A Dream of Marrying You - Bab 76 Apakah Kamu Sudah Memakai Bajunya? (2)

Clarie setengah mengangkat kepala namun tidak mengatakan apapun, namun Eugene sengaja mendekat, dan memegang dagunya dan diangkat.

"Sengaja memancing dulu."

Suara Eugene sedikit berat, rasanya seolah sedang merayu gadis kecil malam-malam.

Namun, apakah Clarie masih adalah gadis kecil? dia sudah lama melewati masa itu, dari umur 17 hingga sekarang umur 24 tahun, sudah cukup bagi dia untuk melihat dunia ini dengan jelas, dan terbiasa dengan dunia ini.

Seorang bos yang terlihat ingin transaksi badan dengannya, seorang klien yang anggun, seorang ayah dengan anak umur 5 tahun.

Clarie tidak tahu manakah identitas sebenarnya dari Eugene.

Dia terus tercegang dan menganggukkan kepalanya, dia menatapi Eugene namun tidak mengatakan apapun.

Clarie sekarang hanya mengosongkan pikirannya saja, dia tidak memikirkan hal lain lagi.

Namun ekspresi seperti itu dimata Eugene malah terlihat mesra, bibirnya yang merah, dan terlihat lembut, sedang mengundangnya untuk menyicipinya.

Detik selanjutnya, Eugene menciumnya.

Eugene mencium daun telinganya dan mengigit pelan, Clarie langsung merasa dirinya bagi tersetrum, dari ujung kaki hingga ujung kepala, dia mengulurkan tangan dan mendorong lelaki ini, namun tangannya malah balik ditariknya, tangannya perlahan merambat dari lengan Clarie dan terakhir memegang tangannya juga, tangan satunya lagi berada dipinggang Clarie.

Ciuman kali ini lebih parah daripada ciuman waktu itu di kantor.

Kedua tangan Clarie yang terus menolak itu terakhir ditahan dihadapannya dan perlahan kehilangan tenaga, saat ini bagaikan adalah kapal yang tenggelam dilautan.

Ciuman Eugene sangatlah bagus, perlahan lahan dulu mengesek bibir, hingga setelah kamu tidak menolak lagi, dan udara diparu-paru sudah hampir habis barulah dia memasukkan udara kedalam mulutmu dan menghidupkanmu kembali.

Didalam ingatan Clarie, dia tidak pernah berciuman, satu-satunya yaitu ketika SMA, dia pernah dicium sejenak oleh Jasper, jadi, dengan kata lain, dia sama sekali tidak bisa berciuman, dihadapan Eugene yang hebat berciuman, dia sama sekali tidak bisa menghalanginya, dia sudah terjebak dalam ciuman yang semakin dalam ini.

Ciuman kali ini, Clarie sambil memejamkan matanya.

Sedangkan mata Eugene setengah dibuka, dia menatapi bulu mata Clarie yang bergerak, kulitnya yang putih dan terang, bagaikan bunga lily yang lembut.

Eugene menarik rambut Clarie yang dikuncirkan, seolah berbisik bagai kekasih disamping telinga Clarie, "Sebenarnya rambutmu dilepas akan lebih cantik."

Kepala Clarie langsung sakit dan muncul sebuah adegan.

Dia menguncir satu rambutnya, dan keluar dari belakang kulkas, "Apakah mie nya sudah siap? apakah perlu aku membantumu?"

Dihadapannya ada satu sosok tinggi, dan langsung mengendongnya dari belakang kulkas, "Setiap kali kamu malas-malasan." Orang itu mengambil karet yang menguncir rambut Clarie, dan menciuminya, "Sebenarnya rambutmu dilepas akan lebih cantik."

Clarie mengangkat kepala dan melirik jendela, bunga lily yang berada didalam pot bunga giok.

Waktu itu, bunga lily di jendela dan bunga lily ini perlahan menjadi seolah bersatu.

Dibelakangnya, sepasang tangan merambat kedalam t-shirt Clarie, dan tengah merambat perlahan dari pinggangnya.

Clarie langsung sadar dan bersandar didinding, Eugene tengah sangat lembutnya menciumi bagian lehernya.

"Eugene! Kamu dengar aku dulu!"

"Iya, aku dengar, kamu bilang saja." Eugene sambil berkata, sambil sedikit meremas daging dipinggang Clarie, dan membuatnya sedikit ngos-ngosan.

"Eugene........aku, aku sekarang masih belum bercerai, kamu tidak boleh melakukannya sekarang!"

"Maksudmu adalah setelah kamu bercerai, aku boleh melakukannya?" Eugene benaran berhenti, dan menarik pinggang Clarie kearahnya, dia mencium bibir Clarie lagi.

Clarie memanfaatkan kesempatan ini untuk mendorong Eugene.

Eugene melepaskan tangannya dan mundur, Clarie tidak menyangka badannya lemas dan sambil bersandar dinding, dia mulai lemas, dia bergegas mencari topangan dihadapannya, untung saja Eugene lincah, dia langsung menopang pinggang Clarie, "Tidak mau aku topang, dan mau menarikku lagi, apa maksudmu ini? Hmm?"

Kata terakhirnya sangatlah terasa merayu.

Clarie bersandar didinding, dan terdiam sejenak, setelah tenaganya pulih, dia berkata, "Eugene, Direktur Pei, aku tidak bisa memainkan permainan yang ingin Anda main, apakah kamu bisa melepaskan aku?"

Seusai Clarie berkata seperti begitu, terlihat ekspresi Eugene sudah berubah.

"Aku segera pergi, aku sudah menganggu Anda."

"Sudah jam 12 malam, malam ini istirahat ditempatku saja, jangan sembarangan berpikir." Eugene melepaskan tangannay dan mundur, "Aku akan tunggu sampai kapan kamu bersedia barulah akan menyentuhmu lagi."

Waktu itu ketika dibius, apakah itu sama-sama bersedia?

Clarie menundukkan kepalanya, dia berpikir didalam hati.

Eugene seolah menebak pemikirannya, dia sudah berjalan hingga kedepan dan membukakan sebuah kamar untuknya, "Waktu itu juga bukan karena kita berdua sama-sama setuju, kamu sendiri yang terus mencariku dan mengatakan mau, dan sangatlah tidak nyaman lalu terus saja mengesek dibadanku."

Clarie sedikit canggung, dia juga sedikit punya ingatan mengenai hari itu, bagaimanapun juga dia juga karena dibius buukan karena mabuk dan lupa ingatan.

Namun jika kali ini setuju untuk tinggal disini, bagaimana dengan nanti kedepannya?

Tidak boleh, tetap harus pergi.

Eugene melihat Clarie tidak bersuara, dan mulai merenung lagi, dia tahu Clarie tengah memikirkan ini itu, namun lagipula pintunya juga ada kunci sidik jari.

Benar saja, Clarie berkata, "Maaf, aku tetaplah tidak boleh bermalam dirumah lelaki asing."

Seusai berkata, Clarie berjalan kearah pintu.

Eugene berdiri disana dan tidak bergerak, dia bersandar disamping tangga dan menunggu dengan diam.

Lelaki asing? Dia bahkan melahirkan putra untuknya, lelaki asing seperti apa ini?

Setelah lewat kurang lebih satu menit, barulah Clarie kembali dari dekat pintu, "Hmmm, itu.........apakah Direktur Pei boleh membukakan pintunya dulu?"

Eugene tanpa ragu-ragu dan langsung menolaknya, "Tidak boleh."

Dia lalu mencarikan sebuah alasan yang sangatlah masuk akal, "Sekarang sudah tengah malam, aku harus bertanggung jawab terhadap keselamatanmu."

Clarie, "..........."

Disinilah justru yang tidak aman.

Didalam ruang tamu sangatlah bersih, seolah tidak pernah ada orang yang tinggal disini.

"Peralatan mandi dan cuci serta handuk dikamar mandi semuanya baru, kamu boleh menggunakannya."

"hmm, ok, terima kasih."

Mengapa dia tiba-tiba setuju untuk tinggal dirumah Eugene?

Ketika Eugene keluar dan menutup pintu, barulah Clarie mengetuk kepalanya dengan kuat, sungguh bodoh sekali, apakah benar ciuman tadi sungguh menarik?

Jari Clarie menyentuh bibirnya dan seolah masih ada rasa lembut ketika tadi ciuman.

Pintunya diketuk tiga kali, Clarie kaget, Eugene sudah masuk dan membawa kotak pengobatan.

"Duduk, aku kasih obat dulu."

"Tidak perlu, tadi kakakku sudah memberikan obat."

"Aku tidak tenang yang dilakukan kakakmu."

Clarie langsung kehabisan kata-kata, "Kakakku belajar kedokteran, dia tidak bisa dipercayai, dan siapa lagi yang bisa?"

"Aku sendiri yang melakukannya dan aku lebih tenang."

Clarie, ".........."

Benar saja, berbicara dengan orang seperti Eugene sungguh harus tidak tahu malu, jika tidak kamu pasti akan cepat kehabisan kata-kata.

Eugene membiarkan Clarie duduk disamping kasur, dia berdiri dihadapannya, dan menaikkan rambutnya, tangannya yang dingin menyentuh kenign Clarie secara tidak sengaja, sedikit dingin.

Dia melepaskan hansaplast anti air dikening Clarie, benar saja, terlihat sudah berdarah lagi.

Clarie sangatlah tegang, namun dia tidak bisa mengangkat kepalanya juga, dia merasa ada tatapan yang panas mengarah padanya dan tengah menatapi wajahnya.

Tatapannya kebetulan berada pada pinggang Eugene, keatas sedikit kebetulan bisa melihat kearah tiga buah kancing yang sengaja dilepaskannya, kebawah sedikit bisa melihat kakinya dengan celana jas panjangnya.

Sedangkan posisi ini jika melihat lurus kedepan, kebetulan berada posisi alat vitalnya.

Sungguh adalah posisi yang canggung.

Bagaimana ini, wajahnya semakin panas.

"Kamu lihat kemana?" Suara Eugene terdengar dari atas kepalanya.

Clarie langsung menutup matanya, "Aku tidak melihat apapun, apakah kamu masih belum siap?"

Eugene membereskan luka di kening Clarie, namun dia tidak menggunakan hansaplast anti air lagi, melainkan menggunakan kapas yang tipis, dia menundukkan kepalanya dan melihat Clarie sudah menutup matanya, mungkin karena tegang dan takut, bulu matanya terus bergetar.

Eugene berjongkok dan menatapi Clarie dari dekat.

Clarie tidak mendapatkan balasan dan dia bertanya lagi, "Apakah belum selesai?"

Eugene berpura-pura masih menyentuh kening Clarie, "Iya, sedikit lagi."

Lalu, baru saja dia berkata, bibirnya maju dan menyentuh bibir Clarie lagi.

Clarie langsung membuka matanya, dia melihat wajah Eugene yang sangatlah dekat.

Eugene menggunakan satu tangan dan menekan kepala Clarie dengan lembut.

Eugene bisa merasakan tolakan dari Clarie, jadi dia juga hanya mencium sedikit saja dan membuka matanya dan menatapi mata Clarie yang cantik, dan terus saja mencium sekali dua kali, ketika Eugene mau mundur, tidak disangka Clarie menarik kepalanya dan menciiumnya.

Gerakan ini tidak hanya tidak diduga oleh Eugene, bahkan Clarie sendiri saja juga tidak menduganya.

Dia tadi seolah sangatlah menginginkan sentuhan dari bibir Eugene, dia lalu tiba-tiba menciuminya, dan saat ini terhadap tatapan Eugene, Clarie mencibir, "Maaf, aku bukan sengaja......."

Eugene tertawa, "Apakah ketagihan?"

"Otakku masuk air." Kata Clarie sambil membelokkan kepalanya.

Eugene menyimpan kotak obatnya dan berkata, "Nanti ketika mandi ingat jangan biarkan keningmu menyentuh air."

Clarie tidak akan mandi dirumah lelaki asing, bagaimana jika didalam kamar mandi ada kamera mini?

Namun Eugene seharusnya tidak punya kesukaan yang begitu hentai.

Setelah Eugene membawa kotak obat dan pergi, barulah Clarie terbaring dilantai, dan mengambil bantal untuk menutup wajahnya.

Sudah semalam ini, entah Maddie sudah tidur atau belum.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu