit, sekarang seluruh tubuhmu kaku sekali, sepertinya aku bukan mengundangmu menari, tapi memaksamu."
Clarie: "........."
Tapi, ini bukan mau rileks langsung rileks.
Sekarang Clarie bernafas saja susah sekali, jangankan merilekskan seluruh tubuhnya, apalagi, di sebelahnya masih ada Zoey dan Della.
Eugene melanjutkan di telinga Clarie, bibirnya sangat intim menempel di daun telinga Clarie: "Kamu tau tidak kamu yang sekarang sangat menggoda, membuat orang ingin menggigitmu."
Lalu, dia sunguh menggunakan bibirnya mengemut daun telinga Clarie.
Otak Clarie langsung berdengung, cahaya putih melintas, membesarkan matanya melihat Eugene yang jarak dekat dengannya, di dalam pupilnya di penuhi dengan cahay berwarna-warni di lantai dansa, bibirnya sedikit terangkat, lidahnya sedikit menjilat daun telinganya.
Sepertinya.............dipermainkan lagi?
Di kejauhan, Cody yang menerima panggilan Eugene langsung datang ke bar dengan buru-buru, sedang berdiri di atas panggung di tepi lantai dansa, dengan sangat terdiam melihat bosnya sendiri.
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMy Cute Wife
DessyCinta Dan Rahasia
JesslynUnlimited Love
Ester GohPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!