The Richest man - Bab 87 Kejahatan

Dalam segerombolan orang ini, kejahatan yang diperbuat Beni merupakan kejahatan yang paling besar.

Jika bisa diringani, ia juga harus dikurung selama dua tiga tahun dalam penjara.

Untuk Fino dan si tunawicara itu, mereka boleh dikurung selama setengah bulan saja.

Tidak ada cara lain, selain mereka masih muda dan pernah membuat satu dua kali kesalahan, beberapa tahun ini mereka memang tidak banyak berbuat kejahatan.

Alvero tentu mengetahui semua ini setelah ia menyuruh Soba untuk mencari tahunya.

“Sudahlah, Tuan Muda Kecil Alvero. Aku sudah menyetujui Anda. Anda segera pulang sana.”

Saat Paman Yadi mengatakan ini, tatapannya kepada Alvero dipenuhi dengan rasa kasihan.

Di saat yang sama, ia juga merasa takut.

Tuan Muda Kecil Alvero mengirim pesan singkat kepadanya malam-malam, sedangkan ia....

Paman Yadi tidak tahan untuk menepuk keningnya, lalu bergumam pelan.

“Katanya orang tua sulit tidur, mengapa aku...”

“Sudahlah, Paman Yadi. Siapa yang tidak tidur pada malam hari? Ini bukan salah Paman.”

Alvero sudah sangat berpengalaman di dunia bawah, sehingga tatapannya juga sangat hebat.

Bahkan Alvero sendiri bisa menyadari Paman Yadi, orang tua yang lebih berpengalaman darinya.

“Aduh, Tuan Muda Kecil Alvero, aku....”

“Tenang saja. Jika Ibuku bertanya, aku tidak akan membocorkan kamu kepadanya.”

Alvero berkata sambil melambaikan tangannya asal.

Ia sendiri bahkan tidak mendapat luka kecil sekali pun. Ada apa yang harus dikhawatirkan?

Tapi mengingat nyonya he, Alvero juga pusing.

Bagaimana caranya ia menjelaskannya saat itu?

Saat Alvero melakukan semua ini, Soba terus berada di sampingnya.

Ia melihat semua tingkah laku Alvero. Di saat yang sama, ia juga merasa beruntung akan mendapatkan majikan yang baik.

Tapi Soba juga bisa menyadari wajah Alvero yang murung itu.

Alvero memang orang yang seperti itu. Demi kenyamanan orang lain, ia menanggung semua masalah kepada dirinya sendiri.

Alhasil berakhir seperti ini.

“Tuan Muda Kecil Alvero, mengapa Anda tidak memberi tahu kesulitanmu? Paman Yadi akan mengertinya.”

Suara itu terdengar kebingungan dan Soba berkata dengan tidak mengerti.

“Oh iya, aku lupa kalau Paman Yadi menginginkanmu.”

Bagai tidak mendengar ucapan Soba, Alvero langsung menepuk keras keningnya, lalu mengeluarkan sebuah kalimat yang seperti itu.

Selanjutnya dimana saat semua orang belum bereaksi kembali, ia telah melarikan diri dengan cepat.

“Aduh, Tuan Muda Kecil Alvero.”

Di saat yang penting, hanya Soba pihak yang bersangkutan langsung tersadar kembali.

Hanya terlihat ia langsung menarik Alvero dan buru-buru berkata.

“Tadi sudah ada orang yang memberi tahu bos. Kalau tidak, aku juga tidak berani pergi bersama Anda.”

Wajahnya penuh rasa bersalah.

Salah dirinya terlalu mementingkan hal-hal yang tidak berguna. Alhasil ia sendiri melupakan ini dan menyebabkan Tuan Muda Kecil Alvero gugup.

Tampang Soba yang kesal ini juga tidak tampak palsu. Alvero melihatnya dengan jelas.

Sebenarnya Alvero sudah mengetahui masalah itu.

Tapi demi menguji Soba, ia tetap harus bertindak seperti ini.

Tapi sekarang Soba memang seperti yang ia pikirkan.

“Bagus. Kalau begini sudah boleh, mari kita pergi.”

Dalam perjalanan pulang, mereka masih saja naik mobil yang dibeli Alvero.

Untuk supir, tentu masih Norbert yang melakukannya.

Dan Coco telah pindah ke dalam pelukan Soba dan membiarkan ia memeluknya.

“Bagaimana? Berat tidak?”

Marko ini sekali naik mobil, tidak dapat menahan untuk tidak mengoceh. Alhasil dirinya diomel Alvero.

Tidak ada cara lain, ia sendiri sudah menjadi seperti ini dan bocah ini.... Huh!

Karena adanya Alvero yang marah, perjalanan ini pun menjadi lebih tenang.

Hingga Alvero mereka membawa orang tiba di rumah sakit, Marko baru bisa menghela nafas lega.

“Sudah mengantar kalian tiba tempat. Akhirnya kita boleh pergi.”

“Benar sekali, padahal bersiap pergi mencari hiburan, mengapa....”

“Aduh, hari-hari masih panjang.”

Meskipun Norbert menasehati Marko berdua, tapi sebenarnya raut wajahnya juga sangat kecewa.

Alvero sudah lama tidak memedulikan mereka. Kebetulan hari ini, alhasil.....

Tidak ingin membicarakannya lagi.

Setelah menggelengkan kepala, Norbert pun bersiap untuk melayan baik kedua temannya yang lain.

Tapi siapa sangka di saat ini, Soba menghalangi mereka.

“Ada apa?”

Setelah melewati kejadian tadi, semua orang pun tahu bahwa Soba adalah anak buah Alvero.

Bahkan saat ini Soba bisa menghalangi mereka semua. Jelas sekali bahwa ini juga merupakan maksud Alvero.

“Kalau sudah datang, mari kita masuk bersama lihat sebentar.”

“Apa yang harus dilihat? Ada apa yang bagus dari rumah sakit?”

Marko mengerucutkan bibirnya. Untuk ucapan Alvero tadi, Marko merasa sangat tidak setuju.

“Hehe.”

Terkekeh licik beberapa kali, Alvero pun berkata dengan merayu.

“Marko, ikut jalan bersamaku. Siapa tahu kita berdua bisa minum bersama?”

“Minum bersama?”

Mendengar kata-kata Alvero, mata semua orang pun bersinar.

Benar sekali. Jika Alvero ingin minum bersama dengan mereka semua, maka itu merupakan hal yang terbaik. Tapi....

Pandangan semua orang mendarat pada Alvero, melihat dirinya yang lemah lembut, lalu tidak tahan untuk menggelengkan kepalanya.

Tubuhnya sudah seperti ini, bagaimana mungkin anak ini bisa minum bersama?

Mungkin mengerti pikiran semua orang, Alvero pun menggelengkan kepalanya, lalu jarinya menunjuk kearah rumah sakit.

“Nah, apakah kalian sudah melihatnya?”

“Rumah sakit?”

Mereka pelan-pelan sudah mengetahui pikirannya. Tapi siapa sangka Alvero memperjelasnya berkata.

“Benar, pergi periksa ke rumah sakit, bukankah bisa tahu boleh makan atau tidak?”

Begini juga boleh?

Semua orang tidak tahan untuk memuji kecerdasan Alvero. Mereka sekelompok pun masuk ke rumah sakit dengan berani.

Di dalam rumah sakit, tidak semua orang mengetahui Alvero si Tuan Muda Kecil ini.

Ia membawa begitu banyak orang, membuat orang lain mengira mereka ingin membuat onar, sehingga mereka pun langsung ditahan orang.

Segerombolan orang ini sungguh buta, bahkan tidak melihat Coco yang lemas di tangan Soba.

“Eh, apa yang ingin kalian lakukan?”

Seseorang dengan paha yang gemetar berteriak kencang, demi memberanikan diri.

Detik selanjutnya pun terdengar lagi ia berkata.

“Dilarang berisik dalam rumah sakit, kalian....”

“Disini ada pasien.”

Melihat orang ini sedang mempermalukan ia, Alvero sungguh tidak dapat menahannya.

Alvero pun langsung mendorong Soba ke depan, lalu menunjuk Coco yang berada di pelukan Soba berkata.

“Segera panggil Pak Hardi datang. Kalau tidak.....”

“Apakah semua orang bisa bertemu dengan Pak Hardi?”

Ternyata benar bahwa orang ini tidak pernha bertemu Alvero, tidak kenal status Alvero.

Kalau tidak, ia juga tidak mungkin menghalangi mereka.

“Huh.”

Setelah menggelengkan kepalanya tak berdaya, Alvero tertawa sinis, lalu memanggil lagi nama seseorang.

“Kalau semua orang belum tentu bisa bertemu dengan Pak Hardi, bagaimana dengan Tasya?”

“Kak Tasya? Kamu siapanya Kak Tasya? Bagaimana kamu mengetahui namanya?”

Baiklah, mungkin masih ada seseorang yang berada di belakang Tasya dalam rumah sakit tersebut. Mendengar nada bicaranya....

Mungkin bisa menebak pikiran Alvero, orang itu pun berkata dengan penuh percaya diri.

“Banyak cakap. Sekarang Kak Tasya bersama dengan Tuan Muda Kecil Keluarga He, memiliki kesempatan kapanpun untuk menjadi orang kaya. Bagaimana orang lain bisa membandinginya?”

“Ckckck.”

Mereka semua sungguh tak sangka bahwa orang ini berani-beraninya berlagak di di depan Alvero sendiri. Mereka pun tidak tahan untuk tertawa.

Bahkan Soba yang biasanya tidak ingin banyak ikut campur, saat ini juga tidak tahan untuk tertawa.

Oh Tuhan, ternyata benar kalau di samping diri tidak boleh ada rekan tim yang bodoh.

Kalau tidak, entah kapan mereka bisa membongkarkan dirinya secara tanpa sadar.

“Bukan, apa yang sedang kalian tertawakan?”

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu