The Richest man - Bab 34 Berharap

Mereka langsung bersemangat saat mendengar apa yang dikatakan oleh Alvero, tetapi beberapa saat kemudian mereka kembali terdiam.

“Kamu harus tahu, meskipun kita menginginkan kemungkinan seperti itu, tetapi belum tentu kita bisa melakukannya, dan juga peralatan masih berada di Jerman, tanpa peralatan itu kita juga tidak bisa melakukan apapun!”

Peralatan! Alvero menatap Hardi, mengenai masalah peralatan medis semuanya dialah yang bertanggung jawab untuk mengaturnya.

“Paling cepat mungkin besok baru bisa datang!”

“Aku ingin kalian bertahan sampai malam ini, jika kalian melakukannya, maka setiap orang akan mendapatkan 2 miliar, tapi jika kalian gagal, maka menyingkirlah dari professi kalian ini.”

Alvero tidak ingin mempedulikan ekspresi di wajah mereka semua, langsung saja meminta mereka untuk menuliskan nomor rekening masing masing, dan mengirimkan uang 2 miliar, seketika seluruh ruangan menjadi begitu heboh.

Saat berjalan keluar dari dalam ruangan, Hardi merasa jika dia bisa kembali menghirup udara bebas.

Siapa Alvero? Dia adalah tuan muda dari Keluarga He.

Rumah sakit ini juga merupakan rumah sakit swasta milik Keluarga He, entah kapan saja mereka datang untuk berobat, mereka pasti akan memberikan tip kepada setiap dokter, bahkan dalam sekali kasih jumlahnya mencapai 2 miliar.

Hardi juga sepertinya tengah berada di ambang kehancuran, kedudukan kepala rumah sakit yang dia emban mungkin tidak akan berlangsung lama lagi.

“Tuan, sebenarnya asalkan tuan mengatakan mengenai identitas tuan, mereka pasti akan mengobati pasien dengan baik!”

Hardi masih dibuat kebingungan, tidak mengerti kenapa Alvero tidak menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya, bahkan jika dibandingkan dengan uang, mungkin statusnya yang sebagai tuan muda dari Keluarga He akan jauh lebih berpengaruh untuk mereka.

“Sesuatu yang dipaksakan tidak akan menghasilkan hasil yang baik, memperlakukanku dengan baik, bagi mereka tidak lebih berharga dibanding uang 2 miliar ini.”

Yang Alvero inginkan adalah mereka bisa mengobati Nabila dengan sungguh sungguh, hingga sampai peralatan dan para Tim medis datang kemari.

“Baru saja nyonya yang mendengar akan hal ini juga sudah mempersiapkan semuanya di Jerman, jika tidak ada hambatan, seharusnya besok sudah bisa sampai.”

Alvero yang mendengar perkataan ini hanya bisa mendesah panjang, mungkin ini adalah hal paling baik yang dia dengar dalam waktu dua hari ini.

Tetapi mengenai hal Nabila yang melompat dari lantai tiga bisa secepat ini didengar oleh Mia, hal ini juga membuat Alvero terkejut dan tidak mengerti, tetapi bagaimanapun juga ini adalah rumah sakit milik Keluarga He, entah itu masalah apa pasti pihak rumah sakit akan menghubungi mereka.

Mengenai semua yang dilakukan Alvero untuk Nabila, seharusnya mereka tahu jika perempuan itu sudah diperlakukan secara berbeda oleh Alvero.

Dan juga mengenai masalah ini, hanya kepala rumah sakit lah yang bisa memberitahukan hal ini kepada mereka, dia mematikan rokok di tangannya, menatap Hardi sekilas, “siapkan sopir untukku.”

Alvero tidak melupakan sedikitpun mengenai apa yang dikatakan oleh Mia, dia memiliki seorang saudara perempuan yang secara khusus datang untuk menemuinya, jika menyampingkan sebentar masalah Nabila mungkin tidak apa, bahkan jika dia tetap menunggu di sampingnya juga tidak ada gunanya, lebih baik mencari sesuatu dari Mia, mengenai tim medis terbaik yang bisa dia minta tolong.

Gold Garden, Sebuah restoran yang berada di bawah nama Keluarga He, kerahasiaan disimpan secara ketat oleh pihak restoran, Setiap ruangan memiliki lorong tersendiri, bahkan Keluarga He sendiri tidak akan tahu mengenai siapa yang datang ke tempat itu.

Karena ada seorang manager yang membawanya, akhirnya Alvero bisa sampai ke ruangan yang dia tuju, jika memintanya datang sendirian kemari, mungkin bahkan setelah satu jam dia masih tidak menemukan ruangan yang dia tuju.

Mia sudah terduduk di atas kursi nya, di depannya terlihat seseorang yang duduk dengan mengenakan pakaian berwarna ungu muda, rambutnya bergelombang diikat di belakang kepalanya, membuat setiap lekukan tubuhnya terlihat sangat jelas.

“Alvero, kamu sudah datang, kemarilah, apa kemarin mama sudah membuatmu terkejut?” Saat mendengar suara pintu terbuka, Mia langsung memalingkan kepalanya.

Alvero tentu saja tahu jika hal yang di maksud oleh Mia adalah mengenai Nabila yang melompat dari atas gedung, hanya terlihat jika Mia sedikit mengerut kan keningnya, tidak mengerti akan apa yang terjadi sebenarnya, hingga sampai membuat seorang perempuan muda melakukan hal nekat seperti itu.

“Aduh, di sini sudah sangat aman, kenapa kamu masih mengenakan kaca mata hitam? Cepat lepaskan, biarkan Alvero mengenali wajahmu.”

Mia yang melihat sosok perempuan di depannya masih mengenakan kaca mata hitam langsung tersenyum dan mengatakan sesuatu kepadanya.

Saat gadis itu melepaskan kaca mata yang melekat di wajahnya, Alvero langsung menunjukkan keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan.

“Bella!”

“Apa kalian pernah bertemu sebelumnya?” Mia dibuat terkejut oleh keterkejutan yang ditunjukkan oleh Alvero, membuatnya menjadi curiga.

Bella hanya tersenyum tipis, dia juga mengatakan mengenai masalah nyanyiannya waktu itu di perusahaan.

“Sebelum aku pergi bahkan aku sempat menyelipkan secarik kertas ke tangan Alvero, bahkan sampai sekarang pun dia tidak pernah menghubungiku sekalipun! Tante, lihatlah sikap Alvero saat ini, tante ingin lebih cepat memiliki cucu, tapi mungkin tante harus menunggunya lebih lama lagi!”

Saat mendengar perkataan itu, Alvero hanya tersenyum, kembali teringat akan kertas yang diselipkan ke tangannya, yang bahkan tidak lama setelah itu dia langsung menghilangkannya, jika tidak bagaimana mungkin dia menghilangkan kesempatan untuk bisa menghubungi seorang perempuan cantik.

Tetapi jika masalah itu di salah pahami menjadi seperti ini juga tidak apa apa, dengan begitu dia tidak akan diejek oleh sepupunya sendiri dan tertangkap basah mencoba mendekatinya, mengenai kenapa waktu itu dia meminta Alvero untuk naik ke panggung, seharusnya ini sudah diatur lebih awal oleh Bella.

“Jangan mengatakan hal seperti itu, mungkin dalam hati Alvero dia sudah memiliki seseorang, bahkan dalam beberapa hari ini dia disibukkan karena gadis itu, bahkan dia belum sempat mengatakannya sendiri kepadaku! Ini adalah yang pertama kalinya, bagaimanapun juga aku harus berterimakasih kepada gadis itu!”

Pada awalnya Alvero tidak mengerti bagaimana harus memulai percakapan ini, tetapi sekarang Mia sudah mengatakannya, maka Alvero hanya perlu melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh Mia.

“Mengenai hal ini, aku masih harus berterimakasih kepada mama, jika bukan karena mama yang mempercepat pengiriman dari Jerman, mungkin kesempatan Nabila untuk bisa sadar kembali tidak akan sebesar ini.”

Mia berpura-pura marah dengan memelototi Alvero, menunjukkan jika dia sedang tidak senang, Alvero berterimakasih kepadanya, tetapi saat dia mengatakan kata mama bagaimana mungkin senyuman tidak terlihat mengembang di wajahnya.

Saat Mia melihat pakaian kusam yang dikenakan oleh Alvero, yang harganya bahkan tidaklah seberapa, dia langsung mengerut kan keningnya, dia tidak merendah kan Alvero, tetapi dia merasa jika dia sudah membuat putranya menderita selama ini karena mengabaikannya.

Sudah susah payah dia berhasil menemukan putranya kembali, tetapi dalam beberapa waktu ini dia malah tidak sempat membawa nya untuk membereskan diri, dan karena Bella kebetulan berada disini, jadi Mia memutuskan untuk membawa mereka pergi berbelanja.

Alvero pada awalnya berfikir jika setelah selesai makan dia sudah bisa pergi, dia ingin sekali mengetahui bagaimana perkembangan keadaan Nabila, tetapi saat melihat tatapan tajam kedua perempuan di depannya, dia tidak bisa memberikan penolakan kepada apa yang sudah mereka katakan.

“Baiklah!”

Mia membawa mereka pergi ke toko pakaian branded, bahkan satu baju saja bisa dihargai puluhan juta, dan yang termahal mencapai ratusan juta, Alvero yang melihatnya tidak menunjukkan reaksi apapun, dia tidak merasa sayang akan uang uang itu, bahkan Thanos memberinya 200 miliar hanya untuk uang sakunya saja, mungkin uang sebanyak itu baginya hanya recehan saja.

Alvero sudah tidak tahan lagi setelah di paksa untuk berganti beberapa pakaian oleh kedua perempuan yang berbelanja bersamanya.

“Ma, jangan hanya membelikanku pakaian saja, belilah juga beberapa untukmu dan kakak, dengar dengar jika kalian perempuan sangat menyukai tas kan? Di dalam masih ada yang menjual tas LV, lebih baik kita pergi ke sana untuk melihatnya.”

Rina sebenarnya sangat menyukai tas, saat mendengar putranya mengatakan hal seperti itu, tentu saja dia sangat tertarik, setelah itu langsung meminta pelayan membungkus semua baju baju itu, dan melangkah kan kaki nya ke toko tas LV.

Belum sempat mereka berjalan masuk ke dalam, tiba tiba terdengar suara seseorang yang sangat akrab baginya, “Argus, kenapa kamu tidak menepati apa yang sudah kamu katakan? Jelas jelas kamu mengatakan jika hari ini kita akan membelinya!”

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu