The Richest man - Bab 30 Berdasar
“Ssssstttt!” Saat Alvero belum menyadari apa yang terjadi, tiba tiba terdengar suara langkah kaki seseorang yang sudah menghadang di depan tangga, memblokir jalan baginya untuk kabur.
“Siapa?” Perkataan Nabila terdengar sangat panik.
Saat tatapan kedua mata mereka bertemu, seketika yang satu merasa canggung dan yang satu lagi merasa aneh, membuat mereka menatap ke arah lain.
Tari yang mendengar ada pergerakan di luar langsung berjalan mendekat, dia kebingungan saat melihat kedua orang itu tidak saling mengatakan apapun.
“Dia siapa?”
“Apa kabar tante, aku teman Nabila, aku juga pasiennya.” Alvero langsung memperkenalkan dirinya, takut takut jika Nabila akan memperkenalkan nya seperti saat di clubhouse, hubungan seperti pasien dan perawat sangat mudah untuk disalahpahami oleh orang lain.
Nabila juga hanya tersenyum tipis, menganggukan kepalanya, sekaligus mengakui akan apa yang dikatakan oleh Alvero.
Tari yang melihat pakaian Alvero yang sangat sederhana dan juga wajahnya yang tidak begitu tampan langsung memandang rendah akan dirinya.
Nabila merasa sangat canggung, menarik pakaian yang dipakai oleh ibunya tetapi siapa sangka jika tangannya malah ditepis begitu saja.
“Teman? Pasien?”
Tari terdengar mendecih, dia kembali menatap Alvero dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, semakin jelas sikap merendahkan yang dia tunjukkan di kedua matanya, perkataannya juga terdengar tidak bersahabat.
“Pasien ya pasien, kenapa harus mengatakan teman segala, apa kamu menyukai Nabila dan diam diam mengikuti nya sampai kemari?”
Saat mendengarkan perkataan ini Alvero langsung teringat akan sosok Listy, kenapa dalam satu hari bisa bertemu dengan perempuan seperti ini, dia menatap Nabila, terlihat jika Nabila merasa sangat canggung, ingin mengatakan sesuatu tapi tidak berani mengatakannya.
Menghadapi orang orang seperti itu, Alvero hanya bisa menggelengkan kepalanya, dalam hatinya menggerutu, apa jika dia mengenakan pakaian jas rapi, maka di depan semua orang baru bisa menganggapnya pantas bersanding dengan gadis luar biasa seperti Nabila.
Tapi bagaimanapun juga Tari adalah ibu kandung Nabila, Alvero bisa mengatakan hal seperti ini kepada siapa pun, tetapi kecuali kepada perempuan.
“Tante, bukan seperti itu, Nabila adalah perawat pribadiku, dia sudah seharusnya bersama denganku selama 24 jam dalam sehari, tetapi dia mengatakan jika ada hal mendesak yang harus dia selesaikan, jadi aku menunggunya di bawah, besok masih ada pemeriksaan yang harus aku jalani jadi aku datang untuk memanggilnya!”
Perkataan Alvero ini dia katakan dengan sangat jelas dan berdasar, bahkan Nabila yang mendengarnya sampai tercengang, tetapi dengan cepat dia langsung bereaksi dengan meraih lengan ibunya.
“Ibu, Aku sampai melupakan hal ini kepadamu, aku masih harus mengantarnya ke rumah sakit, jika ada apa apa hubungi saja aku, kita pergi dulu!”
Setelah mengatakan itu Nabila sudah ingin mengantar ibunya kembali masuk ke dalam rumah, tetapi ternyata ibunya terlihat seperti ogah ogahan, kemudian menarik paksa Nabila mendekat kepadanya.
“Nabila, bukankah kamu bekerja di rumah sakit swasta kelas atas? Pasien seperti apa yang kamu jaga?” Bisa didengar dengan jelas jika ibu Nabila sedang menahan amarahnya.
Nabila tidak mengerti kenapa ibunya menanyakan hal seperti ini, tetapi dia juga tidak bisa membocorkan informasi pribadi pasiennya kepada pihak luar, Nabila terdiam cukup lama baru kemudian menjawab.
“Dia memang pasienku, mengenai masalah yang lainnya ibu tidak usah memperdulikannya, aku masih ada urusan, kita bicarakan lagi setelah aku kembali nanti.”
“Menunggu hingga kamu kembali nanti maka kamu hanya akan bertemu dengan jasadku saja, pasien macam apa dia, berapa banyak yang bisa dia berikan kepadamu dalam satu bulan, apa kamu sudah melupakan apa yang aku katakan kepadamu barusan?”
Nabila juga tidak tahu kapan tepatnya Alvero sudah berdiri di sana, hanya saja saat teringat akan perkataan ibunya itu terlihat sekali jika Nabila menjadi gelagapan, bahkan sampai tidak berani memalingkan kepalanya menatap Alvero.
Dia hanya mencoba menenangkan ibunya, “gaji yang aku dapatkan cukup untuk kehidupan kita, jangan membicarakan yang lain, ibu tidak perlu mengetahui apapun akan hal ini!”
Tari langsung panik saat mendengar perkataan Nabila, dia tidak memperdulikan yang lainnya, langsung meraih tangan Nabila dan menariknya untuk kembali, Nabila tidak bisa melakukan penolakan, jadi membiarkan ibunya menariknya begitu saja bahkan sampai hampir membuatnya terjatuh.
Untung saja Alvero memiliki reaksi yang cepat, dia berhasil menahan salah satu tangan Nabila, tapi ibu Nabila semakin marah saat melihat pemandangan ini, dia langsung mendorong Alvero agar menjauh, kemudian menatap Nabila dengan kesal.
“Kenapa, kamu sudah merasa hebat sekarang kan, kamu bahkan tidak mendengarkan apa yang aku ibumu sendiri katakan, aku tidak akan membiarkanmu masuk ke rumah sakit itu lagi, Keluarga Sun sudah mengatur pekerjaan untukmu di perusahaan mereka, hal ini juga sudah melalui persetujuan aku dan ayahmu, jika kamu menolaknya bukankah kamu akan mempermalukan kita semua? Jangan harap kamu bisa melewati pintu rumah ini!”
Tari mengatakan itu dengan sedikit berteriak, mungkin jika tempat ini masih ditinggali oleh orang lain, kemungkinan besar mereka langsung terbangun karena keributan yang mereka ciptakan.
Setelah mendengarkan perkataan ibunya, entah kenapa hati Nabila terasa sakit, dia mencoba menahan air matanya, menatap ibunya sendiri dalam dalam, bahkan sampai lupa akan sosok Alvero yang juga berada di sebelahnya.
Tari sama sekali tidak mempedulikan bagaimana sebenarnya pemikiran dan perasaan Nabila, dia hanya ingin segera menarik Nabila untuk kembali kedalam dan memarahi nya, dengan begitu besok tidak sulit baginya untuk bisa bertemu dengan Haro .
Tari bahkan tanpa berfikir langsung menarik Nabila untuk kembali, bahkan kekuatan yang dia gunakan jauh lebih kuat dibanding sebelumnya, Nabila sama sekali tidak bisa menangkis tarikan tangan ibunya, hanya bisa membiarkannya menariknya begitu saja, saat melihat mereka sudah sampai di pintu masuk, Alvero tiba tiba menyipitkan kedua matanya.
“Tante, jika Nabila tidak bisa membawaku kembali ke rumah sakit dengan selamat, apa kalian pikir kalian bisa menanggung akibat yang harus kalian tanggung?”
Jika tidak bisa berbicara dengan baik baik, maka Alvero juga tidak keberatan untuk mengatakan hal yang kesannya memaksa, bagaimanapun juga Tari juga tidak terlihat jika dia adalah perempuan baik baik.
Ibu Nabila langsung menghentikan langkah kakinya saat mendengar perkataan Alvero, menyeringai.
“Kamu bahkan punya dua kaki dan dua tangan, apa masih tidak bisa kembali sendirian?”
“Bukan seperti itu, hanya saja saat Nabila akan bekerja denganku, dia sudah menandatangani surat perjanjian dan semuanya ditulis dengan sangat jelas, entah apa yang terjadi, pasien lah yang harus diutamakan, jika dalam masa perjanjian terjadi sesuatu dengan pasien, maka semua tanggung jawab akan dibebankan kepada Nabila, mengenai apa yang akan terjadi, semua tergantung akan diriku.”
Tari langsung terlihat pias saat mendengar perkataan Alvero, dia begitu marah bahkan sampai memukul Nabila, “lihatlah pekerjaan macam apa yang kamu lakoni? Pasien seperti apa yang kamu rawat, bahkan mereka tidak jauh lebih terhormat daripada berandalan diluar sana!”
Alvero sama sekali tidak peduli akan apa yang dikatakan oleh Tari, dia tidak pernah mendengarkan perkataan yang tidak semengenakan ini, tapi bagaimanapun juga tujuannya kali ini adalah harus membawa Nabila pergi bersamanya.
Ibu Nabila yang menyadari jika Alvero tidak bergeming saat mendengar perkataannya ini langsung menyeringai.
“Jangan mengancamku menggunakan cara seperti itu, jika putriku bisa bersama dengan tuan muda dari Keluarga Sun, jangankan perjanjian yang mengikat kalian, bahkan jika kamu memindahkan kantor polisi ke sini saja tidak akan ada gunanya!”
Nabila saja bahkan belum memutuskan untuk bersama dengan Haro , tetapi ibunya sudah bersikap sok seperti ini, jika suatu saat mereka benar benar bersama, mungkin separuh dari seluruh isi di dunia mereka akan mengakuinya jika itu merupakan kekayaan milik mereka.
“Aku memang tidak tahu mengenai akan apa yang dilakukan oleh tuan muda dari Keluarga Sun, tetapi orang yang memiliki perjanjian dengan aku adalah Nabila, berdasarkan perjanjian, jika dia melanggar apa yang ada di dalam surat perjanjian, maka dia akan harus mengganti rugi sebanyak tiga kali gaji yang dia dapatkan.”
Saat mendengar uang, ibu Nabila langsung panik, dia langsung menatap Nabila, bertanya, “berapa gaji yang kamu dapatkan?”
“Tidak seberapa, mungkin sekitar 40 juta! Aku beri waktu kalian 5 menit, setelah itu aku tidak akan bersabar lagi.”
Setelah mengatakan itu Alvero tidak mempedulikan mereka berdua lagi dan melangkahkan kaki nya berjalan keluar, bahkan belum sampai 2 menit saja Nabila sudah muncul di depannya.
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiYama's Wife
ClarkMr. Ceo's Woman
Rebecca WangPredestined
CarlyInnocent Kid
FellaLove at First Sight
Laura VanessaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniThe Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat