The Richest man - Bab 20 Sinis

Suara yang tiba-tiba muncul seketika memotong perbincangan orang-orang.

Quin menatap sinis sekilas kearah pintu dan menebak apakah ada seorang pelayan yang memanggilnya datang.

Stephanie langsung mengabaikan Quin dan Argus, lalu berkata kearah pintu sana. “Benar disini. Silahkan masuk!”

Seorang lelaki dengan kemeja hitam masuk ke dalam dan mematung sebentar setelah melihat ruangan penuh dengan banyak orang. Tapi dengan cepat terdengar suaranya, “Siapakah Tuan yang bernama Alvero?”

“Aku!”

“Untuk apa kamu mencarinya?”

Terdengar dua suara yang muncul di saat yang sama. Suara Quin hampir menutupi suara Alvero. Lelaki berkemeja hitam itu mengerutkan dahinya dan melirik sekilas kearah Quin.

“Maaf menganggu kalian semua. Aku adalah manajer klub ini, bermarga Yuan…”

Mendengar kata ‘manajer’, Quin tidak tahan untuk memotong pembicaraannya, lalu berdiri di tengah antara Alvero dan orang yang memanggil dirinya sebagai manajer.

“Ternyata kamu adalah manajer disini. Aku datang menghabiskan uang disini karena melihat klub kalian cukup mewah. Tapi bisa-bisanya kalian membiarkan seorang pencuri masuk. Apakah kamu tahu betapa berharganya barang yang kita miliki? Bagaimana kalau barang kita dicuri? Apakah kalian bisa membayarnya?”

Mendengar ucapannya, tatapan manajer itu menjadi suram, lalu melirik sekilas semua orang yang berada di dalam ruangan. Jika disini ada seorang pencuri, maka satu-satunya orang yang memiliki kemungkinan paling besar adalah Alvero. Lagipula pakaian semua orang yang paling sederhana adalah Alvero.

Tapi manajer ini cukup pandai. Meskipun pandangannya teralihkan kearah Alvero secara tidak sengaja, tapi ia juga tidak melihat Alvero begitu lama. Lagipula ia cukup mengerti bahwa seseorang tidak boleh hanya dilihat dari penampilan.

“Kalau Nona ini bilang disini ada pencuri, maka mohon tunjukkan orangnya. Aku akan segera menyuruh petugas keamanan ke atas. Jika sungguh ada kejadian yang seperti itu terjadi, maka kalian tidak perlu membayar untuk pembelian hari ini. Kalian juga bisa menikmati sepuluh kali kesempatan sebagai VIP.”

Mendengar kata-kata manajer, Quin dan Argus berdua sangatlah semangat, lalu langsung berjalan ke samping Alvero, menarik pakaiannya untuk maju selangkah.

Tapi bagaimana mungkin Alvero membiarkan dirinya ditarik begitu saja.

Setelah ditarik begitu lama, Quin baru menyadari dirinya tidak bisa menarik Alvero. Jika ini terjadi pada masa lalu, ia hanya perlu asal memainkan jarinya dan Alvero akan mengikutinya dengan senang hati, lalu mendorong dirinya.

Setelah menunggu Quin melonggarkan tangannya, Alvero menepuk pelan bagian dimana Quin menariknya, seperti merasa jijik dengan tingkah laku Quin.

“Orang ini! Apakah kamu tidak bisa menyadarinya? Lihatlah pakaiannya yang tidak layak, apakah ia berhak berdiri disini?”

Paru-paru Quin kesakitan setelah dibuat kesal oleh Alvero, sehingga kata-katanya juga terdengar kasar.

Manajer agak ragu mendengar ucapan Quin. Lagipula tujuan ia masuk ke dalam adalah mencari seorang lelaki yang bernama Alvero. Tapi saat ini hanya ada dua orang yang berada di dalam ruangan. Ia cukup kenal dengan salah satunya, setidaknya ia sudah pernah bertemu untuk beberapa kali. Kalaupun tidak ingat nama, tapi ia bisa mengetahui bahwa orang itu tidak dipanggil Alvero.

Maka hanya tersisa satu kemungkinan, yaitu lelaki yang ditunjuk sebagai pencuri.

Mengingat ini, manajer sama sekali tidak langsung memanggil petugas keamanan masuk, melainkan mengalihkan pandangan kearah Alvero.

“Maaf, Tuan. Apakah yang dikatakan Nona itu benar?”

Alvero bahkan tidak mengejap matanya, lalu menggelengkan kepalanya.

Manajer menoleh kepalanya kearah Quin setelah melihat Alvero mengelaknya.

“Kalau begitu, apakah Nona memiliki bukti bahwa Tuan ini adalah pencuri itu?”

Quin mendengus pelan. Ia memandang Alvero, tetapi kata-katanya ditujukan kepada manajer yang disamping. “Pemilik Patek Philippe kehilangan satu-satunya gelang tangan kuarsa rutilated di dunia ini. Sedangkan gelang tangan itu kebetulan dibawa oleh lelaki yang berdiri di hadapanmu. Ia bilang ia sendiri yang membelinya, apakah menurutmu itu mungkin?”

Setelah mengatakan kata-kata itu, manajer itu pun tercengang. Bekerja disini dan mendengar banyak hal bukanlah hal yang menakjubkan, jadi ia tentu juga mengetahui bahwa kuarsa rutilated itu adalah kuarsa termahal dan jarang ditemukan di dunia ini.

Setelah mengatakan itu, Quin segera mengeluarkan gelang tangan yang hancur dari dalam tasnya.

“Mengingat ini, kebetulan hari ini aku bersiap menghubungi pemilik Patek Philippe untuk mengatasi masalah tersebut. Bagaimana kalau hari ini kita urus semua masalah disini saja?”

Stephanie sudah mau marah, tapi ia terus ditarik oleh Alvero. Setelah mendengar ucapan ini, ia akhirnya tidak dapat menahan lagi. Meskipun ia tidak kenal lama dengan Alvero.

Selain agak terlalu pecundang, Alvero juga tidak begitu buruk yang seperti dikatakan oleh wanita itu. Hari ini ia yang menarik Alvero datang keatas minum, tapi siapa sangka bisa terjadi masalah seperti ini.

“Apakah kamu boleh menutup mulut bodohmu itu? Kamu itu sudah menjadi mantan dan masih saja setiap hari melakukan begitu banyak hal buruk. Kalau orang yang tidak tahu, pasti akan mengira bahwa kamu yang tidak bisa melupakannya. Entah bagaimana dengan perasaan orang yang berada disampingmu sekarang. Pacar sedang merayakan ulang tahun dan mengajak mantan pacar. Hatinya besar juga, apakah kamu tidak takut diselingkuhi?”

Stephanie juga dibuat kesal, sehingga mengatakan hal-hal seperti itu. Hanya saja ucapannya ini membuat raut wajah dua orang yang di sebrang berubah total.

Awalnya Argus mendengar Quin ingin mempermalukan Alvero, jadi ia baru menyuruhnya datang untuk menghadiri perayaan ulang tahun Quin. Selain orang-orang yang berada di dalam ruangan tahu mereka datang untuk mempermalukan Alvero, orang lain belum tentu tahu.

Quin pun juga langsung teringat akan hal itu, lalu segera menarik lengan Argus meminta bantuan untuk menjelaskannya.

Wajah Argus seketika menjadi sangat suram. Alvero yang berada di belakang Stephanie pun tidak tahan untuk tertawa. Ia tidak sangka bahwa wanita ini berani juga.

“Kamu jangan memfitnahku ya. Aku lihat kamu sama Alvero lagi dekat, kalau tidak, mengapa kamu terus membantunya? Ia baru saja tertangkap ke kantor polisi dan kamu langsung menolongnya. Sekarang kamu disini sedang menghabiskan uang lelaki lain untuk membiayai lelaki ini, mengapa kamu begitu sempurna?”

Manajer melihat percakapan kedua orang itu semakin parah dan hampir saja sudah mau berkelahi, ia langsung berdehem pelan di samping.

“Tuan, tadi ia panggil Anda Alvero kan? Hmm…masalah ini?”

Alvero!

Manajer itu tiba-tiba tersadar kembali. Ia datang kesini demi mencari Alvero. Ia tidak sadar saat mendengar nama ini, tapi setelah memanggil ulang, ia langsung terus menatap lelaki di hadapannya.

“Maaf, apakah Anda adalah Tuan Alvero?”

Alvero mengangguk. Awalnya ia ingin bertanya mengapa manajer ini ingin mencarinya, tapi selalu dipotong oleh Quin, sehingga ia melupakan hal tersebut. Sekarang mendengar manajer mengungkit ulang masalah ini, ia baru teringat lagi.

“Ini adalah hadiah pemberian Direktur David untuk Anda, yaitu kartu VIP klub untuk selamanya. Tempat perbelanjaan milik kita manapun, Anda akan memperoleh diskon sebanyak tujuh puluh persen.”

“Apakah kamu buta? Bagaimana mungkin ia adalah orang yang kamu cari?” Suara Quin yang tajam lagi-lagi memotong percakapan mereka.

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu