The Richest man - Bab 90 Beraksi
Jika ini adalah orang lain, ia mungkin saja sudah langsung beraksi.
Sayangnya orang yang beraksi adalah Alvero.
Bagaimana mungkin ia tidak tahu pikiran licik Quin itu?
Ingin menempel denganku ya? Kalau begitu, aku akan menggagalkan pikiranmu.
Alvero berpikir seperti itu di dalam hati. Ia juga tidak sungkan, lalu berkata kepada semua orang di sekitar yang tengah menyaksikannya.
“Kalian semua lihat bahwa ia sendiri yang memancing terlebih dahulu. Nanti jangan salahkan kita.”
Sembari Alvero selesai mengatakan itu, Soba pun beraksi dengan cepat, bahkan tidak memberi kesempatan untuk Quin mengelak.
Quin yang kasihan pun mengetahui dirinya gawat setelah mendengar kata-kata itu.
Alvero sungguh memiliki pikiran untuk membunuh.
Bukan hanya ingin memukul dirinya, bahkan juga mau dirinya tidak dapat terobati.
“Akh.”
Sembari pukulan pertama mendarat, rasa sakit juga mulai menyerangnya, bahkan ia memiliki pikiran untuk mati.
Alvero! Apakah kamu sungguh....
“Hngg, sebagai Tuan Muda Kecil Keluarga He, bisa-bisanya melakukan hal-hal yang menggertak wanita lemah.”
Mendengar ucapan ini, jelas sekali bahwa orang itu merupakan orang suruhan Quin.
Padahal ia sudah tahu statusku, tapi masih berani mendekat, apakah ia sungguh tidak takut mati?
Bibirnya membentuk senyuma jahat. Alvero yang awalnya bersiap untuk pergi pun pelan-pelan berbalik badan.
Pandangannya pun mendarat di tubuh orang itu dengan penuh tekanan.
Keringat dingin orang itu seketika bercucur bebas saat dipandang seperti itu oleh Alvero.
Ia tiba-tiba merasa ia sendiri seharusnya tidak melakukan hal tersebut karena menginginkan pesonanya dan menyetujui wanita cantik itu.
Pandangannya diam-diam melirik kearah dimana Quin berada.
Quin yang kasihan saat ini tengah dipukul oleh seorang pria.
Pukulan demi pukulan, tenaganya terlihat sangat penuh.
Pria ini juga tidak kasihan kepada wanita. Melihat gayanya, ia sendiri mungkin tidak mampu menerima pukulan sebanyak sepuluh kali.
Pahanya pun gemetar secara tidak sadar. Jika ia tahu, ia tidak akan asal melirik.
Awalnya ia memang sudah takut, tapi sekarang rasa ketakutan pun muncul di dalam hatinya.
“Oh, kamu ingin membantunya ya?”
Jika orang itu datang dengan tidak bersahabat, maka ia sendiri juga tidak perlu berbaik hati.
Tangannya menunjuk kearah Quin, Alvero pun berkata dengan tegas.
“Aku....”
Soba ini sungguh ditakdir untuk bertemu dengan Alvero. Saat orang itu melirik kesana, ia bisa-bisanya meliriknya balik.
Tatapan itu sangat mematikan, sungguh membuat orang itu terkejut.
“A-aku, aku....”
Hanya menemukan orang itu ingin mengatakan sesuatu, bahkan kentut saja juga tidak berani.
“Kamu apa kamu? Kalau tidak takut mati, lalu ada apa lagi yang harus kamu takuti?”
Alvero masih saja memasang raut wajah yang sama dan ucapannya semakin mengancam.
Tindakan ini sungguh membuat orang itu terkejut. Ia gugup dan tidak sengaja melakukan hal-hal yang tidak seharusnya.
“Hngg, aku peduli siapa dirimu. Menggertak orang yang lebih lemah dan kecil itu memang sudah salah.”
Orang itu pun mulai berani sambil menunjuk Alvero.
Tapi wajahnya itu tampak jelas bahwa dirinya masih tidak begitu berani. Siapapun juga akan menyadari itu.
Jelas sekali bahwa orang itu mengira orang-orang di tempat bisa membantunya.
Imajinasinya baik, tapi kenyataannya sangat kejam.
“Hahaha.”
Di tengah kerumunan ada seorang pemuda yang keluar, menunjuk orang itu dan terbahak-bahak.
Detik selanjutnya, di saat semua orang belum bereaksi kembali, pemuda itu pun berkata dengan nada yang menyindir.
“Mungkin Kakak ini baru datang, jadi tidak jelas dengan kondisi sekarang.”
Baru selesai berkata, sesaat kemudian pun menemukan ia lanjut berkata.
“Padahal Tuan Muda Kecil Keluarga He tadi tidak ingin memukul gadis ini. Ia sendiri yang tidak tahu malu, ingin mengganggu orang lain.”
“Sebelumnya aku pernah melihat ia sekali dengan tampangnya yang mengganggu Tuan Muda Kecil Keluarga He ini. Saat itu juga berada di gerbang pintu rumah sakit.”
Pemuda ini memasang wajah yang memandang rendah dengan bibir yang dikerucutkan.
“Kamu....”
“Aku apa aku? Kak, kamu jangan ikut campur masalah ini lagi. Jelas sekali kalau wanita itu yang tidak berakal sehat.”
Kali ini bahkan tidak membiarkan orang itu selesai mengatakannya, lalu pemuda itu lanjut berkata.
Sebenarnya dengan adanya pemuda ini yang memotong pembicaraan, orang itu hanya perlu bilang bahwa ia baru belakangan datang, maka Alvero akan melepaskannya.
Sangat sayang sekali bahwa orang ini sangat mesum.
Entah juga bayaran apa yang diberikan Quin kepadanya, sehingga ia mau melakukannya tanpa peduli apapun.
“Hngg, kalaupun ia tidak berakal sehat, ia juga hanya seorang wanita. Mengapa kalian tidak merasa kasihan terhadap wanita lemah?”
Orang itu memeluk kedua tangannya pada dada, bisa-bisanya orang ini ingin menggunakan pemuda ini untuk lanjut menyampaikan pendapat.
Sayang sekali bahwa kenyataan tidak akan berjalan sesuai dengan keinginan mereka.
Jika pemuda itu bisa berusaha menolong orang, maka ia tentu juga bisa mencelakai orang.
“Merasa kasihan terhadap wanita lemah?”
Pemuda itu terkekeh pelan dan berkata dengan menyindir.
“Kakak, jangan-jangan kamu ada hubungan dengan wanita cantik ini? Merasa kasihan?”
“Kamu....”
Orang itu sama sekali tidak sangka bahwa pemuda itu bisa mengatakannya dengan begitu langsung, seketika ia pun menjadi panik.
Ia juga tidak tahu apa yang harus ia katakan lagi. Ia hanya bisa menunjuk pemuda itu dan mengoceh kepada orang-orang di tempat.
“Dasar bocah. Kamu sungguh tidak tahu malu, bisa-bisanya membahasa masalah jijik seperti ini di hadapan banyak orang.”
“Jijik?”
Bagai mendengar lelucon yang sangat kocak, pemuda itu pun tertawa kencang tanpa banyak berpikir.
“Kamu saja berani melakukannya, memangnya orang lain tidak boleh membicarakannya?”
Tatapan matanya menatap orang itu sinis. Hingga akhir percakapan, pemuda itu bahkan langsung bertanya kepada orang itu.
“Bagaimana? Bagaimana dengan rasa wanita itu?”
“K-kamu.....”
Ia tak sangka bahwa masalah hari ini sangat susah diselesaikan.
Tuan Muda Kecil Keluarga He sendiri saja merupakan hal yang sangat susah. Dan sekarang bisa-bisanya muncul seseorang yang tidak berkaitan dengan masalah tersebut.
Lihat dari penampilannya, jelas sekali bahwa pemuda ini bukanlah orang biasa.
Kalau bukan karena orang itu sendiri sudah mengetahui bahwa Alvero tidak suka pamer, apalagi merepotkan orang lain, orang itu juga tidak akan mencari masalah dengan Alvero.
Sebenarnya ia hanya ingin mencoba keberuntungan, demi menjebak orang lain dan Alvero tidak akan memberi tahu anggota Keluarga He.
Tapi sekarang ia sendiri dengan pemuda di hadapannya....
Sudahlah, jika dirinya masih baik-baik saja, maka tidak apa-apa untuk mengalami sedikit kerugian ini.
Orang itu juga masih memiliki otak, tentu mengetahui untuk tidak memandang musuh rendah.
Setelah berlangsung lama seperti ini, akhirnya ia juga memilih mundur.
“Aduh, teman, benar apa yang kamu katakan. Aku salah paham...”
“Dasar bohong.”
Orang itu sama sekali tidak sangka bahwa pemuda itu tidak menjaga harga dirinya.
Aku bahkan belum selesai berkata dan kamu sudah....
“Membuat onar dan ingin melarikan diri. Kalau takut, makanya kamu jangan membuat masalah.”
Sembari perkataan pemuda itu selesai, tatapan orang itu pun muncul sedikit rasa takut.
“Apa yang ingin kamu lakukan?”
Orang itu mundur beberapa langkah ke belakang. Pandangannya penuh rasa waspada saat memandang pemuda itu.
Seperti apa yang dikatakan orang-orang, hanya dengan mengetahui kondisi satu sama lain, baru bisa membentuk rencana yang baik.
Tapi terhadap pemuda di hadapannya, ia sendiri bahkan tidak tahu jelas.
“Soba, beraksi.”
Hebat juga, entah berapa lama pria itu memandang dari sana, bahkan bisa mengetahui nama Soba dan langsung meneriakinya.
Sembari pemuda itu selesai berkata, mulut Soba pun menganga, lalu berkata dengan cuek.
“Jello Chai, aku rasa kamu ingin cari mati.”
Jello? Orang-orang memanggil Keluarga Chai pintar.
Wajah orang itu pun jadi memucat setelah mendengar kata-kata itu.
Sepertinya hari ini ia sendiri tidak melihat kalender dengan baik.
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongNikah Tanpa Cinta
Laura WangSee You Next Time
Cherry BlossomEternal Love
Regina WangThat Night
Star AngelAsisten Bos Cantik
Boris DreyUntouchable Love
Devil Buddy1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThe Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat