The Richest man - Bab 32 Pacar

Alvero dengan langkah terhuyung huyung mengikuti ranjang yang didorong di depannya, sampai pada pintu ruang operasi tertutup dia baru menundukkan kepalanya.

Dia menyadarkan dirinya pada dinding, rasanya dirinya begitu kosong, tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat melihat dokter dan perawat yang keluar masuk ruang operasi.

“Apa hubunganmu dengan pasien? Apa kamu bisa menghubungi keluarganya?”

Seorang perawat mendekati Alvero, tetapi Alvero masih saja tenggelam dalam dunia nya sendiri, dia sama sekali tidak mendengar akan apa yang dikatakan oleh perawat itu.

Setelah itu perawat menarik lengan baju yang dikenakan Alvero, mencoba untuk menyadarkannya.

“Pacar!”

Setelah mengatakan itu ekspresi di wajah si perawat terlihat berubah, wajahnya penuh kemarahan saat menatap Alvero.

“Jangan berbicara sembarangan, meskipun Nabila sangat tidak berdaya pada saat ini, tetapi dia tidak mungkin memiliki pacar sepertimu, oh, aku tahu, kamu si gila yang memaksa Nabila untuk melompat dari atas gedung kan!”

Perasaan Alvero pada saat ini memang sedang sangat buruk, begitu mendengar perkataan perawat itu amarahnya langsung mencuat, menatapnya dengan tatapan sangat kesal.

“Jika kamu pergi sekarang juga mungkin masih keburu!”

Perawat itu menyeringai, saat dia akan mencemooh Alvero, tiba tiba pintu ruang operasi terbuka, seorang dokter berteriak kepada perawat di depan Alvero.

“Mana dokumen yang harus ditandatangani oleh keluarganya? Jika tidak bisa mendapatkannya maka kita tidak bisa melakukan operasi, menunda nya lebih lama lagi hanya akan membahayakan pasien!”

Alvero langsung panik saat mendengar perkataan dokter, dia menatap Perawat di depannya dengan tatapan sangat dingin, kemudian merebut surat yang ada di tangannya, menandatangani nya, kemudian menyerahkannya kepada dokter.

Pada awalnya dokter itu terlihat sangat terkejut saat melihat Alvero, kemudian saat melihat hubungan yang tertulis di surat persetujuan operasi tertuliskan “pacar”, membuat tatapan kedua mata dokter itu terlihat sangat rumit untuk diartikan.

Dokter itu juga sudah mengalami begitu banyak kejadian yang berhubungan dengan pasien, dia hanya melihat Alvero sekilas kemudian masuk ke dalam ruang operasi, mengerahkan seluruh pikirannya kepada operasi yang akan dia lakukan.

Perawat itu dikejutkan oleh tindakan tiba tiba dari Alvero, “apa kamu tahu siapa saja yang boleh menandatangani surat persetujuan itu!”

“Cukup!” Pada saat ini yang berteriak bukanlah Alvero, melainkan Hardi, kepala rumah sakit.

Tanpa memalingkan kepalanya, Alvero bahkan mengetahui siapa pemilik dari suara itu, jauh sebelum dia masuk ke rumah sakit ini, dia sudah sering bertemu dengannya.

Begitu sampai di belakang Alvero berdiri, dia memelototi perawat itu, “lakukan apa yang harus kamu lakukan!”

“Pak kepala, dia adalah orang yang mengaku ngaku sebagai kerabat dari pasien dan menandatangani surat persetujuan operasi, jika terjadi sesuatu bagaimana?”

Hardi langsung terkejut saat mendengar perkataan ini, tetapi saat melihat sosok seseorang yang tidak mengatakan apapun disebelahnya, dia hanya bisa menelan kembali perkataan yang sudah akan dia katakan.

“Aku harus mengulangi nya berapa kali lagi?” Hardi sudah benar benar marah, perawat itu juga hanya bisa berdiri di sana dengan patuh.

Hardi sudah berdiri di dekat Alvero, kemudian menjelaskan kepadanya mengenai kejadian sebenarnya yang terjadi. Nabila lompat dari lantai tiga, dan di lantai satu ada papan iklan, kebetulan sekali kepalanya terlebih dahulu lah yang terjatuh ke tanah dan membuat keadaannya sampai separah ini.

Jika bukan karena dia berada di rumah sakit, mungkin keadaannya akan sangat tidak bisa diprediksi.

Alvero hanya mendengarkan penjelasan dari Hardi, tidak mengatakan sepatah kata pun, tatapannya terlihat kosong dan hanya menatap ke luar jendela.

Berdasarkan statusnya saat ini, tidak ada yang tidak bisa dia lakukan, tetapi Nabila bahkan tidak mengatakan kesulitan apapun kepadanya.

Tetapi meskipun begitu seharusnya dia tidak memutuskan untuk mengakhiri nyawanya sendiri! Alvero pada awalnya ingin menyelesaikan masalah ini besok juga, tetapi tidak disangka jika dia sudah terlambat, jika dia bisa mengatakan hal ini kepada Nabila lebih awal, apakah mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi?

“Tidak usah mengatakan hal yang tidak berguna kepadaku, katakan saja apa yang bisa kalian lakukan?” Alvero mengatakan itu dengan sangat dingin.

Sebagai dokter, jika belum mencapai kondisi yang sangat fatal, dia tidak bisa mengatakan semua praduga nya kepada wali pasien, tetapi Alvero pada saat ini menginginkan jawaban yang pasti, membuat Hardi kesulitan.

“Tuan, tuan juga mengetahui sendiri jika entah itu peralatan atau kemampuan yang dimiliki oleh rumah sakit ini adalah yang terbaik di seluruh dunia, tetapi jawaban yang akan aku berikan mungkin sedikit tidak melegakan, jika ingin menyelamatkan satu nyawa pasien, mungkin masih ada kemungkinan untuk melakukannya, tetapi jika ingin agar dia bisa kembali pulih seperti orang normal, maka kami tidak bisa menjanjikan akan hal itu.”

Saat mengatakan hal ini, perasaan Hardi itu benar benar tidak karuan, berdasarkan apa yang dia ketahui, Nabila memang baru bekerja di rumah sakit, dan hubungan yang terjalin diantara Alvero dan dirinya masih tergolong baru, tetapi hubungan diantara mereka berdua terjalin dengan sangat cepat.

“Hubungi semua dokter terhebat, aku ingin kalian semua menyelamatkannya dengan melakukan apapun, aku ingin agar dia bisa hidup dengan baik. Jika hal seperti ini saja kalian tidak bisa melakukannya, apa gunanya mempekerjakan kalian semua?”

Setelah mengatakan itu Alvero langsung melangkah kan kaki nya menuju ke ruang inapnya, ini adalah pertama kalinya dia menunjukkan identitas nya sebagai seorang tuan muda, saat mendengar perkataannya ini, Hardi yang terbiasa mendengar Alvero berkata dengan sembarangan tiba tiba reaksinya saat lambat saat mendengar keseriusan dari perkataan Alvero. Dia berdiri ditempatnya cukup lama, kemudian baru kembali ke ruangannya untuk menelepon.

Alvero menatap nomor telepon yang diberikan oleh Mia kepadanya, membuatnya tenggelam dalam pemikiran nya sendiri.

Setelah dia Terdiam cukup lama, waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tetapi saat teringat Nabila yang masih terbaring di atas ranjang, hati Alvero seketika terasa tidak nyaman, setelah ragu untuk beberapa saat dia langsung memutuskan untuk menghubungi nomor itu.

“Paman Yadi, aku Alvero!”

Orang di dalam telepon yang mendengar suara Alvero tiba tiba terdiam, tetapi setelah itu dia mulai bersemangat.

“Masalah ini kita bicarakan lagi detailnya saat kita bertemu, aku memiliki hal yang membutuhkan bantuan paman, tidak tahu apakah aman bersedia membantuku atau tidak.”

Alvero langsung to the poin mengatakan tujuannya, Haro ternyata menggunakan cara seperti ini untuk memaksa Nabila agar bersedia menikah dengan nya, maka dia juga akan menggunakan cara yang sama untuk melakukan perlawanan.

“Aku ingin tanah dari kota tua itu, entah bagaimana caranya aku harus mendapatkannya dari tangan Sun Corporation!”

Saat mengatakan ini Alvero terdengar sangat menggebu gebu, bahkan sampai membuat orang yang bertelepon dengan nya merasa ada yang tidak beres.

“Tuan, apa perlu memberitahukan hal ini kepada nyonya dan yang lainnya?”

Paman Yadi mencoba untuk mencari tahu.

“Ini hanya masalah kecil, tidak perlu memberitahu mereka, semakin cepat dibereskan maka semakin bagus.”

Setelah mengakhiri panggilan telepon itu, Alvero berjalan bolak balik di dalam ruangannya dengan pemikiran tidak karuan, jika itu adalah hari hari sebelumnya, maka Nabila akan masuk ke dalam dan memintanya untuk segera istirahat, tetapi pada saat ini, entah seberapa besar pergerakan yang dia lakukan, Nabila tidak akan mungkin untuk masuk ke dalam ruangannya, begitu memikirkan hal ini dia hanya bisa meringkuk kan tubuhnya di atas sofa.

Pada saat bersamaan, Yadi baru saja selesai melaporkan suatu keadaan kepada seseorang.

“Benar benar tidak tahu diri, bahkan mereka berani menyinggung orang dari Keluarga He, hubungi Yanuar, Katakan kepadanya jika Keluarga He menginginkan tanah di perumahan kota tua itu.”

“Baik, tuan!”

Orang yang berdiri di samping jendela pada saat ini bernama Berwin, Jika dilihat dari parasnya, maka dia terlihat seperti dibuat dari Cetakan yang sama dengan Thanos.

Yang membuat mereka berbeda adalah, Thanos memiliki sifat yang hangat, sedangkan Berwin memberi kesan diam dalam dirinya.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu