A Dream of Marrying You - Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
Clarie Song menerima panggilan dan terdengar suara teriakan Tavin Pei, "Clarie kamu bohong! Kamu ini tidak bisa dipercaya! Aku tidak peduli padamu lagi!"
"Eh ..."
Clarie Song tidak mengatakan sepatah kata pun, dan telepon ditutup.
Ketika dia memikirkannya, dia menyadari bahwa dalam perjalanan kembali dari makan malam kemarin, Tavin Pei menyuruhnya untuk menjemputnya dari sekolah hari ini. Dia juga ingin memperkenalkan teman baiknya Julian Mo ke Clarie Song.
Kali ini dia berada dalam masalah.
Dia tahu betapa buruknya ketidakandalan orang dewasa akan memengaruhi hati seorang anak dan akan menjadi contoh yang buruk.
Clarie Song bergegas memanggil Tavin Pei tetapi nomor panggilannya telah diblokir olehnya.
Pada saat ini, Eugene berkata "Jangan menjanjikan anak sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan, mereka akan mengingat perkataan orang dewasa dengan sangat baik ..."
Pipi Clarie Song terasa panas, dia ingin membenarkan perkataannya, tetapi dia tidak bisa menemukan terobosan yang cocok. Dia hanya menatap Eugene Pei dengan keras dan berkata dalam hatinya, dia itu putramu, sudah baik aku ingin membujuknya tetapi kamu masih berpendapat lain.
Tetapi tidak tahu mengapa, dia masih merasa tidak tenang pada Tavin Pei, selalu merasa dia benar-benar melakukan sesuatu yang salah padanya.
"CEO Pei, bisakah Anda menjelaskannya kepada Tavin Pei?"
"Hah?"
"Panggil dia dan katakan bahwa nomor ponselku sepertinya sudah diblokir."
Eugene Pei merenung sejenak, "Oke."
Cody Li memalingkan mukanya, ritme ini terlihat tegang, sepertinya nona Song benar-benar telah dikendalikan bos. Setiap langkahnya terkendali, hal tersebut sangat mengerikan tapi untungnya dia berdiri sejalan dengan bosnya.
Eugene Pei melirik Cody Li, dan Cody Li berdiri "Aku pergi ke kamar mandi dulu."
Setelah itu, Eugene Pei memanggil putranya dan berkata: "Bibimu telah memintaku untuk memanggilmu, jangan marah lagi, dia tidak sengaja melupakanmu saat keluar denganku hari ini... "
Perkataan ini hanya menambah garam untuk Tavin Pei,kemudian dia langsung menutup telepon.
Eugene Pei mendengarkan nada panggilan yang terpotong di telinganya dan terus berkata perlahan: "Baik, jangan merepotkan Nenek, aku akan merawat Clarie dengan baik."
Clarie Song mendengarkan perkataan "Merawat Clarie" dan berkata "Terima kasih” setelah dia menutup teleponnya.
Dalam perjalanan, Clarie Song memainkan ponsel untuk menjelajahi situs dan Eugene Pei memegang headphone sambil mendengarkan lagunya, Dia mendengar lagu yang bagus dan menyerahkan earphone padanya, Clarie Song merasa tertekan pada awalnya, tetapi kemudian dia merasa tenang, dia selalu merasa bahwa situasi ini pernah terjadi sebelumnya, dia pernah merasakan kehangatan semacam ini.
Ketika turun dari kereta, Eugene Pei menerima pesan teks dari putranya: "Ayah, mari kita bersatu."
Eugene tersenyum cerah.
………………
Walaupun Tavin Pei merasa enggan mengirim pesan teks ini, Clarie dan ayahnya telah pergi bulan madu, meninggalkannya sendirian dan melupakannya. Jika bukan dia sendiri yang memanggilnya, dia takut bahwa Clarie benar- benar tidak memikirkannya.
Dia mencibir, melengkungkan selimut pada kepalanya, dan meninju permukaan tempat tidur dua kali. Dia merasa dirinya benar-benar tidak bisa melawan ayahnya, dia hanya bisa mengakuinya.
Namun, dia tiba-tiba berpikir bahwa jika dia tidak bisa melawan ayahnya, maka ayahnya juga tidak bisa melawan ayahnya sendiri.
Tavin Pei memikirkannya dan segera turun dari tempat tidur. Dia bahkan tidak memakai sepatu dan berlari keluar, "Nenek! Kapan kakek kembali?"
Nyonya Pei yang sedang belajar bermain Tai Chi di lantai bawah, mengenakan pakaian taichi yang terlihat bagus. Dia merasa olahraga seperti ini benar-benar tidak cocok untuknya. Dia masih bisa berlatih yoga pada usia ini.
Tepat ketika mendengar cucu yang berlari ke bawah dan buru-buru memanggilnya, dia berkata, "Turun pelan-pelan, jangan jatuh."
Tavin Pei bertanya: "Mana kakek?"
Nyonya Pei berkata, "Kakekmu telah pergi ke Guangzhou, dia akan kembali besok."
Tavin Pei cemberut dan terlihat sangat kesal, berbalik dan berjalan ke atas lagi.
Nyonya Pei berkata, "Ada masalah apa, cepat katakan padaku."
Tavin Pei yang melarikan diri tanpa bayang-bayang berkata "Tidak ada gunanya mengatakannya kepadamu."
Mata Nyonya Pei melebar dan marah: Bagaimana bisa tidak berguna?! Nenekmu seratus kali lebih kuat dari kakek!
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir
NingsiStep by Step
LeksDemanding Husband
MarshallLove And War
JaneCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!