A Dream of Marrying You - Bab 30 Tidak Ada Masalah
Terlebih lagi, ketika dirinya melihat orang yang duduk di dalam kantor tersebut, langkahya langsung terhenti dengan tiba-tiba.
Orang itu……
Willy Gu.
Clarie Song bisa tahu dengan Willy Gu itu karena Emma Zhou, wanita itu mengatakan bahwa dirinya paling menyukai pria sejati seperti Willy Gu dan memamerkan foto warna yang dicucinya setelah mengambilnya melalui internet kepada dikirinya setiap hari, alhasil dia tentu saja langsung mengingat wajah pria itu.
Hanya saja, orang aslinya terlihat jauh lebih dingin dari fotonya, pada pandangan pertama, dia seperti bisa langsung melihat aura pembunuh yang terbesit dari balik mata pria itu.
Sepertinya dirinya benar-benar sudah menganggu percakapan antara dua orang itu, tetapi karena sudah sampai disana, dirinya juga tidak boleh mundur karena takut.
Yoona mengikuti dari belakang dan berkata dengan penuh rasa bersalah kepada Eugene Pei: “CEO Pei, aku tidak bisa……”
Eugene Pei melambaikan tangannya, Yoona mengerti, wanita itu lalu memutar tubuhnya dan berjalan keluar.
Karena sudah datang, dirinya lebih baik tinggal disana, Clarie Song menenangkan dirinya lalu memanggil: “CEO Pei.”, dia kemudian meletakkan nampan itu di atas meja dan memindahkan cangkir itu ke atas meja, tangannya yang lain lalu mengangkat teko itu dan menuangkannya dengan perlahan, air teh mengalir keluar, dan dalam sekejap, aroma teh yang samar langsung menyeruak dalam ruangan itu.
Ketrampilannya menuangkan teh itu sangat sempurna, sedikitpun tidak kalah ketika dibandingkan dengan orang-orang yang melakukan pertunjukkan teh di dalam kedai teh.
Dua cangkir teh, satu diletakkan di depan Willy Gu dan yang satunya lagi diletakkan di depan Eugene Pei.
Rasa senang sedikit terbesit di balik mata Willy Gu, pria itu kemudian mengambil cangkir teh itu dan berdiri sambil berbicara kepada Clarie Song: “Teh ini aku terima sebagai bentuk rasa hormatmu di awal.”
Clarie Song tidak mengerti dengan ucapan pria itu.
Eugene Pei melanjutkan perkataan pria itu: “Kamu harus memberikan hadiah setelah bersulang.”
Willy Gu lalu berjalan keluar sambil meninggalkan sebuah kalimat: “Tenang saja, itu pasti adalah sebuah hadiah yang besar.”
Denagn pintu yang tertutup lagi itu, Clarie Song menyadari bahwa dirinya sudah benar-benar melampaui batas, dia lalu menunduk dan berkata: “CEO Pei, maaf sudah menganggu anda, saya benar-benar sudah sangat panik, saya sudah menelepon anda berkali-kali tetapi tidak ada yang terhubung, benar-benar ada hal darurat……”
Eugene Pei memotong ucapan Clarie Song: “Tender tanah di Kota Cheng itu?”
Setelah tertegun untuk beberapa saat, Clarie Song menganggukkan kepalanya.
Dengan alis yang sedikit berkerut, Eugene Pei mengangkat telepon di atas meja itu dan menelepon sebuah nomor: “Dengan Ava Dai? Karena aku sudah memberikan daftar itu kepadamu, kamu selesaikan saja pekerjaan yang tertera di dalam perjanjian itu, dan untuk masalah yang lain, apa kamu bisa menanganinya? Apa dirimu sudah terlalu tenang bekerja di atas posisimu beberapa tahun ini sampai-sampai tidak tahu harus bagaimana menangani daftar besar seperti ini?”
Ucapan pria itu datar, tetapi justru seperti ada sebuah aura mengancam, membuat orang yang mendengarnya dipenuhi dengan tekanan, bahkan Clarie Song yang berdiri di samping itu langsung meneggelamkan bahunya untuk mengurangi aura kehadiran dirinya disana, atau dirinyalah yang akan menjadi korban selanjutnya.
“Katakan dari awal kalau kamu tidak ingin melakukannya lagi, tidak perlu persetujuan dari Jasper Ye, aku akan menuliskanmu surat rekomendasi.”
Pikiran Clarie Song langsung menjadi kosong, apa yang dikatakan Eugene Pei tadi? Jasper Ye……
Eugene Pei kenal dengan Jasper Ye?
Setelah menutup telepon itu, Clarie Song tidak berani berbicara, dia menundukkan kepalanya dan mendengar Eugene Pei berkata: “Catat nomor pribadiku, kalau kamu memiliki urusan kedepannya, dirimu bisa langsung menghubungiku.”
“Aku lebih baik tidak mengganggu waktu pribadi CEO Pei, aku bisa……” Ketika bertemu dengan tatapan misterius Eugene Pei itu, Clarie Song langsung berhenti berbicara, setelah menghabiskan beberapa waktu bersama pria itu, dirinya sudah mengetahui beberapa sifat Eugene Pei, karena itu dia langsung mengangguk-anggukkan kepalanya, “Baiklah.”
Mengikuti angka yang disebutkan oleh Eugene Pei, pandangan mata Clarie Song langsung terpaku ke layar hpnya, ke nama yang sudah tersimpan di dalam hpnya itu: Papa Taylor Pei.
“!!!”
Eugene Pei mengangkat alisnya, dan dengan ekspresi wajah yang jelas-jelas sudah tahu, pria itu bertanya dengan sengaja, “Apa ada masalah?"
Clarie Song melihat Eugene Pei dengan diam selama tiga detik, kemudian seperti tidak ada hal apapun yang terjadi, dia memasukkan hpnya ke dalam tasnya sambil menjawab: “Tidak ada.”
Novel Terkait
His Soft Side
RiseCinta Seorang CEO Arogan
MedellineAwesome Guy
RobinAfter The End
Selena BeeWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiUangku Ya Milikku
Raditya DikaA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!