The Richest man - Bab 91 Kepala Pusing
Mencari masalah dengan orang yang tidak seharusnya. Bagaimana ini?
Kepala pusing.
Orang itu memegang keningnya dengan tangan, ingin berpura-pura pusing.
Sayangnya Jello tidak memberi kesempatan itu untuknya.
“Prakk Prakk”, jika Alvero tidak salah lihat, pukulan orang mendarat tepat pada daging orang itu yang lembut.
Pemuda yang baik, cukup galak sekali.
Orang itu berteriak kesakitan, bahkan melebihi suara Quin.
Soba ya Soba, bahkan agak curiga kalau kamu terpengaruh oleh kecantikan wanita, sehingga tidak mengeluarkan kemampuan yang sesungguhnya.
Sebenarnya jika Soba mengetahui apa yang dipikirkan Alvero sekarang, ia mungkin saja berkata kasar.
Harus dketahui bahwa ia memukul seorang wanita. Kejahatan yang dilakukan wanita itu juga tidak dapat mudah dimaafkan.
Ditambah di kantor polisi kemarin, ia selalu menjalankan hal-hal yang memihak keadilan, seperti sekarang.
Tidak membahas orang-orang yang dipukul, bahkan hati Soba juga merasa tidak enak.
Tapi berada di samping Alvero, ia akan memiliki kesempatan yang lebih banyak, anggap saja beradaptasi terlebih dahulu.
Berpikir dengan tak berdaya, tenaga Soba pun jadi semakin berat.
“Yo.”
Tapi ia tak sangka saat ini, Jello bisa-bisanya bersiul kearahnya.
Hal tersebut membuatnya terkejut.
Detik selanjutnya, ia pun menemukan bahwa mulut pemuda itu bergumam, ingin memberi tahu namanya di hadapan banyak orang.
“Aku bilang kamu di....”
“Diam, Jello.”
Ia sendiri sudah berjanji kepada Ayahnya. Jika selama ia berada di luar, ia tidak menghasilkan apapun, ia tidak akan memanggil dirinya sebagai anggota Keluarga Ye.
Ia melirik kearah Alvero, lalu menemukan ia yang menatapnya dengan senyuman yang tidak seperti senyuman.
Gawat,
Ia sendiri juga tidak tahu, apakah Tuan Muda Kecil Keluarga He ini tidak menginginkannya karena identitas yang sesungguhnya,
Sudahlah, jika Tuan Muda Kecil He kehilangan dirinya karena hal kecil seperti itu, maka itu sudah ditakdirkan juga.
Hanya sayang sekali, ia baru saja bertemu dengan orang yang cocok.
Pandangannya bertemu dengan tatapan Soba yang tak berdaya, Alvero pun tertawa.
Ia tak sangka bahwa matanya sendiri bisa-bisanya begitu hebat, memilih seseorang yang memiliki latar belakang.
Di tempat ini mungkin masih ada orang yang tidak mengetahui Keluarga Ye yang tersembunyi itu.
Tentu, jika diletakkan pada masa lalu, Alvero sendiri juga tidka tahu.
Hanya saja saat pesta keluarga yang mereka hadiri beberapa hari sebelumnya, hefuren sendiri pernah mengungkit keluarga lain.
Bibirnya membentuk sudut yang sangat indah.
Di Keluarga Ye terdapat sebuah aturan yang tak tertulis.
Aturan itu adalah setiap anggota Keluarga Ye harus keluar praktik sebelum mencapai usia sepuluh tahun. Hingga usia delapan belas tahun dimana saat mereka pulang rumah, mereka harus mendirikan usaha sendiri hingga sukses tanpa bergantung atas nama Keluarga Ye.
Kalau tidak, mereka pun tidak boleh kembali lagi ke Keluarga Ye.
Sebuah syarat keluarga yang sangat kejam, yang disebut sebagai Keluarga Ye tidak membesarkan orang yang tidak berguna.
Tapi karena aturan Keluarga Ye ini juga.
Jadi ada sebagian besar orang-orang di keluarga mereka merupakan orang yang sangat hebat.
Mungkin juga terpengaruh akan sering berkeliling, sehingga beberapa orang ini sangat misterius.
Alvero mengangguk dengan puas, lalu melambaikan tangan kepada Soba dan langsung berkata.
“Sudahlah, kamu kembali saja.”
“Baik, Tuan Muda Kecil.”
Soba begitu patuh, sikapnya bahkan lebih baik dari anak buah manapun, tapi siapa sangka bahwa statusnya begitu tinggi.
Sembari pikiran dengan Alvero, saat ini mental Soba juga terjadi perubahan.
Kalau Alvero sudah mengetahui statusnya, maka untuk apa dirinya lanjut berakting.
Tak apa-apa kalau tidak menjaga harga dirinya, setidaknya harus menjaga harga diri Keluarga Ye.
Apalagi jika ia bisa bekerja di samping Tuan Muda Kecil Keluarga He, maka percobaannya ini juga termasuk lewat.
Penerus warisan Keluarga Ye, aku sudah datang.
Matanya bersinar. Akhirnya Soba juga menunjukkan ekspresi angkuh khusus milik Keluarga Ye.
Alvero sudah memberikan perintah, tetapi orang ini malah menantangnya.
Ia memukul Quin keras beberapa kali lagi. Soba pun tertawa aneh, pergi dari sampingnya, lalu pelan-pelan berjalan kearah Alvero.
Alvero jelas sekali merasa kejanggalan pada Soba, lalu ia pun tidak tahan untuk mengerutkan dahinya erat.
Soba ya Soba, jangan-jangan kamu mengira aku takut kepada Keluarga Ye yang berada di belakangmu?
Sudahlah, aku ampuni kamu hari ini.
Untuk lain kali, kamu harus berhati-hati.
Bisa jadi orang baik, tapi tidak mau dan bisa-bisanya ingin melakukan kejahatan.
Alvero menggelengkan kepalanya kecewa. Ia tak sangka orang yang ia pilih sendiri bisa-bisanya merasa bangga demi sebuah status dan langsung memancing diriku.
Mungkin ada sebuah poin dimana dirinya harus memberi tahu kepada Tuan Muda di hadapannya.
Pikiran itu melintas di otak. Alvero juga tidak sungkan, lalu langsung berkata.
“Soba, aku menganggapmu sebagai teman. Dan kamu....”
“Tenang saja, Tuan Muda Kecil. Ada aku di sampingmu, maka tidak akan ada orang yang bisa mengganggumu.”
Auranya sudah berubah, bahkan sudah berani mengatakan kata-kata besar.
Tatapannya melintas sebuah rasa kekecewaan.
Jika orangnya tidak ingin menerima kebaikannya, Alvero tentu tidak akan banyak berkata.
Hanya menemukan ia berbalik badan dan berkata kepada pemuda itu.
“Tuan Muda Jello, mungkin kamu sudah mendengar berita dimana kemarin malam aku tertangkap?”
Orangnya sudah berada di hadapannya, bahkan juga memberi bantuan kepadanya.
Demi Keluarga He, ia sendiri juga tidak boleh mencari masalah.
Hanya saja tubuhnya tidak memperbolehkan dirinya.
Untung saja Tuan Muda Jello bukanlah orang yang pelit. Untuk ucapan Alvero, ia bisa-bisanya mengangguk.
“Tuan Muda Alvero terkejut akan kemarin malam, sekarang sudah saatnya ia beristirahat. Kalau begitu, aku tidak mengganggu lagi, lanjut saja lain hari.”
Aura Tuan Muda Jello ini masih termasuk....
Kata ‘bagus’ bahkan belum keluar dan Alvero langsung mematung.
Ia hanya menemukan Jello menggunakan tangan menepuk wajah orang itu dan terkekeh berkata.
“Kamu harus ingat, jika lain kali lihat aku dari jauh, maka kamu harus mencari jalan lain, kalau tidak....”
Kepalan lagi-lagi melayang, lalu menghajar wajah orang itu tanpa ragu dan langsung menghajar orang itu hingga hilang kesadaran.
“Ini...”
Alvero tak dapat berkata-kata, lalu melihat Tuan Muda Jello lagi. Sedangkan Tuan Muda Jello itu sudah pergi jauh.
“Tuan Muda Kecil, kita harus bagaimana ini?”
Rumah sakit yang baik-baik saja, mengapa sering muncul masalah setelah adanya Tuan Muda Kecil ini, bahkan sekarang terjadinya pertengkaran.
Untuk dua orang ini, jika tidak ditolong dan membiarkan mereka berbaring disini, mungkin mereka tidak memiliki cara untuk menolong diri sendiri dan hanya menunggu kematian mendatang.
Dan mati juga ada pengaruh terhadap rumah sakit.
Jika Pak Hardi yang mengatasi masalah ini, saat ini ia pasti akan membawa orang masuk ke dalam rumah sakit untuk menjalani pengobatan.
Tapi tadi Tuan Muda Kecil-nya sendiri bilang tidak ingin menolong orang, jika ia sendiri sekarang....
“Pak Hardi, jika masalah tersebut terjadi pada dirimu, apa yang akan kamu lakukan?”
“Apa yang akan aku lakukan?”
Otaknya bingung sesaat dan Pak Hardi baru mengerti maksud Alvero.
“Aku pasti akan membawa orang ke dalam rumah sakit untuk menjalani pengobatan.”
Setelah bergumam pelan, Pak Hardi juga tidak tahu Alvero dengar atau tidak, lalu bersiap untuk mengganti jawaban.
Sayangnya Alvero telah mendengar jelas apa yang ia katakan.
“Sudahlah, kamu....”
Saat ini tanpa menunggu Alvero selesai mengatakannya, Pak Hardi pun buru-buru membuka mulut berkata.
“Tuan Muda Kecil, jika tidak menolong mereka, dengan kondisi mereka sekarang ini, mereka pasti akan mati.”
“Apalagi dilihat dari penampilan kedua orang ini, keluarga mereka juga belum tentu kaya, bahkan belum tentu memiliki uang untuk menolong mereka.”
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyHalf a Heart
Romansa UniverseUnlimited Love
Ester GohSederhana Cinta
Arshinta Kirania Pratista1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaAwesome Guy
RobinThe Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat