The Richest man - Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
Semakin dipikirkan, langkah kaki Alvero semakin cepat juga.
Sepanjang jalan, bisa dikatakan dia sangat bersemangat.
Dengan cepat, dia segera sampai di depan pintu kantor Hardi.
Ternyata betul, lampu masih menyala, orangnya belum pergi.
Alvero melangkah satu demi satu langkah mendekati pintu itu dan bersiap membukanya.
Tidak disangka, dia mendengar suara Argus dari dalam.
Hardi sedang menelepon dengan Argus.
Raut wajah Alvero terkejut, namun juga lega.
Benar juga,. setelah identitasnya naik, yang masih bermusuhan dengannya hanyalah Argus dan Haro.
Dan Argus adalah anjing pengikut dari Haro,
Berbuat hal jahat seperti ini, hanyalah dia yang bisa melakukannya.
“Halo, Hardi. Apakah kamu telah menyelesaikan semua hal?”
“Sudah, sudah. Sekarang tidak ada lagi yang menjaga disekitar Tuan Muda.”
Dengan pencahayaan yang sedikit, Alvero melihat Soba yang berdiri di samping Hardi pun mengepalkan tinjuannya.
Mungkin saja dia telah salah paham dengan Soba terkait hal ini.
Lagipula, emosinya ini buka dibuat-buat. Kepalannya pun terlihat snagat kuat sampai bergetar.
Dengan putus asa menggelengkan kepalanya, Alvero berkata dengan pelan.
Soba, mengapa kamu seperti ini? Apa ada hal yang tidak bisa kita selesaikan bersama?
Sedikit kecewa, namun lebih banyak emosi.
Dia emosi karena Hardi meminjam nama Keluarga He dan melakukan hal yang merugikan Keluarga He dibelakang.
Benar, Alvero juga termasuk Keluarga He.
Dan Hardi yang membahayakan dirinya sama saja berkhianat kepada Keluarga He.
Awalnya Alvero berpikir demukian, hingga Hardi berkata sesuatu.
“Saudara Argus, apakah keluargaku baik-baik saja?”
Mendengar perkataannya ini, orang di seberang sana tertawa merendahkan.
Lalu, barulah terdengar perkataan Argus yang aneh.
“Tenanglah, jika besok berjalan dengan mulus, keluargamu akan baik-baik saja. Jika tidak, hehe.”
Mendengar suara tawa dari orang seberang itu, membuat bulu kuduk naik semua.
Bahkan Alvero saja tidak tahan dengan hal beginian, apalagi Hardi.
Baiklah, Alvero sedikit tergoyahkan.
Dia merasa jika Hardi berbuat demikian demi keluarga, maka mungkin bisa mendapatkan sedikit maaf.
Jika tidak, bunuh dia.
Omong kosong, jika menghadapi orang yang ingin membahayakan dirinya, Alvero bukanlah seseorang yang lemah.
Setelah Hardi selesai berbicara dan menutup teleponnya, Alvero segera membuka pintu kantornya..
Tidak tahu apakah karena keduanya terlalu fokus dengan konten di dalam telepon selular itu, jika tidak... bagaimana bisa tidak mengetahui kehadiran Alvero.
Setelah Alvero mendorong pintunya, raut wajah kedua orang tersebut berubah.
“Tuan muda.”
“Tuan muda.”
Dengan otomatis, Soba berdiri di depan Hardi.
Juga tidak tahu apa yang diberikan si brengsek itu kepadanya sehingga dia begitu melindungunya.
Tidak hanya tidak menyembunyikan hal tersebut. Saat ini hal tersebut sudah terbongkar, dia juga masih bertindak demikian.
“Bagus, luar biasa bagus, Soba.”
Alero berkata demikian dengan menacungkan jempolnya ke Soba.
“Aku menganggapmu sebagai saudara senditi. Kamu pergi satu hari satu malam, khawatir terjadi sesuatu denganmu, tetapi bagaimana denganmu?”
“Kamu membohongiku dengannya, sekarang juga....”
Kakinya berjalan mundur beberapa langkah. Alvero benar-benar tidak peraya dengan semua ini.
“Soba, ce, cepat pergi lihat.”
Mungkin mengetahui perubahan suasana pikiran Alvero, Hardi mendorong Soba.
Tidak ada apa-apa lagi. Jika bukan demi keluarga sendiri, berikan sepuluh ribu godaan juga dia tidak akan membahayakan Tuan mudanya sendiri.
Sayangnya, sayang sekali.
Saat ini Tuan mudanya telah tahu, apakah dia akan memaafkannya?
Bagaimanapun, Tuan muda telah mengetahuinya, maka keluarganya sendiri....
Mari berkumpul bersama di neraka. Dengan pemikiran seperti ini, Hardi pun berdiri.
“Tuan Muda, aku telah bersalah padamu.”
Baru saja Soba memapah Alvero berdiri, Hardi berkata satu hal.
“Bagaimana membicarakan hal ini?”
Jika mengetahui cerita awal, Alvero masih saja berharap Hardi akan berkata sesuatu untuk membelanya.
Hanya saja, jangan membuat dirinya menjadi orang buta di dalam hal-hal tersebut.
Setelah mendengar satu demi satu kata dari Hardi, barulah Alvero mengetahui hal itu dengan perlahan.
Setelah Soba memapah Alvero, Hardi pun datang dan berkata suatu hal.
“Bagaimana membicarakan hal ini?”
Meskipun sudah mengetahui hal yang sebenarnya, namun Alvero berharap Hardi dapat membela dirinya
Setidaknya jangan membiarkan dirinya menjadi yang disalahkan sepenuhnya di dalam masalah ini.
Setelah Hardi menjelaskan satu per satu, Alvero akhirnya tahu dan mengerti apa yang terjadi sebenarnya.
Ternyata, hari dimana dia ditolong, Hardi mendapat telepon dari Argus.
Maksud dan tujuanya sangat jelas. Mereka ingin Hardi membantu mereka untu mengawasi Alvero dan memberikan kesempatan bagus untuk menangani Alvero.
Dan alasan di balik ini semua juga dikarenakan hal yang terjadi di malam itu.
Markas narkoba tersebut telah dihancurkan, Haro sebagai atasan Argus juga terlibat didalamnya.
Paman Yadi tidak bisa membereskan masalah dengan bersih, orang tersebut kabur ke luar negeri.
Sekarang si brengsek itu ingin menangkap Alvero sebagai sanderaan mengancam Keluarga He.
Itu sebabnya Hardi berani melengkungkan Zhang Chao demi keluarganya.
Benar, asalkan Alvero masih bisa dimanfaatkan, maka Haro tidak akan berani menyentuhnya.
Jika tidak, meskipun memberikan keberanian seratus kali lipat kepada Hardi, dia juga tidak berani membiarkan Alvero berkorban.
Karena siapa yang tahu bahwa Haro si gila itu akan melakukan apa terhadap Alvero.
Jika Alvero terbunuh, Keluarga He akan menyelidikinya. Dengan begitu, Hardi dan keluarganya tidak akan bisakabur.
Setelah mengetahui perkembangan masalah ini, Alvero pun memaafkan Hardi.
Tetapi, dia memiliki satu syarat. Hardi harus mengikuti rencananya selanjut ini.
Mengahadapi itu, Hardi menyetujuinya.
Setelah berbincang lama, Alvero baru terpikir akan satu hal penting.
“Dan lagi, Hardi, Soba dia....”
“Apakah Tuan muda ingin bertanya kepadaku mengapa Tuan Soba begitu baik kepadaku dan membantuku menyembunyikan hal ini?”
Rubah tua memang rubah tua, sekali lihat langsung mengetahui pikirannya.
Alvero tidak mengelak, kemudian menganggukkan kepala.
Ternyata, hal itu terjadi di usia Soba yang ke-10.
Dia yang seharusnya menikmati masa kecilnya dengan bahagia, tetapi malah dikeluarkan dari keluarganya untuk berjuang.
Anak yang baru berusia belasan tahun, tidak memilii uang, tidak ada masukan, hanya bisa bertahan satu demi satu hari.
Terakhir, di suatu hari ketika dia tidak bisa bertahan lagi, dia terjatuh di depan rumah sakit dan ditolong oleh Hardi.
Di bawah pengawasan Hardi yang teliti, Soba pun tumbuh menjadi seorang remaja berusia 15 tahun.
Setelah melewati kehidupan di luar, membuatnya menjadi hilang kepercayaan kepada orang lain.
Bahkan Hardi yang sangat baik kepadanya sekalipun, dia juga tidak mempercayainya.
Begitu berusia 15 tahun, tepat dimana dia memiliki sedikit tenaga dan setiap hari keluar untuk berjuang,
Dari detik itulah, dia pertama kali mendapatkan uang di hidupnya.
Dia juga tidak perlu bergantung kepada pemberian orang lain lagi.
Mulai dari sana, perlahan dia mulai jarang terlihat di pengawasan Hardi.
Lambat laun, hubungan keduanya menjadi semakin jauh.
Dari sebulan bertemu sekali, setahun sekali, sampai tidak bertemu lagi....
Lalu, waktu telah berlalu begitu cepat.
Meskipun Soba tidak begitu percaya kepada orang lain, tetapi dia masih memiliki hati nurani dan tahu membalas budi Hardi.
Awalnya Hardi tidak mengenalinya, dia sendirilah yang datang melaporkan dirinya.
Tentu saja, jika dia tahu bahwa dia akan menghadapi hal yang buruk seperti itu, membunuhnya pun dia tidak akan melakukannya.
Novel Terkait
Predestined
CarlyThat Night
Star AngelLove and Trouble
Mimi XuMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaHarmless Lie
BaigeDark Love
Angel VeronicaThe Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat