The Richest man - Bab 36 Pembayaran
"Apa aku ada menyuruh dia untuk membayar?"
Senyum Bella berangsur-angsur melebar di bibirnya, melirik Quin yang dengan acuh tak acuh menyerahkan kartu itu ke Sales Asistant.
"Tidak semua orang sepertimu, yang hanya bergantung pada pria untuk hidup!"
Alvero melirik ke arah Bella, dan tidak bisa menahan tawa. Ia memiliki kebiasaan mengelus kepalanya dan mengambil kartunya kembali.
"Gesek saja punyaku!"
Setelah membayarnya, Alvero membawa tas itu, Bella berjalan sambil menggandeng lengannya, dan suara pelayan pun berlalu dari belakang.
"Tuan, ini uang 20juta Anda, terimalah!"
Mendengar suara itu, Bella tiba-tiba berbalik dan melihat ke arah Quin: "Tiap orang terkadang punya uang terkadang tidak, pacarmu sedang tidak punya uang, mungkin itu hanya sementara, Namun jangan membutakan matamu, dengan mencari orang yang berpura-pura menjadi kaya. "
Singkatnya, hanya tinggal meereka berdua, Quin masih tidak paham, namun Argus yang di sampingnya mendengar dengan jelas apa yang dikatakannya, ia ingin membantah, namun ia telah mengambil uang 20 juta itu di tangannya, dan juga tidak tahu harus bagaimana mengelaknya, ia hanya bisa menatap sosok Alvero yang pergi begitu saja.
"Kenapa, hatimu tidak nyaman karena aku menindas mantan pacarmu?" Bella menatap wajah Alvero yang cemberut dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengejek.
Alvero menoleh sedikit ke samping, dan merupakan berkah bagi wanita itu bisa berada disisiku yang memiliki banyak uang.
"Kamu terlalu banyak berpikir, aku hanya tidak mengerti mengapa wanita harus hidup seperti ini."
“Hei, aku seorang wanita juga!” Bella memukul punggungnya dengan jengkel.
Saat itulah Alvero baru sadar apa yang barusan dia katakan, dia hanya tersenyum canggung, dan membiarkan Bella memukulnya, agar dia bisa lega.
"Jika kamu tidak punya uang, apakah kamu akan seperti dia?"
Alvero masih tanpa ragu bertanya padanya. Bella langsung memilih untuk mengabaikannya, kasihan Mia, pria seperti ini jelas-jelas merasa dirinya lebih tingi, tidak heran dia akan berbicara tentang mantan pacar seperti itu.
Alvero menatap pandangannya yang dingin, ia sedikit tidak enak untuk tertawa, di kepalanya teringat Nabila yang masih terbaring di tempat tidur saat ini.
Berbicara tentang itu, dia juga tidak punya uang, tetapi dia tidak hidup seperti Quin. Dia tidak takut pada ancaman Haro. Dia berdiri dan menopang dirinya sendiri, yang sebenarnya tidak baik!
Jika dia bisa seperti Quin, bahkan jika hanya sedikit pun itu sudah baik, jika dari awal ia membicarakan masalah ini dengan Alvero, maka hasilnya tidak akan menjadi seperti sekarang.
"Baik, apa yang sedang kamu pikirkan? Apa kamu sedang memikirkan perawat kecilmu? Dengarkan perkataan bibi, dia juga merupakan gadis yang baik, jika kali ini aku bisa selamat..."
Bella tidak lanjut bicara, hasil akhir ini bukan sesuatu yang bisa mereka putuskan dalam satu kalimat, hanya berharap gadis itu tidak akan melakukan hal-hal bodoh setelah sadar.
Setidaknya tidak menyakiti hati adik laki-lakinya.
Ketika mereka menemukan Mia, Mia sedang memilih cincin untuk Alvero dan sedang membandingkan beberapa jenis, yang termurah semua lebih dari 2 miliar.
"Bu, aku belum menikah. Untuk apa membeli cincin?"
Mia meraih tangan Alvero dan mencoba sebuah cincin untuknya: "Anak laki-laki yang memakai cincin atau sesuatu di tangannya, bukankah itu terlihat lebih bagus? Lihatlah kakakmu, keluar tiap hari dan berpakaian mewah. Lihat dirimu, sudah sejak lama aku hanya mendengarmu membeli mobil merk apa itu Phaeton."
Membicarakan hal ini, Mia memandang Alvero dengan perasaan tak percaya.Di matanya, putra-putra mereka hanya pantas mengendarai Bentley atau Lamborghini.
Alvero tampak ingin menangis menatap Mia.
"Ini mobil merk Phaeton. Mobil ini jauh lebih elite daripada Land Rover. Harganya juga lebih dari 4Miliar. Mobil itu sederhana dan juga mewah!"
Bella tersenyum sambil menutupi mulutnya, ia benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan anak ini. Di usia segini, dia sudah berbicara tentang kemewahan dan kesederhanaan , namun saat bicara tentang mobil Phaeton, jika itu bukan merek terkenal, Bella juga berencana untuk membelinya.
"Aku tidak peduli, sebentar lagi akan diadakan pertemuan keluarga, kamu harus berpenampilan baik untuk membuat semua orang tahu bahwa kamu adalah tuan muda keluarga He, dan lihat siapa lagi yang berani menindasmu!"
Ini bukan pertama kalinya Alvero mendengar soal pertemuan keluarga, padahal duduk bersama para bibi dan makan bersama, jika diadakan rumah orang biasa, mereka menyebutnya makan malam, namun jika diadakan di rumah orang kaya, maka namanya pertemuan keluarga.
Kelasnya memang berbeda, cara bicaranya ada sedikit berbeda, ia tersenyum tak berdaya, menyaksikan Mia memilih-milih cincin, dan akhirnya ia menunjuk kearah cincin yang relatif sederhana, namun dengan harga lebih dari 8miliar, Alvero sejenak menghela napas panjang.
Dia membeli mobil seharga 4 Miliar, ia merasa harga nya lumayan, Sedangkan Mia, membeli satu cincin seharga 8Miliar, pantas saja ia memandang rendah mobil Phaeton-nya itu.
Setelah membeli cincin itu, ia juga membawa Alvero untuk membeli arloji. Baru siang ini, uang yang dihabiskan untuk Alvero sudah hampir puluhan miliar. Uang saku nya yang senilai 200 miliar itu, jika diberikan pada ibunya pun pasti tidak akan cukup untuk beberapa hari..
Sebelum meninggalkan mal, Mia tiba-tiba menariknya kembali.
"aku belum membeli barang untuk orang tua yang mengasuh mu sejak kecil!"
Setelah mendengar ini, air mata Alvero hampir menetes, Sejak ia tahu dia masih memiliki orang tua kandung, dia takut mereka akan meninggalkan orang tua angkatnya, namun setelah Mia melakukan semua ini, ia bukan hanya tidak meninggalkannya, tetapi juga memperlakukan mereka dengan sangat baik.
Kembali di rumah sakit, Alvero pasti gugup, ia takut ia mendengar kabar buruk begitu dia masuk.
Mia yang memperhatikannya, langsung dengan lembut memegang tangannya. "Jika kamu tidak nyenyak tidur di sini, pulang lah bersama ibu. Kamar sudah dirapihkan, tinggal menunggumu. Perawat kecil itu, kamu tidak perlu khawatir. Kali ini, selain peralatan, tim medis top di Jerman juga sudah datang, dan aku yakin mereka akan berhasil. "
Alvero sedikit terkejut, ia menarik tangan ibunya dan tak tahu harus berkata apa, Bella yang di samping membantu mereka meredakan suasana.
"Aku akan mengadakan konser musik, jika kamu punya waktu, kamu bisa membawa teman-temanmu datang!"
“Benarkah?” Alvero sedikit terkejut, dan kemudian melihat Bella mengeluarkan beberapa tiket konser untuknya.
"Jika itu tidak cukup, kamu bisa memberitahuku,aku memberimu tempat yang terbaik!"
Stephanie dan Nabila, keduanya adalah penggemar berat Bella. Jika mereka tahu bahwa Bella adalah sepupunya, mereka pasti akan sangat bersemangat.
Tetapi teringat Nabila yang masih terbaring di tempat tidur, kegembiraanya hilang.
Baru beberapa orang yang baru saja pergi, Quin muncul lagi di pintu rumah sakit, menatap punggung Alvero, seperti serigala yang menatap mangsanya.
Novel Terkait
Inventing A Millionaire
EdisonUnplanned Marriage
MargeryThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensUnperfect Wedding
Agnes YuMeet By Chance
Lena TanThe Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat