A Dream of Marrying You - Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
Ternyata kakakmu?!
Clarie Song buru-buru membuka pintu dan melihat Christa Song mengenakan jaket tipis, rambut hitam keriting menutupi bahunya, tidak ada riasan di wajahnya, di belakangnya berdiri dua pria jangkung berkacamata.
"Kak?"
Christa Song mengangguk sedikit, lalu berkata kepada dua orang di belakangnya, “Sekarang aku di adikku sini, kalian bisa kembali melapor ke Calvin Han."
Clarie Song masuk ke dalam dan meraih tangan Christa Song, "Kak, kenapa tidak mengabari dulu kalau mau datang?"
“Apa aku harus mengabari dulu kalau mau kesini?” Christa Song melepas jaket tipisnya, memperlihatkan gaun tipis berwarna hijau tua, saat memakainya, bisa terlihat tonjolan yang jelas di bagian perut bawahnya.
Clarie Song tiba-tiba membuka mulutnya, "Kak, apa kamu hamil?!"
Christa Song mengangguk.
“Anak siapa?" Clarie Song langsung teringat nama ‘Calvin Han’ yang baru saja diucapkan Christa Song, dia bergidik, “Apa mungkin?"
Christa Song tampaknya telah melihat pikiran di kepala Clarie Song, dia mengangguk, “Anak Calvin Han."
Clarie Song mengusap pelipisnya, tidak heran Richard Song tidak pernah menyebut Christa Song setelah bertemu dengannya kali ini.
Calvin Han.
Putra kedua dari keluarga Han, suami Erin Song.
Christa Song dan Clarie Song seharusnya menyebutnya paman.
Dalam ingatan Clarie Song, hanya pernah bertemu Calvin Han satu kali, ketika dia masih kecil, saat dia berusia sekitar sepuluh tahun, kakaknya Christa Song memiliki mahkota permata bertatahkan berlian di ulang tahunnya yang keempat belas, dia berteriak-teriak ingin memakai mahkota tersebut, kemudian kakaknya Christa Song menyerahkan mahkota di kepalanya dan meraih tangan kecilnya, dia berkata, "Kamu seperti aku hari ini, Clarie."
Clarie Song mendongak ke arah atas bahu kakak Christa Song, dia melihat Calvin Han.
Calvin Han membungkuk dan bertanya dengan suara dingin, "Kalian berdua, yang mana yang Clarie Song?"
Saat itu, Calvin Han tampak sangat galak, hawa dingin memancar di sekujur tubuhnya, seolah-olah tidak boleh mendekat, seperti dunia bawah yang biasa muncul di TV, Clarie Song bersembunyi di balik kakaknya dengan ketakutan.
Christa Song maju selangkah, menatap Calvin Han, dia melindungi adiknya di belakangnya dengan satu tangan, lalu berkata, "Aku Clarie Song."
Kemudian, Calvin Han membawa pergi ‘Clarie Song’ palsu.
Dihitung-hitung, kakak beradik Christa Song dan Clarie Song tidak bertemu satu sama lain selama lebih dari dua tahun, mereka hanya berbicara di telepon atau di Internet, saat bertemu, banyak pembicaraan yang tak ada habisnya.
Malam ini, kakak beradik itu berbaring di tempat tidur di rumah Clarie Song dan mengobrol hingga larut malam.
Mengetahui bahwa kakaknya sedang hamil, Clarie Song membiarkannya berbaring di tempat tidur bagian dalam, bersandar di dinding, untuk menghindari jatuh ke lantai ketika dia membalikkan badan.
"Ayah tahu tentang ini?"
Christa Song tersenyum dingin, "Kamu masih memanggilnya Ayah sampai sekarang? Richard Song pasti mengetahuinya, tetapi Calvin Han terus menyembunyikanku di sebuah vila di pinggiran kota, ada banyak rumor di luar, tetapi tidak ada yang pernah memastikannya. "
Clarie Song menggerakkan bibirnya, “Kalau begitu kamu ….”
Christa Song sepertinya memahami apa yang ingin ditanyakan Clarie Song, dia langsung menyela, "Jangan tanya aku tentang Calvin Han, aku tidak bisa mengatakannya."
Clarie Song menelan kata-kata yang baru sampai di bibirnya, dia memandang perut Christa Song, dan bertanya, “Sudah berapa bulan?"
"Lima bulan," kata Christa Song, "Aku berencana untuk tinggal bersamamu dalam jangka waktu tertentu, kamu sibuk saja dengan urusanmu, tak perlu pedulikan diriku."
Meskipun Christa Song berkata demikian, terhadap seorang wanita hamil, bagaimana bisa Clarie Song mengabaikannya.
Apalagi anak dalam perut Christa Song itu kelak akan menyebut dirinya bibi.
Keesokan paginya, Clarie Song bangun pagi-pagi sekali, melihat kakaknya yang masih tidur, dia bangun dan pergi ke dapur untuk membuat sarapan yang bergizi, tapi melihat Christa Song masih belum bangun, dia menempelkan catatan kecil di lemari es: "Aku mau pergi kerja, sarapan sudah siap, tinggal hangatkan saja di microwave."
Dalam pertandingan sepak bola pukul 03.30 sore di SD Penabur ini, awalnya Tavin Pei tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi.
Karena pertandingan sepak bola dimulai sejak SD kelas 2, sedangkan Tavin Pei baru kelas 1, dan juga merupakan siswa kelas 1 yang tidak berkualifikasi.
Tapi, satu-satunya alasan dia bisa ikut serta dalam pertandingan sepak bola adalah karena ayahnya mensponsori pertandingan sepak bola dengan 20 kotak air mineral dan semua kaos putih, lalu, untuk menanggapi sepak bola harus dimulai sejak dini, maka sekolah pun juga mengadakan pertandingan sepak bola sejak SD kelas 1.
Itu hanya lelucon di pediatri.
Pukul tiga, SD kelas 1 telah pulang sekolah dan siap memulai pertandingan sepak bola.
Tavin Pei dan teman baiknya Julian Mo sama-sama mengenakan kaos sepak bola. Meskipun Julian Mo satu tahun lebih tua dari Tavin Pei, namun perawakan dan tinggi badannya tidak setinggi Tavin Pei, tidak ada perbedaan yang mencolok antara keduanya saat berdiri bersama.
Julian Mo sangat senang setelah mengenakan jersey, "Hari ini, ayah, ibu, kakek dan nenek, semuanya datang melihatku bermain sepak bola! Lihat apakah aku tampan dengan jersey ini?"
Tavin Pei memutar bola matanya dan berkata, "Anak-anak sekarang sangat manja, hmph, di keluargaku hanya Clarie seorang yang datang."
Julian Mo berkedip, "Apakah itu Bibi Clarie yang kamu bilang ingin dikenalkan padaku terakhir kali?"
Tavin Pei mengangguk, "Aku akan memperkenalkanmu pada Clarie, gitu aja bisa salah mengerti."
Julian Mo: “….”
Sepuluh menit sebelum pembukaan, banyak orang tua sudah duduk di tribun di luar stadion sepak bola, Tavin Pei masih menunggu Clarie Song, dia mulai merasa sedikit cemas.
Apakah dia mau ingkar janji lagi?
Kalau ingkar janji lagi kali ini, dia dirinya bersumpah tidak akan memaafkan wanita itu lagi!
Julian Mo baru saja mengambil dua botol susu dari ibunya, dia menyerahkan satu kepada Tavin Pei, lalu berkata, "Apakah Clarie tidak datang?"
Di telinga Tavin Pei, terdengar seperti menambah minyak ke dalam api, dia menyesap susu dengan keras, dan mengabaikan cairan putih susu dari sudut mulutnya, dia berkata, “Claire itu panggilanku, kamu harus panggil bibi, mengerti? "
Setelah dia selesai bicara, dia mengambil telepon kecilnya dan berlari ke samping.
Dia menimbang kiri dan kanan di kepala kecilnya, apakah ini panggilan langsung ke Clarie atau ke ayahnya?
Kalau Clarie, bisa berpura-pura kasihan, kalau ayahnya, hehe ….
Akhirnya, setelah mempertimbangkan dengan cermat, si kecil menghubungi Eugene Pei.
Novel Terkait
Nikah Tanpa Cinta
Laura WangWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiHarmless Lie
BaigeThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensMy Greget Husband
Dio ZhengCinta Dan Rahasia
JesslynA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!