The Richest man - Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
“Sesuatu yang buruk telah terjadi padaku.”
Menghela napas dengan tak berdaya, Alvero berkata dengan lesu.
“Ha? Di mana kamu sekarang? Apakah di lantai bawah asrama?”
“Iya.”
Setelah menjawab dengan tanpa ragu, Alvero segera menambahkan.
“Itu, mengemudilah dengan pelan, aku tidak apa-apa.”
Meskipun Norbert mengatakan bahwa dia memiliki SIM, tapi dia benar-benar tidak memiliki banyak kesempatan untuk mengemudi di jalan.
Setelah Alvero membelikannya mobil, dia baru memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengemudi.
Alvero takut dia terlalu terburu-buru, dan……
“Baiklah, tunggu kami.”
Norbert benar-benar sangat sigap, setelah selesai berbicara dia langsung menutup telepon.
Beberapa orang Alvero ini juga tidak tahu pergi ke mana pada tengah malam seperti ini, Alvero sudah menunggu selama sepuluh menit dan tidak ada siapa-siapa yang datang.
Tak berdaya, dia berjongkok dan kakinya kebas, dan kemudian dia segera menghentakkan kakinya dan berkeliling di sekitar.
Ketika sedang berjalan, tiba-tiba dia bertemu dengan sesuatu secara tidak sengaja.
“Aiyo, gadis cantik, ayo temani kakak bersenang-senang malam ini.”
Di belakang asrama, ada sebuah gang yang gelap.
Biasanya tidak ada yang inign melewati jalan ini bahkan di pagi hari, dan juga tidak tahu siapa yang begitu sial di tengah malam seperti ini.
“Aku mohon kepada kalian, lepaskan aku, aku……”
Mendengar suaranya, dia masih seorang gadis kecil, bukan orang lokal, dan di dalam bahasa sehari-harinya terdapat aksen Sichuan.
Hehe, menarik.
Mendekat dengan perlahan-lahan, Alvero bersandar di sebuah sudut belokan, dan melihat ke dalam.
Saat ini, dia tercengang. Gadis di dalam itu, seksi sekali.
Tidak tahu apa yang dia pikirkan, kenapa tidak melewati jalan yang bagus, kenapa harus melewati jalan ini.
Jika orang yang sudah lama tinggal di tempat ini, kebanyakan orang tahu tempat ini terdapat berbagai jenis penjahat, dan tempat yang paling mudah terjadi sesuatu.
Dengar-dengar bahwa biasanya sering ada penculikan gadis.
Ketika Alvero baru datang ke sini dia masih tidak percaya dengan kejahatan ini, dan pernah sekali dia menangkapnya ketika berjalan bersama Norbert dan lainnya.
Pada saat itulah, Alvero baru menyadari betapa ngerinya di dalam.
Sejujurnya, jika bukan karena banyak orang pada saat itu, dan kempat orang asrama juga pergi.
Alvero yakin akan terjadi sesuatu pada dirinya sendiri.
Meskipun ada empat orang, Alvero selalu merasa ada yang mengikutinya dari belakang.
Tidak disangka, hari ini dirinya hanya berjalan-jalan, tetapi malah bertemu dengan hal seperti ini, sepertinya dia benar-benar memiliki takdir dengan gang ini.
Bagaimana? Menyelamatkannya atau tidak?
Terdengar suara jeritan wanita dari depan, tidak perlu ditebak, Alvero sangat mengerti, ketakutan wanita ini adalah akan terkena musibah.
Setelah menggigit bibirnya, Alvero akhirnya memutuskan untuk menyelamatkannya.
Tidak ada yang bisa dilakukan, tidak menolong saat melihat orang kesulitan itu bukan gayanya.
Namun, sebelum berinisiatif, dirinya juga harus mempersiapkan diri.
Pertama menelepon dan memberitahu kepada Norbert dan lainnya, kemudian mencari senjata yang bisa digunakan.
Setelah menyelesaikan semua ini, Alvero mengerutkan keningnya, dan dia bergegas keluar.
Di saat yang sama, kedua gangster itu baru saja ingin melakukan kejahatan.
Kemunculan Alvero mengganggu perbuatan mereka, raut wajah kedua orang ini seketika berubah menjadi jelek.
“Jangan, kalian lepaskan dia saja, aku bersedia menemani kalian.”
Mungkin karena telah ditakuti oleh kedua pria ini, awalnya gadis cantik yang sedang berteriak meminta bantuan, pada saat ini tiba-tiba mengalami perubahan yang besar.
“Kenapa diam saja? Cepat pergi.”
Sambil mengatakan ini, gadis cantik itu mengedipkan mata kepada Alvero, dan berkata kepadanya tanpa suara.
Cepat pergi, mereka punya senjata tempur jarak dekat.
Senjata tempur jarak dekat?
Bukankah itu adalah senjata api?
Pikiran seperti itu melintas di benaknya, dan kaki Alvero menjadi lemas.
Sial, tidak peduli apa pun yang dia bawa, pasti tidak bisa mengalahkan senjata jarak dekat.
Pada saat ini, benar-benar bukan waktunya untuk memamerkan kemampuan.
Alvero mengerti, jika ingin menyelamatkan gadis di depannya ini, dia juga harus membebaskan diri terlebih dahulu.
Namun, apakah dua orang di depannya ini akan membiarkannya pergi?
Alvero tidak berpikir demikian.
Seperti yang diduga Alvero, setelah kedua orang itu mendengar perkataan gadis itu, seketika lagsung tertawa “Hehe”.
Selanjutnya, mereka menggosok tangannya dan berkata.
“Gadis cantik, atas permintaanmu, kami bisa mempertimbangkan untuk membiarkannya mati dengan sedikit lebih mudah.”
Gawat.
Alvero menarik napas dan langsung berlari tanpa basa-basi.
Kecepatan itu tidak bisa dibandingkan dengan biasanya.
Alvero tahu jika kedua orang itu bisa berbicara seperti itu, dirinya pasti tidak akan bisa melarikan diri.
Dia mengirim sinyal marabahaya ke Paman Yadi secara diam-diam.
Sekarang hanya bisa berdoa agar Paman Yadi tidak tidur begitu awal, jika tidak, dirinya…….
Norbert mereka.
Tiba-tiba Alvero teringat dengan orang di asrama, dia segera mengirim pesan lagi, dan meminta mereka untuk jangan ke sini.
Setelah melakukan ini semua, rute pelarian Alvero juga telah diblokir.
Di tempat yang ada penjahatnya di mana-mana, Alvero bahkan tidak bisa melawan sedikit pun dan menyerah.
Tidak bisa apa-apa, mereka memiliki pistol.
Dan hanya melihat seseorang berjalan keluar dari sudut belokan, tubuhnya kecil dan pendek seperti anak kecil.
Tentu saja, jika bukan karena tatapannya itu, Alvero benar-benar akan menganggapnya sebagai anak kecil.
Tatapan orang ini benar-benar sangat aneh, terlihat kejam dan sadis.
Umurnya masih muda, dan juga tidak tahu apa yang telah dialaminya.
Mungkin karena merasakan simpati dari tatapan Alvero, Mori tersenyum dengan jijik, dan berkata.
“Sudahlah, kamu si bocah tidak akan mengira aku adalah seorang anak kecil,kan?”
“Eh.”
Dia benar-benar tidak menyangka pikiran yang ada di dalam benaknya langsung ditebak oleh orang lain, Alvero tidak bisa mengatakan apa-apa.
Namun……
“Hei, Mori juga hanyalah menderita dwarfisme, dan juga tidak suka menyentuh wanita, tak disangka di mata anak ini aku adalah seorang anak kecil.”
Di antara dua orang yang kasar, ada seseorang meletakkan tangannya ke tubuh gadis cantik itu, merabanya sambil berkata dengan riang.
“Diam, Beni, apakah tidak bisa menikmati gadis cantikmu dengan baik?”
“Jika banyak bicara lagi, aku akan membuat gadis cantikmu itu menjadi daging cincang.”
Dilihat-lihat Mori ini adalah orang yang mudah marah, dan juga tidak menyukai orang yang mengatakan dia seperti anak kecil.
Jika tidak, dia bahkan berani melawan orang sekutunya.
“Hahaha, Mori, jangan mengira aku tidak tahu apa yang kamu suka.”
Tatapan yang bejat tertuju pada Alvero, membuatnya merasa jijik.
Tak diduga, selanjutnya Beni mengatakan kata-kata yang menjijikkan.
“Kamu menyukai pria juga bukan hal yang baru di dalam gang ini, siapa yang tidak tahu.”
Setelah mengatakan ini, beberapa saat kemudian, Beni menunjuk Alvero dan berkata.
“Selain itu, pria ini, jika aku tidak salah menebak, kamu sudah memperhatikannya dari awal.”
Begitu kata-kata itu terlontar, Beni bahkan melaporkan waktunya.
Jika sebelumnya aku merasa jijik mendengar bahwa Mori menyukai seorang pria, maka sekarang aku merasa merinding.
Pantas saja dirinya selalu merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, benar-benar tak disangka……
Tiba-tiba badannya menggigil, Alvero melangkah mundur satu langkah.
Sial, ternyata orang di depan ini adalah……
Alvero benar-benar menangis tanpa air mata.
Seperti kata pepatah, lebih baik mati daripada dipermalukan, tapi sekarang, melihat eskpresi pria itu, dirinya takut bahkan kesempatan untuk mati saja tidak ada.
Novel Terkait
My Enchanting Guy
Bryan WuLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMy Lifetime
DevinaKisah Si Dewa Perang
Daron JayPergilah Suamiku
DanisThe Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat