A Dream of Marrying You - Bab53 Ikuti Aku
Sesampai di lokasi pembangunan timur kota, Yoona mencari orang yang bertanggung jawab atas proyek ini untuk melaporkan perkembangannya ke Eugene Pei.
Orang yang bertanggung jawab mengatakan: "Beberapa hari yang lalu, beberapa keluarga yang menolak untuk pindah membuat masalah, tetapi semuanya telah diselesaikan."
Eugene Pei berkata kepada Yoona: "Atur John Zhang dari kantor pusat untuk mengikuti kemajuan tim dan barkan dia melaporkan perkembangan setiap hari padaku."
Yoona berkata, "Baik."
"Aku akan melihatnya sekarang," kata Eugene Pei kepada penanggung jawab, "Bawakan aku dua helmet."
Claire Song ingin mengikuti Yoona untuk pergi ke kantor penanggung jawab untuk memeriksa situasi tetapi Eugene Pei langsung memasang helmet di kepalanya.
"Ikuti aku."
Helmnya agak besar dan topi itu sedikit menutupi matanya, jadi dia menariknya kembali dan mengancingkannya di bawah dagunya.
Ada suara gemuruh di lokasi konstruksi. Ketika melewati perancah, Eugene Pei mengubah posisi Claire Song dan memintanya berjalan ke luar dan memegang pundaknya.
Di tatapan Claire Song, gerakan seperti itu terlalu ambigu. Jika difoto tidak akan baik, kemudian berusaha untuk membebaskan diri.
Eugene Pei tiba-tiba meraih lengannya dan menariknya ke samping, sekantong pasir tumpah di belakangnya tepat pada posisi Claire Song berdiri tadi.
Claire Song mengangkat helm yang menghalangi pandangannya, dan mengambil tangannya kembali dari pinggang Eugene Pei dan berkata: "Terima kasih."
Eugene menarik tangannya kembali dengan santai: "Sama-sama."
Tidak jauh dari sana, bunyi klik kamera telah sepenuhnya tenggelam oleh suara adukan beton yang berjatuhan.
Sebuah wajah terhalang di belakang kamera,helmet itu agak kecil untuk kepalanya yang besar dan hatinya merasa senang.
Ternyata lebih dari sekadar menebak, ini adalah fakta!
Ternyata wanita ini luar biasa untuk Eugene Pei!
Kali ini Patrick Yuan secara pribadi mengikutinya dan akhirnya mendapatkan keuntungan, sekarang dia hanya menunggu waktu untuk mendapatkan kontrak.
………………
Tavin Pei mengeluarkan ponsel dan melihatnya sepulang sekolah pada malam hari, dan melihat pesan dari ayahnya.
Hah?
Barang apa ini?
Si kecil membuka pesan dan melihat semangkuk nasi goreng telur, tatapannya tertegun terutama pada kata di bawah: Lezat!
Tavin Pei: "..."
Clarie memasak untuk ayahnya tanpa dirinya!
Julian Mo yang berada di belakangnya berdiri di samping Tavin Pei: "Apa yang kamu lihat?"
Tavin Pei segera menyimpan ponsel itu ke dalam tas sekolahnya: "Jangan mengintip privasi orang lain!"
Julian Mo: "..."
Seperti biasa, Cody Li menjemput Tavin Pei pulang dari sekolah, Tavin Pei duduk di kursi belakang dan berkata kepada Cody, "Paman Li! Aku ingin nasi goreng!"
Cody pernah mengajak Tavin Pei untuk makan malam sebelumnya, karena anak-anak seusia ini makan banyak karena sedang dalam pertumbuhan dan membawanya ke restoran pribadi yang merupakan restoran higenis yang telah diakui Eugene.
Tavin Pei duduk di kursi dan mulai membalikkan buku menu dari halaman pertama ke halaman terakhir, kemudian meletakkan resep itu: "Sini tersedia nasi goreng?"
Pelayan berkata: "Ada, nasi goreng telur, nasi goreng cumi, nasi goreng daging sapi, nasi goreng ayam kari, yang mana yang Anda inginkan?"
Tavin Pei: "..."
Ternyata ada begitu banyak macam nasi goreng!
"Beri aku masing-masing satu piring!"
Cody bertanya "Bisakah kamu menghabiskannya?"
Tavin Pei menatapnya: "Jika tidak habis, aku akan membungkusnya."
Cody: "... Baiklah."
Ketika empat nasi goreng denganrasa berbeda disajikan di depan Tavin Pei, ia mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar setiap nasi goreng kemudian mengirimkannya ke ayahnya dan meletakkan ponsel di atas meja untuk menunggu balasan dari ayah.
Karena dia tidak bisa memenangkan kualitas, maka dia harus menang dalam jumlah! Lagian dia sudah menang.
Setelah dua menit, ponsel Tavin Pei tidak berdering, tetapi ponsel berdering.
Cody Li menjawab panggilan dari bosnya sendiri.
Tavin Pei menatap Cody Li yang menjawab telepon, dan mendengarkan Cody Li berkata, “Baik, aku mengerti”tidak tahu apa yang mereka bicarkan, jadi dia hanya memasukkan nasi goreng telur ke dalam mulutnya.
Cody Li menutup telepon dan tersenyum pada Tavin Pei: "Ayahmu baru saja memanggilku."
Tavin Pei mengunyah nasi goreng: "Dia mengatakan apa?"
Cody Li melanjutkan "Karena kamu sudah kenyang, dia tidak akan membawamu untuk makan seafood dengan Nona Song di kapal feri lagi.Dia membiarkan aku membawamu kembali ke rumah ..."
Tavin Pei dengan segera memuntahkan semua nasi goreng di mulutnya.
Ternyata mereka masih ingin pergi bermesraaan dan meninggalkannya bersama nenek lagi! Tidak boleh! Dia melompat dan berkata, "Bungkus semua nasi goreng ini! Aku ingin makan seafood!"
Novel Terkait
Yama's Wife
ClarkHis Second Chance
Derick HoMy Goddes
Riski saputroWaiting For Love
SnowLoving The Pain
AmardaMr Huo’s Sweetpie
EllyaA Dream of Marrying You×
- Bab 1 Pemergokan Yang Konyol
- Bab 2 Aku Ingin Bercerai
- Bab 3 Kamu Ingin Melahirkan Anak Untuk Suamiku?
- Bab 4 Tamu Undangan
- Bab 5 Merebut Cinta
- Bab 6 Tidak Mampu Hamil
- Bab 7 Kakak, Kumohon
- Bab 8 Mustahil Untuk Memiliki Anak
- Bab 9 Menggunakan Alkohol Untuk Mengebaskan Rasa Sakit
- Bab 10 Ciuman Paksa
- Bab 11 Di Hotel!
- Bab 12 Papa Tunggal
- Bab 13 Ibu Mertua dan Selingkuhan
- Bab 14 Mulut Manis Taktik Kejam, Posisinya Akan Stabil
- Bab 15 Pergi Ke Tempat Jauh
- Bab 16 Semua Mama Tiri Sangatlah Galak
- Bab 17 Pacaran Jarak Jauh
- Bab 18 Bagian Punggung Terlalu Terbuka
- Bab 19 Parasnya sama, Suaranya Sama
- Bab 20 Pura-Pura Hamil
- Bab 21 Gambaran Wanita yang Cemburu
- Bab 22 Mesin Seperti Diriku Ini Tidak Memiliki Kemampuan Itu
- Bab 23 Gali Sebuah Lubang Dan Kubur
- Bab 24 Ibuku Kabur Dengan Pria Lain
- Bab 25 Pria Dan Wanita Tidak Boleh Saling Bersentuhan
- Bab 26 Dasar, Si Malas
- Bab 27 Masuk, Bantu Aku Gosok Punggungku!
- Bab 28 Mimpi Buruk
- Bab 29 Melewati Batas
- Bab 30 Tidak Ada Masalah
- Bab 31 Hati Langsung Menjadi Sakit Ketika Mengingatnya
- Bab 32 Kamu Tahu Saja Sudah Cukup
- Bab 33 Temukan Wanita Itu!
- Bab 34 Satu Sekat Kecil
- Bab 35 Kamu Mati Kalau Berani Menolak
- Bab 36 Musim Hujan Diusia 17 Tahun Itu
- Bab 37 Wajah yang Tersipu-Sipu Dan Mata yang Merah
- Bab 38 Tidak Baik Mempermainkan Seorang Wanita
- bab 39 Tidak Boleh Langsung Berpisah Setelah Bertemu
- Bab 40 Berlebihan? Itu Sudah Parah
- Bab 41 Memang Sangat Kebetulan
- Bab 42 Benar-benar Aneh
- Bab 43 Orang-orang Bodoh
- Bab 44 Cium Aku?
- Bab 45 Wali
- Bab 46 Paparazzi
- Bab 47 Beloved
- Bab 48 Istri?!
- Bab 49 Acara Khusus Kencan Buta
- Bab 50 Waktunya Hampir Tiba
- Bab 51 Pemilih Makanan, Sangat Susah Dilayani
- Bab 52 Nasi Goreng
- Bab53 Ikuti Aku
- Bab 54 Makan Seafood
- Bab 55 Kamu Percaya Tidak?
- Bab 56 Suasana Hati Yang Kacau
- Bab 57 Putramu Memanggilku
- Bab 58 Mari Kita Bersatu, Ayah
- Bab 59 Asisten Sementara
- Bab 60 Ulang tahun Dia?
- Bab 61 Aku Laporkan!
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (1)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (2)
- Bab 62 Jangan Tebak Pikiran Pria (3)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (1)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (2)
- Bab 63 Apa Tidak Pernah Melihat Dicakar Kucing (3)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (1)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (2)
- Bab 64 Hari-Hari Kita Masih Panjang (3)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (1)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (2)
- Bab 65 Berbincang Mengenai Cinta (3)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (1)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (2)
- Bab 66 Anak Tanpa Ibu Itu Seperti Rumput (3)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (1)
- Bab 67 ‘Clarie Song’ Palsu (2)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (1)
- Bab 68 Aku Ingin Pergi Ke Surga, Bisa Siapkan Mobil? (2)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(1)
- Bab 69 Menjadi Ayah Yang Tegas Dan Menjadi Ibu Yang Peyayang(2)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (1)
- Bab 70 Umpan Terpancing ! (2)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (1)
- Bab 71 Apakah Ini Musim Hamil (2)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (1)
- Bab 72 Malam Ini, Tidak Ada Seorang Pun Yang Bisa Tidur (2)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (1)
- Bab 73 Temani Aku Pergi Ke Toilet? (2)
- Bab 74 Sepertinya.....Dipermainkan Lagi?
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (1)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (2)
- Bab 75 Si Jomblo Akan Berpacaran! (3)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (1)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)
- Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (3)
- Bab 77 Putramu umur berapa?
- Bab 78 Ayah, kamu nakal lagi! (1)
- Bab 78 Ayah, Kamu Nakal Lagi! (2)
- Bab 79 Pasti Tidak Akan, Aku, Abaikan!