The Richest man - Bab 16 Berikan Struk
“Untuk bagian internal, mobil ini terpasang mesin W12 yang jarang ditemukan di seluruh dunia. Ini merupakan teknologi yang jarang ditemukan di seluruh dunia.”
“Meskipun berada dibawah Perusahaan Volkswagen, tetapi ini merupakan mobil mewah kelas utama. Untuk sekarang, mobil ini tidak lagi diproduksi. Mobil seri ini jarang ditemukan di pasar, jadi jika Anda kehilangan kesempatan kali ini, maka Anda akan susah untuk menemukan kesempatan selanjutnya.”
Pramuniaga itu makin berkata makin semangat dan wanita itu juga semakin puas.
Ia juga sudah cukup lama melihat mobil ini dan baru memutuskan untuk membelinya. Meskipun biayanya cukup tinggi, tapi baginya, ia masih bisa menanggungnya.
Pramuniaga itu tidak lagi berlebihan. Setelah memberi tahu mobil ini sudah berhenti diproduksi, ia tidak lagi membuka mulut dan cukup membuat pelanggan tertarik untuk membeli.
Ia hanya berpikir bahwa mobil ini akan terjual hari ini. Mengingat mendapat komisi dua ratus juta, hatinya terasa sangat semangat, tapi ia sama sekali tidak menunjukkannya.
“Kalau begitu, aku bayar sepenuhnya untuk mobil ini. Mohon berikan struknya!”
Akhirnya wanita itu memutuskan untuk membelinya dan duduk ke dalam mobil dengan puas. Pramuniaga pun juga semangat untuk melanjutkan pembelian wanita itu.
Tapi ia menemukan manajernya yang membawa kembali anak muda yang diusirnya saat ia berbalik badan dan hatinya muncul firasat buruk.
“Manajer, Anda sekarang sedang?”
“Oh, Noni, panggil orang untuk membersihkan dan memasang coating mobil, lebih cepat lebih baik. Oh iya, harus pakai warna gelap. Pelanggan nanti mau membawanya pergi.”
Mendengar ucapannya membuat Noni mematung dan melihat wanita yang baru saja turun dari mobil, lalu tidak tahan untuk bertanya.
“Nona, apakah Anda sudah membayarnya?”
Wanita itu menggelengkan kepalanya dan teringat akan hal tadi. Ia langsung mengerutkan dahi setelah melihat Alvero yang berada di belakang manajer.
Manajer yang disamping lagi-lagi menyuruh Noni setelah melihatnya terdiam di tempat.
“Mengapa kamu masih bengong? Segera bersihkan mobilnya, pelanggan masih menunggunya!”
Setelah itu, manajer melirik sekilas dan berjalan melewati wanita itu. Awalnya ia tidak sadar saat datang, tapi melihat wanita itu memasang wajah puas, ia tahu bahwa wanita itu juga ada keinginan untuk membelinya.
Tapi mobil ini sudah keburu dibeli oleh Alvero. Ia juga hanya bisa berjalan ke hadapan wanita itu.
“Maaf, Nona. Mobil ini telah dibeli oleh Tuan itu. Bagaimana kalau Anda pergi melihat di bagian lain?”
Wanita itu tidak berbicara, tatapannya sama sekali tidak teralihkan dari Alvero.
Ia sungguh tidak sangka bahwa pria ini akan membeli mobil ini. Ia telah mendengarkan begitu banyak penjelasan, bukankah ini jadi sia-sia?
Wanita itu bertanya dengan perasaan kesal. “Apakah kamu bisa menyetir mobil?”
“Tidak bisa!”
“Oh seperti itu! Mobil yang begitu baik, sayang sekali jika hanya disimpan dalam garasi. Bagaimana kalau kita melakukan sebuah penawaran?” Setelah itu, ia menunjukkan senyuman yang ia kira itu dapat membuat orang-orang tertarik.
Tidak bisa dipungkiri bahwa wanita ini memang sangat cantik, apalagi membawa aura wanita yang dewasa. Senyumannya hampir membuat Norbert mereka tidak kuat menahannya.
Ia mendekatkan diri ke samping telinga Alvero. Belahan bibir merahnya terbuka dan tertutup. Aura wanita itu melalui telinga Alvero dan masuk ke dalam pakaiannya.
“Jualkan mobil itu kepadaku. Malam ini makan bersama, sebagai tanda terima kasih. Bagaimana?”
Alvero sangat terkejut wanita itu bisa berada di jarak yang dekat dengannya, sehingga ia bisa melihat jelas seluruh bagian tubuh wanita itu yang lembut.
Selain rasa terkejut, Alvero juga langsung menerima aksi wanita itu dengan cepat. Kalau wanita itu sudah mendekatkan dirinya, mengapa ia tidak melihatnya?
Ia melihat pemandangan indah di hadapannya, sambil memikirkan ucapan wanita itu dan berakhir menggelengkan kepalanya.
“Aku merasa mobil seperti ini tidak cocok dengan wanita sepertimu. Tenang saja, aku ada banyak orang yang hebat menyetir mobil. Mobil ini tidak mungkin disia-siakan begitu saja.”
Wanita itu terlihat bukanlah wanita mudah. Tidak perlu membahas yang lain, ia seorang wanita saja bisa sepenuhnya membayar mobil itu. Hal ini sangat menunjukkan bahwa ia bukanlah wanita yang bergantung pada lelaki.
Untuk lelaki yang terlihat biasa sepertinya, bagaimana mungkin wanita itu tertarik? Untuk makan bersama, mungkin hanyalah tipuan.
Saat itu, ia akan menerima kerugian yang lebih banyak.
Sedangkan wanita itu tidak sangka bahwa Alvero langsung menolaknya begitu saja dan agak mematung di tempat.
Paras wajah dan tubuh yang selalu membuatnya bangga, ini baru pertama kali ditolak oleh anak muda yang berusia dua puluhan tahun. Apalagi ia sendiri yang mendekatinya terlebih dahulu.
Rasa malu yang tidak bisa dijelaskan itu seketika membuatnya tenggelam.
“Bisa-bisanya, kamu…”
Awalnya ia ingin mengatakan bisa-bisanya Alvero menolaknya, tapi ia teringat lagi bahwa Alvero berhak menolaknya. Seketika ucapannya tidak bisa lanjut dikeluarkan. Ia hanya bisa menunjuk Alvero dengan wajah cantiknya yang memerah.
“Untuk apa kamu berteriak?” Setelah menahan lama, akhirnya ia mengucapkan sebuah kalimat.
Alvero meliriknya sekilas dengan tak sabar. Kalau bukan mobilnya masih coating dan tidak bisa selesai dalam waktu singkat, ia sama sekali tidak terganggu jika harus berkelahi dengannya.
“Apakah aku pernah berteriak? Sepertinya sejak awal, dirimu yang terus berteriak!”
Norbert mereka tidak dapat menahan lagi, “Pfft!” dan tertawa kencang.
Akhirnya, Alexander berjalan dari dalam dengan kesal. Sebelum pergi, ia menunjuk Alvero dan mengeluarkan sepatah kata dengan penuh kekesalan. “Tunggu saja kamu!”
Saat mobil sudah keluar dari dealer mobil, Alvero duduk di kursi penumpang samping kursi pengemudi. Jendela juga telah coating, sehingga bagian luar tidak dapat melihat bagian dalam. Ia juga terduduk di dalam dengan tenang.
“Kamu sungguh membiarkan aku untuk menyetir mobil ini?”
Norbert menginjak pedal gas. Ia sama sekali tidak sangka bahwa ia akan menyetir mobil mewah untuk pertama kali menyetir mobil. Perasaannya penuh dengan rasa yang tidak dapat dijelaskan.
“Kita ini disebut orang yang kaya, biasa dan berpendidikan. Argus siapa itu kaya, tapi apa yang bisa ia lakukan? Bukankah setiap hari kelakuannya seperti orang kaya baru? Entah apa yang disukai Quin darinya.”
“Mungkin hanyalah mobil jelek!”
Beberapa orang itu berbincang ria. Alvero yang duduk disamping juga tidak mengetahui rasa apa yang ia rasakan. Ia hanya bisa terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Hingga pulang kerja, mereka berempat baru tiba di kantor. Demi tidak begitu cepat ketahuan orang bahwa mereka memiliki mobil, mereka juga sengaja memberhentikan mobil di tempat parkir distrik sebelah.
Kebetulan matahari diluar sana sangat terik, sehingga wajah mereka penuh dengan keringat saat tiba di dalam kantor.
Hal yang janggal adalah orang-orang di dalam kantor memandang mereka aneh saat mereka masuk ke dalam kantor.
Mereka berempat saling memandang dan tidak menemukan hal aneh. Jangan-jangan mereka sudah ketahuan karena membeli mobil?
Norbert tidak tahan lagi dan kebetulan ingin mencari seseorang untuk bertanya. Lalu ia langsung menemukan Quin yang berjalan masuk ke dalam dengan sepatu haknya yang setinggi sepuluh sentimeter dan langsung berhenti disamping meja Alvero.
“Ada masalah?”
Alvero mengangkat kepalanya melirik sekilas dan menyadari keberadaannya. Lalu ia asal bertanya dan lanjut membereskan dokumen di tangannya, tidak lagi mengangkat kepala melihat dirinya.
Meskipun Quin sangat kesal, tapi wajah terus menahan raut yang sama. Melihat beberapa orang di sekitar memandangnya dengan tatapan tidak bersahabat, ia hanya segera ingin pergi setelah mengatakannya.
“Hari ini ada perayaan hari ulang tahunku, kamu datanglah. Bagaimana pun kita juga pernah menjalin hubungan.”
Seketika gerakan Alvero pun berhenti karena ucapannya, tetapi ia dengan cepat melanjutkannya.
Novel Terkait
The Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat