The Richest man - Bab 60 Itu palsu

Suara Supir terdengar dari depan, pasangan suami istri itu yang awalnya masih mengamati dalam mobil, pada saat ini tiba-tiba menjadi gugup.

Alvero menyadari hal ini, jadi langsung berkata.

“Ayah, Ibu, rilekskan tubuh, ini tidak ada apa-apa, sama seperti berjalan ditanah.”

“Baik, baik.”

Pasangan suami istri itu merasa lumayan lega setelah mendengar perkataan Alvero.

Mobil di kota jauh lebih stabil daripada dipedesaan, istri yang penakut itu awalnya masih berpegangan erat pada kursi.

Setelah mobil melaju beberapa saat, orang ini malah melihat ke sekeliling.

Seperti anak kecil, tidak berhenti sedetik pun.

“Kamu oh kamu………..”

Pria itu yang awalnya sedang mengobrol asyik dengan Alvero, juga tidak tahu istrinya melihat apa, langsung meraih lengannya dan mengguncangnya tanpa henti.

Ini membuat mereka berdua terkejut, lalu menggunakan tatapan cemas memandang kesana.

Pada akhirnya, lebih baik tidak memandangnya, begitu memandang, langsung tercengang.

Ternyata Ibunya melihat para perempuan cantik diperkotaan, ini, para gadis ini, satu per satu sangatlah cantik.

“Itu palsu.”

Suara menentang terdengar, Alvero berkata dengan menghina.

“Ibu, orang-orang itu berdandan, orang aslinya tidak begitu cantik.”

“Dandan?”

Keraguan terlintas dari dalam mata, kemudian mata wanita itu bersinar.

Benar juga, wanita mana yang tidak ingin cantik, apalagi Ibu yang di sangat dicintai Ayahnya itu.

“Alvero, yang dikatakanmu tadi, apakah dapat membuat orang menjadi cantik?”

Saat perkataan itu selesai diucapkan, wanita itu masih melihat dirinya ke kiri dan kanan.

“Kamu……….”

Melihat situasi ini, Pria itu tidak bisa berkata-kata.

“Aku sudah terlalu memanjakanmu.”

Dia menekan hidung istrinya sebentar dengan tangannya, lalu Pria itu berkata.

“Perkataan ini dibicarakan saat pulang saja, juga tidak melihat sekarang dimana.”

Mengatakannya sampai disini, Pria itu melirik sekilas Supir.

“Paman, jangan khawatir, efek kedap suara di mobil sangat bagus, aku tidak bisa mendengar apa yang dikatakan kalian.”

Hhu.

Pria itu tidak tahu harus berkata apa, jadi hanya bisa menatap Supir dengan tajam.

Mengapa kamu begitu menyebalkan, mata begitu tajam.

“Huh.”

Disana, begitu istrinya mendengar perkataan Supir, dengan langsung mendengus dingin, lalu mencemberutkan mulutnya.

“Umur sudah begitu tua dan masih bersikap sok imut, apakah tidak takut diketawai Alvero.”

Mencemberutkan mulut, Pria itu mencoba menjilat.

“Alvero tidak akan menertawakanku, benarkan?”

Mengabaikan suaminya, wanita itu langsung berkata kepada Alvero.

“Benar benar benar.”

Mengangguk dengan benar, Alvero bahkan masih berkata.

“Aku menginginkan hubungan seperti Ayah dan Ibu.”

Wanita matre diperkotaan sangat banyak, seperti Quin.

Alvero tidak mengatakan perkataan yang dibelakang, tetapi ekspresinya sedikit aneh.

“Alvero, ada apa?”

Pemikiran pria sama, Pria itu merasa ada yang tidak beres, jadi langsung bertanya.

“Tidak apa-apa.”

“Bagaimana bisa baik-baik saja, katakanlah.”

Ekspresi gelisah putranya sendiri, Pria itu melihatnya dimata, dan terluka dihatinya.

“Baiklah, putraku sudah besar, apa salahnya menyembunyikan sesuatu, kamu jangan bergosip lagi.”

Masih seorang Ibu yang pandai mengurus ini, pemikirannya jauh lebih peka.

Langsung dapat melihat putranya yang kesulitan dan tidak ingin membicarakannya, dia bahkan membantunya memberhentikan pembicaran.

“Benar, Ayah.”

“Huh.”

Pria itu berniat baik, sekarang malah di salah artikan niat baiknya, jadi dengan langsung tidak senang.

Dengan wajah yang serius, jika dilihat lebih dekat, sebenarnya juga tidak terlalu marah.

“Tuan muda, sudah sampai.”

Mobil berhenti dengan stabil di depan pintu sebuah restoran, lalu suara Supir terdengar.

Juga tepat saat ini, wajah Pria itu berubah total.

“Bukankah mengatakan kedap suaranya sangat bagus, tidak bisa mendengarnya………..”

Ketika mengatakan ini, suara Pria itu sangat cemas, Supir juga merasakannya.

“Oh, Paman, kedap suaranya memang sangat bagus.”

“Kalau begitu………”

Pria itu masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dipotong oleh Alvero.

“Ayah, kamu yang salah menyalakan Paman ini.”

“Kita bisa mendengar apa yang dikatakannya, tetapi dia tidak bisa mendengar apa yang kita katakan.”

Pemikiran Ayahnya sendiri, bagaimana dia yang sebagai seorang putra tidak mengerti.

“Baiklah, ayo turun, mari kita pergi makan enak.”

Menggosok kedua tangannya, Alvero sangat bersemangat ketika terpikirkan eskpresi orangtua-nya ketika menyantap makanan itu.

Makanan di dalam restoran Chinese, dirinya yang sudah lama tinggal di kota juga sangat menginginkannya, apalagi orangtuanya.

Memikirkan hal ini didalam hatinya, Alvero segera turun dari mobil.

Begitu pula dengan pasangan suami istri didalam mobil.

Ketika ketiganya sudah berdiri di tanah, Supir juga berdiri diluar sejak awal.

“Itu, Tuan muda, perlukah aku mengirim barang-barang ini kesana dulu?”

Tadi mendengar Alvero menyebutkan alamat, Supir sudah tahu lokasinya, jadi sekarang bertanya seperti ini.

“Itu, apakah kamu tidak ikut makan bersama?”

Dalam perjalanan, Pria mengamati Supir untuk waktu yang lama, dan merasa orangnya lumayan baik.

Terkait menyebut dirinya dan istrinya adalah Ayah dan Ibu angkat, itu jugalah sebuah fakta, jadi tidak perlu diperhitungkan.

Oleh karena itu, Pria itu mengajukan pertanyaan ini.

“Tidak tidak, hari ini adalah makan malam keluargamu dan Tuan Muda, jadi aku tidak ikut meramaikan lagi.”

Mengangkat kepala melihat sekilas Alvero, Supir langsung mencari alasan.

Di sana, Pria itu masih ingin mengatakan sesuatu, Alvero langsung berbicara.

“Ayah, karena Paman supir sudah berkata seperti itu, maka kita jangan menyulitkannya lagi.”

Selesai berbicara, Alvero berkata dengan terus terang kepada Supir.

“Paman supir, terima kasih atas pengertiannya.”

“Kamu dapat menitipkan barang bawaannya kepada petugas keamanan dibawah, terkait makan, aku akan mentraktirmu lain hari.”

“Baik baik.”

Sama sekali tidak menyangka Alvero akan mengatakan seperti ini, Paman supir sangat senang sampai matanya menyipit menjadi satu garis.

Tuan muda mengatakan akan mentraktir dirinya makan, tidak peduli apakah dapat memakannya lain hari atau tidak, ini adalah rahmat yang besar.

“Baik, Tuan muda, kalau begitu aku pergi dulu.”

“Baik.”

Tidak lama setelah Alvero mengangguk, Supir itu pergi dengan perasaan gembira.

Terkait pasangan suami istri, mereka masih sedikit kebingungan.

“Alvero, kamu tidak mengundangnya untuk makan bersama hari ini, mengapa dia begitu gembira?”

Di pedesaan, jika seseorang datang membantu tetapi muncul situasi seperti Alvero mengusir seseorang tadi, konsekuensinya tidak bisa dibayangkan.

Mengapa…………

Pria itu tidak mengerti, Alvero juga tidak bisa menjelaskannya dengan jelas.

“Ayah, kota berbeda dengan desa, terutama makanannya………”

Mengatakannya sampai disini, terjeda sebentar, Alvero menunjukkan eskpresi senang.

“Makanannya, aromanya………”

Tidak bisa menahan untuk menelan, lalu Alvero berkata dengan berlebihan.

“Ayah, Ibu, aku tidak bisa menahannya lagi, ayo kita cepat masuk.”

“Ini………”

Melihat restoran yang megah ini, pasangan suami istri itu sebenarnya sangatlah gembira, tetapi……

“Alvero, kalau tidak kita ganti restoran lain saja, ini……….”

Pria itu tidak perlu menyelesaikan perkataannya, Alvero juga sudah mengerti.

“Sudahlah, Ayah, sekarang identitas putramu ini lebih dari ratusan miliar, bagaimana jika masuk untuk makan?”

Begitu perkataan ini diucapkan, Alvero juga tidak ragu-ragu, langsung menarik orang tuanya berjalan masuk ke dalam.

Saat diluar masih belum merasakannya, begitu masuk restoran, aromanya sudah tercium.

Alvero masih biasa saja, tetapi pasangan suami istri ini sudah naik mobil selama sehari semalam, perut mereka pada saat ini sudah mulai bersorak.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu