A Dream of Marrying You - Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
Eugene Pei menatap Clarie Song, tatapan Clarie Song jelas menuturkan,Lihat apa yang aku katakan.
Setelah tergesa-gesa menyelesaikan makan siangnya, ketika Eugene Pei membawa Clarie Song keluar dari kantin, suasana di dalam kantin pun tiba-tiba meledak.
"Astaga, itu tadi."
"Bos Pei's Corp.!"
"Benar-benar sangat ramah! Dia ternyata datang ke kantin staf untuk makan bersama!"
"Betul! Dia juga memiliki penampilan yang tampan, apakah dia sudah menikah?"
"Lihat sekretaris kecil di sebelahnya, dia terlihat jelas bukanlah wanita yang mudah dihadapi, dia bahkan mungkin saja sudah naik ke tempat tidur CEO Pei."
"Tidak heran, dia berada lebih dekat dengannya, sehingga dia lebih mempunyai kesempatan."
Oleh karena itu, di dalam jangka waktu yang panjang, Eugene Pei disebut “ramah dan tidak angkuh”, sedangkan sebelum identitas Clarie Song yang sesungguhnya terungkap, dia selalu disebut sebagai sosok yang “beruntung karena dekat dengannya”, lalu dijuluki sebagai sekretaris kecil.
Clarie Song mengikuti Eugene Pei keluar, saat baru saja keluar, dia pun bertemu dengan sosok kecil.
"Clarie! Aku benar-benar sangat merindukanmu!"
Tavin Pei memeluk kaki Clarie Song, mengangkat wajahnya, wajah kecilnya tersenyum seperti sekuntum bunga matahari.
Eugene Pei menyipitkan matanya, mengangkat tatapannya dan melihat Cody Li yang sedang menyeret koper kecil Tavin Pei tidak jauh di belakangnya, tatapan tajamnya langsung mengarah kepadanya dan membuat Cody Li menciutkan lehernya.
Bos, aku benar-benar tidak bersangkutan dengan permasalahan ini, Nyonya Besar yang menyuruhku untuk membawa Tuan Muda Kecil kemari! Aku masih harus membiayai kehidupan orang tua dan anak-anakku, mohon jangan buang aku ke Timur Tengah.
Teman kecil Tavin Pei sengaja tidak makan apapun di pesawat hanya untuk dapat makan bersama Clarie di sini.
Namun, Clarie Song dan Eugene Pei baru saja makan di kantin staf, jadi mereka membawa Tavin Pei ke sebuah restoran dan memesan set makanan untuk anak-anak.
Tavin Pei memberi Clarie Song sepotong paha ayam dari piring makannya,”Clarie, makan!"
Clarie Song menggelengkan kepalanya,"Aku sudah kenyang, akung."
Tavin Pei kembali memasukkan paha ayam ke dalam mulutnya dan bergumam."Jika kamu tidak memakannya, maka aku yang akan memakannya."
Eugene Pei menatap putranya yang seakan-akan belum makan daging selama seminggu, benar-benar sangat memalukan.
Clarie Song mengeluarkan tisu untuk mengelap saus yang tersisa di sudut bibir Tavin Pei, Eugene Pei kemudian berkata,"Jangan makan terlalu cepat, tidak ada yang akan merebut makananmu."
Tavin Pei mengerutkan alisnya sejenak, mata bulatnya terlebih dahulu menatap Clarie, lalu menatap ke arah ayahnya ayahnya, mengapa dia merasakan adanya perbedaan antara ayahnya dengan Clarie dibandingkan sebelumnya? Suasana ini sepertinya sedikit aneh, seperti terakhir kali dia pergi ke rumah Julian Mo untuk makan malam, orang tuanya juga berbicara demikian.
Jika tidak, dia akan berkata bahwa anak kecil itu sangat berhati-hati, sedikit perubahan kecil saja dapat dia sadari.
Posisi saat ini adalah Clarie Song dan Eugene Pei duduk di salah satu sisi, Clarie Song duduk di dekat jendela, sedangkan Tavin Pei duduk di seberang Clarie Song, yang juga berada di dekat jendela.
Clarie Song merasa bahwa dia seharusnya tidak bergabung dalam kegiatan seperti itu, terlebih lagi, Cody Li sekarang juga ada di sini, Eugene Pei tidak memerlukan asisten, inilah saatnya dimana dia seharusnya melangkah pergi untuk kembali, lalu berpikir, dia akan mengucapkan selamat tingal dengan Eugene Pei setelah selesai makan.
Walaupun dia hanya melihat Tavin Pei makan, namun Clarie Song merasakan sejenis rasa sangat puas, sejak dia tahu bahwa dia tidak bisa memiliki anak, dia benar-benar merawat anak kecil ini dengan sangat serius.
Aku benar-benar tidak bisa mempunyai anak sendiri lagi.
Clarie Song merasa sangat sakit hati memikirkannya.
Tidak peduli seberapa dia menyukai Tavin Pei, dia tetap bukanlah anaknya sendiri.
Tiba-tiba, ponselnya berdering, dia mengeluarkan ponselnya dan melihat ternyata adalah panggilan dari Zoey Hua.
Clarie Song merasa tidak nyaman menjawab panggilan di depan Eugene Pei, jadi dia beranjak berdiri dengan ponselnya dan ingin keluar, tetapi Eugene Pei yang duduk di luar sepertinya tidak berniat untuk beranjak berdiri dan mempersilahkannya
Clarie Song pun terpaksa harus berkata,"Maaf, aku pergi ke kamar mandi juga."
Eugene Pei kini mempersilahkan jalan yang sempit antara kursi dan meja, tetapi tidak beranjak berdiri, dia hanya berpaling ke samping dan menyingkirkan kakinya.
Oleh karena itu, ketika Clarie Song berusaha untuk berjalan keluar dari jalan yang sempit, kakinya yang terbuka tentu saja menyentuh paha Eugene Pei, ketika lututnya ditekuk, Eugene Pei mengulurkan tangannya untuk menopang pinggangnya sejenak, dia kemudian bergegas keluar hingga hampir saja tersandung, dia kemudian langsung menjawab panggilannya sambil berjalan menuju ke kamar mandi.
Tavin Pei mengiggit paha ayam sambil melihat ayahnya yang duduk di seberangnya, lalu menyipitkan mata,"Ayah, apakah kamu merasa menggertak Clarie dengan cara ini adalah sebuah tindakan yang baik?"
Kehangatan Clarie Song yang terpisah oleh kain masih meninggalkan jejak di ujung jari Eugene Pei, yang membuatnya cukup untuk merenungnya kembali.
Tavin Pei menggembungkan pipinya,"Aku akan memberi tahu Clarie."
Sambil berbicara, teman kecil Tavin Pei hendak memutar pinggangnya yang gemuk dan melompat turun dari kursi, tetapi Eugene Pei menghentikannya dalam sekejao.
"Apakah kamu ingin memberi tahu Clarie bahwa saus di sudut mulutmu itu sengaja kamu tinggalkan?"
Tavin Pei tertegun, sepasang matanya langsung membulat seperti bel perunggu.
"Siapa yang berkata seperti itu, aku tidak sengaja melakukannya!"
Eugene Pei langsung mengunkapkannya tanpa sedikitpun perasaan,"Apakah kamu sudah melupakan aturan makan yang pernah kamu pelajari di rumah? Atau kamu berpikir aku tidak akan membantumu mengelapnya, lalu Clarie akan membantumu mengelapnya?”
Tavin Pei benar-benar tercengang akibat ucapan singkat Eugene Pei, dia kini benar-benar merasa sangat frustasi,"Kamu bahkan sudah menyadarinya, apakah Clarie akan mengira aku adalah seorang anak kecil yang suka berbohong?"
Eugene Pei tersenyum,"Menurutmu?"
Tavin Pei mengelus hidungnya,"Lalu, apa yang harus aku lakukan? Ayah, bukankah sudah sepakat untuk bersatu, mengapa kamu bisa-bisanya mengkhianati rekan timmu? Bagaimana dengan cinta antara ayah dan anak? Bagaimana dengan rasa cintanya?"
Dia bergumam pada dirinya sendiri, mengambil kembali paha ayamnya, lalu merobek sepotong daging ayam dengan menggunakan giginya.
Clarie Song sudah menerima panggilan dari Zoey Hua.
Zoey Hua berkata,”Mengapa kamu tidak ada di perusahaan, aku baru saja datang ke perusahaanmu dan rekanmu berkata bahwa kamu memohon izin cuti dan pulang?"
Clarie Song menganggukkan kepalanya,"Iya, aku akan pulang untuk menemui nenekku."
Zoey Hua berkata,"Lalu, kapan kamu akan kembali? Lulu akan segera kembali, apakah kamu tidak akan menjemputnya?”
Clarie Song sangat terkejut ketika mendengar Lulu kembali, lalu berkata,”Kapan dia akan kembali? Ayo persiapkan acara untuk menyambutnya."
"Dalam dua hari, dia baru mengobrol denganku melalui internet, dia berkata dia akan membahasnya lagi setelah memesan tiket."
“Baik, aku akan kembali secepat mungkin dalam dua hari ini, telepon aku ketika saatnya tiba.” Clarie Song menyelesaikan ucapannya dalam satu helaan nafas, saat dia baru saja hendak memutuskan panggilannya, Zoey Hua yang berada di sisi lain tiba-tiba bertanya,“Apakah kamu sedang bertemu dengan Eugene Pei di Kota S?”
Clarie Song awalnya sudah merasa sedikit gugup ketika berbicara dengan Zoey Hua, ketika Zoey Hua kini tiba-tiba mengungkit mengenai Eugene Pei, hatinya tiba-tiba meninggi hingga ke tenggorokannya, di aini memang dilahirkan untuk tidak berbohong kepada orang-orang dekatnya, sehingga dia berkata," Bukankah aku sedang mempunyai proyek kerja sama dalam perencaan iklan dengan Pei’s Corp., aku hanya bertemu sejenak dengannya di perusahaan cabang Pei’s Corp. "
"Oh, ternyata begitu,”Zoey Hua berkata,"Detektif pribadi yang kupekerjakanbaru saja mengirimkan beberapa lembar foto kepadaku sore tadi, aku akan terus memantaumu."
Setelah memutuskan panggilan Zoey Hua, kepala Clarie Song pun berkeringat.
Untung saja dia selalu jujur kepada Zoey Hua, jika dia kali ini salah berbicara, sepertinya persahabatan mereka ini akan putus.
Sebenarnya, persahabatan dan cinta itu sama, sangat rapuh dan perlu ditanggapi dengan hati-hati.
Clarie Song berdiri di sisi wastafel, menundukkan kepalanya dan mencuci wajahnya, lau menarik beberapa nafas yang dalam, dan memperingatkan dirinya sendiri untuk tetap tenang, setelah kembali kali ini, dia harus menjaga jaraknya dengan Eugene Pei, jangan sampai berkomunikasi lagi kedepannya.
Dia yakin Eugene Pei tidak akan berinisiatif untuk memberi tahu Zoey Hua mengenai malam yang berantakan dengannya itu, dia sendiri juga tidak akan mengatakannya, dan biarkan semua perkataan itu tersimpan dan membusuk di dalam perutnya saja.
Dia juga tidak akan berpamitan dengan Eugene Pei lagi, telepon saja, atau setidaknya mengirim pesan singkat bahwa dia sudah membeli tiket penerbangan kembali ke kota C, dia benar-benar sudah terlalu lama menetap di kota S.
Ketika mengangkat kepalanya, Clarie Song melihat Eugene Pei yang sedang berdiri di belakangnya pada pantulan cermin.
Taapan mereka berdua pun bertemu di cermin.
Clarie Song terlebih dahulu memalingkan wajahnya, menarik nafas yang mendalam, mengambil tisu bersih untuk mengelap wajahnya, lalu berpaling,"CEO Pei, Asisten Khusus Lu kini ada di sini untuk membantu, aku tidak perlu pergi ke perusahaan untuk membantu lagi."
Eugene Pei memotong ucapannya,"Apakah benar jika aku tidak datang sekarang, kamu akan pergi tanpa berpamitan?"
Clarie Song pun measa malu ketika tertangkap basah olehnya.
Eugene Pei berkata,"Tavin masih menunggumu di luar, jika kamu benar-benar pergi sekarang, kamu seharusnya tahu seberapa besar pengaruhnya terhadap anak-anak, bukan?"
Clarie Song memang melupakan Tavin Pei sebelumnya.
Dia memikirkan sebuah hal, betapa baiknya jika Tavin Pei bukanlah putra Eugene Pei.
Eugene Pei lanjut berkata,"Kamu masih belum melakukan hal yang sudah kamu janjikan sebelumnya, lalu sekarang? Apakah kamu masih berencana untuk mengingkari janjimu?"
Novel Terkait
Love And Pain, Me And Her
Judika DenadaMeet By Chance
Lena TanThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensGue Jadi Kaya
Faya SaitamaCinta Tapi Diam-Diam
RossieMy Tough Bodyguard
Crystal SongMy Perfect Lady
AliciaA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!